Romelda Proniastria Simamora : Tanggungjawab Para Pihak Dalam Hal Terjadi Kegagalan Bangunan Di Dalam Kontrak Konstruksi, 2008.
USU Repository © 2009
2. Adanya objek, yaitu konstruksi;
3. Adanya dokumen yang mengatur hubungan antara pengguna jasa dan
penyedia jasa.
Didalam Blacklaws Dictionary, contract construction, is:
49
1. adanya kontrak,
Type of contract in which plans and specification for construction are made a part of the contract itself and commonly it secured by performance and
payment bonds to protect both subcontractor and party for whom building is being constructed. Artinya, kontrak konstruksi adalah suatu tipe perjanjian
atau kontrak yang merencanakan dan khusus untuk konstruksi yang dibuat menjadi bagian dari perjanjian itu sendiri. Kontrak konstruksi tersebut pada
umumnya melindungi kedua subkontraktor dan para pihak sebagai pemilik bangunan sebagai dasar dari perjanjian tersebut.
Unsur-unsur kontrak konstruksi yang tercantum dalam definisi di atas adalah:
2. perencanaan,
3. pembangunan, dan
4. melindungi subkontraktor dan pemilik bangunan.
B. Dasar Hukum Kontrak Konstruksi
Adapun peraturan perundang-undangan yang mengatur tentang kontrak kerja konstruksi, adalah sebagai berikut:
1. Undang-Undang Nomor 18 tahun 1999 tentang Jasa Konstruksi.
Undang-undang ini dibuat pada masa reformasi. Adapun latar belakang lahirnya undang-undang ini karena berbagai peraturan perundang-undangan
yang berlaku belum berorientasi pada pengembangan jasa konstruksi yang sesuai dengan karakteristiknya. Hal ini mengakibatkan kurang
berkembangnya iklim usaha yang mendukung peningkatan daya saing secara
49
Ibid., hal. 91.
Romelda Proniastria Simamora : Tanggungjawab Para Pihak Dalam Hal Terjadi Kegagalan Bangunan Di Dalam Kontrak Konstruksi, 2008.
USU Repository © 2009
optimal maupun bagi kepentingan masyarakat. Undang-undang ini ditetapkan pada tanggal 7 Mei 1999. Ketentuannya terdiri atas 12 bab dan 46 pasal.
Adapun hal-hal yang diatur dalam Undang-Undang Nomor 18 Tahun 1999, meliputi:
a. Ketentuan Umum Pasal 1;
b. Asas dan tujuan Pasal 2 sampai dengan Pasal 3;
c. Usaha jasa konstruksi Pasal 4 sampai dengan Pasal 13;
d. Pengikatan pekerjaan konstruksi Pasal 1 sampai dengan Pasal 22;
e. Penyelenggaraan pekerjaan konstruksi Pasal 23 sampai dengan Pasal 24;
f. Kegagalan banngunan Pasal 25 sampai dengan Pasal28;
g. Peran masyarakat Pasal 29 sampai dengan Pasal 34;
h. Pembinaan Pasal 35;
i. Penyelesaian sengketa Pasal 36 sampai dengan Pasal 40;
j. Sanksi Pasal 41 sampai dengan Pasal 43;
k. Ketentuan peralihan Pasal 44 sampai dengan Pasal 46.
2. Peraturan Pemerintah Nomor 28 Tahun 2000 tentang Usaha dan Peran Serta
Jasa Konstruksi. Peraturan Pemerintah ini merupakan penjabaran dari Pasal 4 sampai dengan
Pasal 13 yang berkaitan dengan usaha jasa konstruksi dan Pasal 29 sampai dengan Pasal 34 Undang-Undang Nomor 18 Tahun 1999, yang berkaitang
dengan peran serta masyarakat jasa konstruksi. 3.
Peraturan Pemerintah Nomor 29 Tahun 2000 tentang Penyelenggaraan Jasa Konstruksi.
Romelda Proniastria Simamora : Tanggungjawab Para Pihak Dalam Hal Terjadi Kegagalan Bangunan Di Dalam Kontrak Konstruksi, 2008.
USU Repository © 2009
4. Peraturan Pemerintah Nomor 30 Tahun 2000 tentang Penyelenggaraan
Pembinaan Jasa Konstruksi. 5.
Keputusan Presiden Nomor 18 Tahun 2000 tentang Pedoman Pelaksanaan Pengadaan BarangJasa Instansi Pemerintah.
