Faktor dan Penilaian Terjadinya Kegagalan Bangunan di Dalam

Romelda Proniastria Simamora : Tanggungjawab Para Pihak Dalam Hal Terjadi Kegagalan Bangunan Di Dalam Kontrak Konstruksi, 2008. USU Repository © 2009 pekerjaan konstruksi Pasal 34 Peraturan Pemerintah Nomor 29 Tahun 2000 tentang Penyelenggaraan Jasa Konstruksi.

A. Faktor dan Penilaian Terjadinya Kegagalan Bangunan di Dalam

Kontrak Konstruksi “Kegagalan bangunan dari segi tanggung jawab dapat dikenakan kepada institusi maupun orang perseorangan, yang melibatkan ketiga unsur yang terkait, yaitu: 1 Perencana, 2 Pengawas, 3 Pelaksana”. 80

a. Kegagalan Perencana

Jika disebabkan karena kesalahan pengguna jasabangunan dalam pengelolaan dan menyebabkan kerugian pihak lain, maka pengguna jasabangunan wajib bertanggung jawab dan dikenai ganti rugi. Faktor penyebab kegagalan perencana umumnya disebabkan oleh: 1. terjadinya penyimpangan dari prosedur baku, manual, atau peraturan yang berlaku; 2. terjadinya kesalahan dalam penulisan spesifikasi teknik; 3. kesalahan atau kurang profesionalnya perencana dalam menafsirkan data perencanaan dan dalam menghitung kekuatan rencana suatu komponen konstruksi; 80 http:www.google.combuletin.htm. Penyebab dan indikator Kegagalan Bangunan Jalan dan jembatan. Oleh : Ir. Sjofva Rosiansjah, MM. Diakses pada tanggal 24 Agustus 2007, pukul 19.00 WIB. Romelda Proniastria Simamora : Tanggungjawab Para Pihak Dalam Hal Terjadi Kegagalan Bangunan Di Dalam Kontrak Konstruksi, 2008. USU Repository © 2009 4. perencanaan dilakukan tanpa dukungan data penunjang perencanaan yang cukup dan akurat; 5. terjadi kesalahan dalam pengambilan asumsi besaran rencana misalnya beban rencana dalam perencanaan; 6. terjadi kesalahan perhitungan arithmatik; 7. kesalahan gambar rencana.

b. Kegagalan Pengawas

Faktor penyebab kegagalan pengawas umumnya disebabkan oleh: 1. tidak melakukan prosedur pengawasan yang benar; 2. menyetujui proposal tahapan pembangunan yang tidak sesuai dengan spesifikasi; 3. menyetujui proposal tahapan pembangunan yang tidak didukung oleh metode konstruksi yang benar; 4. menyetujui gambar rencana kerja yang tidak didukung oleh perhitungan teknis.

c. Kegagalan Pelaksana

Faktor penyebab kegagalan pelaksana umumnya disebabkan oleh: 1. tidak mengikuti spesifikasi sesuai kontrak; 2. salah mengartikan spesifikasi; 3. tidak melaksanakan pengujian mutu dengan benar; 4. salah membuat metode kerja; 5. salah menbuat gambar kerja; 6. pemalsuan data profesi; Romelda Proniastria Simamora : Tanggungjawab Para Pihak Dalam Hal Terjadi Kegagalan Bangunan Di Dalam Kontrak Konstruksi, 2008. USU Repository © 2009 7. merekomendasikan penggunaan peralatan yang salah.

