Asas Pacta Sunt Servanda Asas Iktikad Baik Goede Trouw

Romelda Proniastria Simamora : Tanggungjawab Para Pihak Dalam Hal Terjadi Kegagalan Bangunan Di Dalam Kontrak Konstruksi, 2008. USU Repository © 2009 memenuhi bentuk yang telah ditetapkan. Asas konsensualisme yang dikenal dalam K.U.H.Perdata adalah berkaitan dengan bentuk perjanjian. “Asas konsensualisme ini tidak berlaku bagi semua jenis kontrak karena asas ini hanya berlaku terhadap konrak konsensual, sedangkan terhadap kontrak formal dan kontrak riil tidak berlaku”. 40 a kontrak perdamaian. Terhadap beberapa jenis kontrak diisyaratkan harus dibuat dalam bentuk tertulis, atau bahkan harus dibuat oleh atau dihadapan pejabat tertentu, sehingga disebut kontrak formal. Ini adalah merupakan perkecualian dari prinsip umum tentang asas konsensual tersebut. Contoh kontrak yang harus dibuat secara tertulis perkecualian dari asas konsensual adalah: b kontrak pertanggungan. c kontrak penghibahan.

3. Asas Pacta Sunt Servanda

“Setiap orang yang membuat kontrak, dia terikat untuk memenuhi kontrak tersebut karena karena kontrak tersebut mengandung janji-janji yang harus dipenuhi dan janji tersebut mengikat para pihak sebagaimana mengikatnya undang-undang”. 41 Asas pacta sun servanda merupakan asas bahwa hakim atau pihak ketiga harus menghormati substansi kontrak yang dibuat oleh para pihak, sebagaimana layaknya sebuah undang-undang. Mereka tidak boleh melakukan intervensi terhadap substansi kontrak yang dibuat oleh para pihak. 40 Ahmadi Miru, Op.Cit., hal. 3. 41 Ibid., hal. 4-5. Romelda Proniastria Simamora : Tanggungjawab Para Pihak Dalam Hal Terjadi Kegagalan Bangunan Di Dalam Kontrak Konstruksi, 2008. USU Repository © 2009 Asas pacta sunt servanda dapat dilihat pada Pasal 1338 ayat 1 K.U.H.Perdata, yang menentukan bahwa semua perjanjian yang dibuat secara sah berlaku sebagai undang-undang bagi mereka yang membuatnya. Asas pacta sunt servanda pada mulanya dikenal dalam hukum gereja. Di dalam hukum gereja itu disebutkan bahwa terjadinya suatu perjanjian apabila ada kesepakatan kedua belah pihak dan dikuatkan dengan sumpah. Ini mengandung makna bahwa setiap perjanjian yang diadakan oleh kedua belah pihak merupakan perbuatan yang sakral dan dikaitkan dengan unsur keagamaan. Namun, dalam perkembangannya asas pacta sunt servanda diberi arti pactum, yang berarti sepakat tidak perlu dikuatkan dengan sumpah dan tindakan formalitas lainnya. Sedangkan nudus pactum sudah cukup dengan sepakat saja. 42

4. Asas Iktikad Baik Goede Trouw

Ketentuan tentang iktikad baik ini diatur dalam Pasal 1338 ayat 3 K.U.H.Perdata yang menyatakan bahwa perjanjian harus dilaksanakan dengan iktikad baik. Asas iktikad merupakan asas yang menyatakan bahwa para pihak, yaitu pihak kreditur dan debitur harus melaksanakan substansi kontrak berdasarkan kepercayaan atau keyakinan yang teguh atau kemauan baik dari para pihak. Asas iktikad baik dibagi menjadi dua macam, yaitu: a. Iktikat baik nisbi, dimana orang memperhatikan sikap dan tingkah laku yang nyata dari subjek. b. Iktikad baik mutlak, penilaiannya terletak pada pada akal sehat dan keadilan, dibuat ukuran yang objektif untuk menilai keadaan penilaian tidak memihak menurut norma-norma yang objektif. Asas iktikad baik sangat penting dalam sebuah perjanjian, sehingga dalam perunding-undingan atau perjanjian antara para pihak, kedua belah pihak akan berhadapan dalam suatu hubungan hukum khusus yang harus dikuasai oleh 42 Salim H.S, Op.Cit., hal. 10. Romelda Proniastria Simamora : Tanggungjawab Para Pihak Dalam Hal Terjadi Kegagalan Bangunan Di Dalam Kontrak Konstruksi, 2008. USU Repository © 2009 iktikad baik dan hubungan khusus ini membawa akibat lebih lanjut bahwa kedua belah pihak tersebut harus bertindak dengan mengingat kepentingan-kepentingan yang wajar dari pihak lain. 43 “Secara umum iktikad baik harus selalu ada pada setiap tahap perjanjian sehingga kepentingan pihak yang satu selalu dapat diperhatikan oleh pihak lainnya”. 44 “Bagi masing-masing calon pihak dalam perjanjian terdapat suatu kewajiban untuk mengadakan penyelidikan dalam batas-batas yang wajar terhadap pihak lawan sebelum menandatangani kontrak atau masing-masing pihak harus menaruh perhatian yang cukup dalam menutup kontrak yang berkaitan dengan iktikad baik”. 45

5. Asas Kepribadian Personalitas