Sebagai penjabaran lebih lanjut dari Keputusan Presiden Nomor 18 Tahun 2000, maka dikeluarkan Keputusan Bersama antara Menteri Keuangan dan
Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Nasional Nomor: S-42A2000 dan Nomor: S-2262D-2052000 tentang Petunjuk Pelaksanaan Keputusan Presiden
Nomor 18 Tahun 2000 tentang Pedoman Pelaksanaan Pengadaan BarangJasa Instansi Pemerintah.
Asas-asas Hukum Kontrak Konstruksi
Asas-asas hukum dalam penyelenggaraan kontrak konstruksi diatur pada Pasal 2 Undang-Undang Nomor 18 Tahun 1999 tentang Jasa Konstruksi, yakni
disajikan sebagai berikut: 1.
Asas kejujuran dan keadilan Asas kejujuran dan keadilan mengandung pengertian kesadaran akan
fungsinya dalam penyelenggaraan tertib jasa konstruksi serta bertanggung jawab memenuhi berbagai kewajiban guna memeperoleh haknya.
2. Asas manfaat
Asas ini mengandung pengetian bahwa segala kegiatan jasa konstruksi harus dilaksanakan berlandaskan pada prinsip-prinsip profesionalitas dalam
kemampuan dan tanggung jawab, efisiensi, dan efektivitas yang dapat
Romelda Proniastria Simamora : Tanggungjawab Para Pihak Dalam Hal Terjadi Kegagalan Bangunan Di Dalam Kontrak Konstruksi, 2008.
USU Repository © 2009
menjamin terwujudnya nilai tambah yang optimal bagi para pihak dalam penyelenggaraan jasa konstruksi dan bagi kepentingan nasional.
3. Asas keserasian
Asas ini mengandung pengertian harmoni dalam interaksi antara pengguna jasa dan penyedia jasa dalam penyelenggaraan pekerjaan konstruksi yang
berwawasan lingkungan untuk menghasilkan produk yang berkualitas dan bermanfaat tinggi.
4. Asas keseimbangan
Asas ini mengandung pengertian bahwa penyelenggaraan pekerjaan konstruksi harus berlandaskan pada prinsip yang menjamin terwujudnya
keseimbangan antara kemampuan penyedia jasa dan beban kerja lainnya. Pengguna jasa dalam menetapkan penyedia jasa wajib mematuhi asas ini,
untuk menjamin terpilihnya penyedia jasa yang paling sesuai. Di sisi lain dapat memberikan peluang pemerataan yang proporsional dalam kesempatan
kerja pada penyedia jasa. 5.
Asas kemandirian Asas ini mengandung pengertian tumbuh dan berkembangnya daya saing
jasa konstruksi nasional. 6.
Asas keterbukaan Asas ini mengandung pengertian ketersediaaan informasi yang dapat diakses
sehingga memberikan peluang bagi para pihak untuk terwujudnya transparansi dalam penyelenggaraan pekerjaan konstruksi. Hal ini
Romelda Proniastria Simamora : Tanggungjawab Para Pihak Dalam Hal Terjadi Kegagalan Bangunan Di Dalam Kontrak Konstruksi, 2008.
USU Repository © 2009
memungkinkan para pihak dapat melaksanakan kewajiban secara optimal dan kepastian memperoleh haknya serta memungkinkan adanya koreksi sehingga
dapat dihindari adanya berbagai kekurangan dan penyimpangan. 7.
Asas kemitraan Asas ini mengandung pengertian hubungan kerja para pihak yang harmonis,
terbuka, bersifat timbal balik, dan sinergis.
8. Asas keamanan dan keselamatan
Asas ini mengandung pengertian terpenuhinya tertib penyelenggaraan jasa konstruksi, keamanan lingkungan, dan keselamatan kerja, serta pemanfaatan
hasil pekerjaan konstruksi dengan tetap memperhatikan kepentingan umum. Pelaksanaan jasa konstruksi didasarkan pada kontrak konstruksi, yang dibuat
antara pengguna jasa dan penyedia jasa. Oleh sebab itu di dalam pelaksanaan kontrak konstruksi harus didasarkan pada asas-asas tersebut di atas. Asas-asas ini
harus dilaksanakaan oleh pengguna jasa dan penyedia jasa dengan iktikad baik. Apabila asas-asas tersebut tidak dilaksanakan, berimplikasi terhadap rendahnya
kualitas jasa konstruksi yang dilaksanakan oleh penyedia jasa sehingga rendah kualitasnya.
C. Jenis-Jenis Kontrak Konstruksi