d. Kegagalan Pengguna JasaBangunan

Faktor penyebab kegagalan pengguna jasabangunan umumnya disebabkan oleh: 1. penggunaan bangunan yang melebihi kapasitas rencana; 2. penggunaan bangunan di luar dari peruntukan rencana; 3. penggunaan bangunan yang tidak didukung dengan program pemeliharaan yang sudah ditetapkan; 4. penggunaan bangunan yang sudah habis umur rencananya. Untuk mendapatkan faktor penyebab kegagalan konstruksi tidak mudah. Kadangkala sumber dari kegagalan itu sendiri merupakan akumulasi dari berbagai faktor.Ofyer, 2002, Pada studi lain Pranoto 1997 menyatakan secara umum, sumber kegagalan konstruksi seringkali dipengaruhi oleh faktor alam dan perilaku manusia. Faktor alam dicontohkan sebagai kegagalan yang terjadi akibat perubahan dinamik dari alam, seperti letusan gunung berapi, banjir, gelombang laut dan gempa bumi. Indonesia sendiri merupakan kawasan yang dilalui oleh salah satu jaringan gempa circum Pacific. Perilaku manusia juga berperan signifikan. Vicknasyon 2003 mengemukakan, 80 dari total kegagalan konstruksi dimungkinkan penyebabnya faktor manusia. Riset yang dilakukan Ofyer 2002 menyatakan hal seperti itu di Romelda Proniastria Simamora : Tanggungjawab Para Pihak Dalam Hal Terjadi Kegagalan Bangunan Di Dalam Kontrak Konstruksi, 2008. USU Repository © 2009 Amerika disebabkan oleh faktor konstruksi 54, desain 17, perawatan 15, material 12 dan hal yang tak terduga 2. “Rekomendasi teknik yang baik merupakan hasil dari penelitian yang akurat. Selanjutnya, rekomendasi teknik yang baik akan mengarah kepada perencanaan struktur yang akurat dan aman. Sebaliknya, bila penelitian lapangan dilakukan dengan tidak mematuhi standar operasional prosedur, akan menghasilkan rekomendasi dengan kualitas semu”. 81 Format tolok ukur kegagalan bangunan disusun berdasarkan tahapan kegiatan life cycle sebagaimana umumnya dilakukan, yaitu diawali dengan Perencanaan, Sifat Bahan Bangunan, Pengujian Bahan dan BangunanKonstruksi, Pelaksanaan dan Pengawasan dan Pemeliharaan Bangunan. Walaupun demikian life cycle dari suatu profesi dapat saja berbeda atau lebih spesifik. Implikasi negatif terhadap politik, sosial dan teknis dari suatu bangunan merupakan kegagalan bangunan. Kerusakan lingkungan dari suatu pabrik penambangan misalnya, termasuk kegagalan bangunan. Bukan hanya saat pelaksanaan konstruksi, kesalahan desain memberikan kontribusi terhadap kegagalan bangunan. Bangunan yang berdampak negatif terhadap lingkungan sekitarnya bisa karena kesalahan dalam konsep desain, meskipun pelaksanaannya benar, juga termasuk dalam kegagalan bangunan. Format Tolok Ukur Kegagalan Bangunan. 81 http:www.suaramerdeka.comharian060126opi4.htm. Kecelakaan dan Kegagalan Konstruksi. Oleh : M. A. Wibowo. Diakses pada tanggal 9 Februari 2008, pukul 14.35 WIB. Romelda Proniastria Simamora : Tanggungjawab Para Pihak Dalam Hal Terjadi Kegagalan Bangunan Di Dalam Kontrak Konstruksi, 2008. USU Repository © 2009 “Dalam menetapkan rambu-rambu tersebut harus didasarkan pada Peraturan Nasional dan Peraturan Daerah yang kemudian dapat diikuti oleh Ketentuan Standar lain yang dapat bersumber dari berbagai standar yang layak yang tidak tercantum dalam Peraturan Nasional maupun Peraturan”. 82 Tugas Penilai Ahli antara lain: Yang melakukan penilaian terhadap kegagalan bangunan adalah satu atau lebih penilai ahli yang profesional dan kompoten dalam bidangnya, bersifat independen, dan mampu memberikan penilaian secara objektif. Penilai dibentuk dalam waktu paling lambat 1 satu bulan sejak diterimanya laporan mengenai terjadinya kegagalan bangunan, yang dipilih dan disepakati bersama oleh penyedia jasa dan pengguna jasa. Sedangkan peran pemerintah adalah untuk mengambil tindakan tertentu apabila kegagalan bangunan mengakibatkan kerugian dan atau menimbulkan gangguan pada keselamatan umum. Termasuk dalam hal ini, yaitu memberikan pendapat dalam penunjukan, proses penilaian dan hasil kerja penilai ahli yang dibentuk dan disepakati oleh para pihak. Syarat menjadi Penilai Ahli harus memiliki sertifikat keahlian dan terdaftar pada lembaga. 83 1. menetapkan sebab-sebab terjadinya kegagalan bangunan; 2. menetapkan tidak berfungsinya sebagian atau keseluruhan bangunan; 3. menetapkan pihak yang bertanggung jawab atas kegagalan bangunan serta tingkat dan sifat kesalahan yang dilakukan; 82 http:sipil-uph.tripod.comsteffie_tumilar.pdf. Latar Belakang dan Kriteria dalam Menentukan “Tolok Ukur” Kegagalan Bangunan. Steffie Tumilar – HAKI, Jakarta, Mei 2006. Diakses pada tanggal 9 Februari 2008, pukul 14.35 WIB. 83 Salim H.S, Perkembangan Hukum Kontrak Innominaat di Indonesia, Op.Cit., hal. 125. Romelda Proniastria Simamora : Tanggungjawab Para Pihak Dalam Hal Terjadi Kegagalan Bangunan Di Dalam Kontrak Konstruksi, 2008.