Romelda Proniastria Simamora : Tanggungjawab Para Pihak Dalam Hal Terjadi Kegagalan Bangunan Di Dalam Kontrak Konstruksi, 2008.
USU Repository © 2009
F. Metode Pengumpulan Data
Dalam penulisan skripsi ini, penulis menggunakan 2 dua cara atau metode pengumpulan data yang berkaitan dengan materi pokok dalam skripsi ini, metode
pengumpulan data yang dimaksud adalah : 1. Penelitian Kepustakaan Library Research
Yaitu penelitian dengan mengumpulkan data sekunder yang diperoleh dari:
a. Bahan Hukum Primer ; yaitu semua dokumen peraturan yang mengikat
dan ditetapkan oleh pihak-pihak yang berwenang, yakni berupa Undang-undang, Peraturan Pemerintah, dan lain-lain.
b. Bahan Hukum Sekunder ; yaitu semua dokumen yang merupakan
informasi atau merupakan hasil kajian dari berbagai media, seperti koran, majalah, artikel-artikel yang dimuat di berbagai website di
internet. 2. Metode Pendekatan
Metode yang digunakan dalam penulisan ini adalah pendekatan yuridis normatif, yaitu pendekatan yang menggunakan peraturan perundang-
undangan sebagai dasar pemecahan dan penyelesaian permasalahan yang dikemukakan.
G. Sistematika Penulisan
Romelda Proniastria Simamora : Tanggungjawab Para Pihak Dalam Hal Terjadi Kegagalan Bangunan Di Dalam Kontrak Konstruksi, 2008.
USU Repository © 2009
Sistematika penulisan ini dibagi dalam beberapa bab, dan di dalam bab terdiri atas unit-unit bab demi bab. Adapun gambaran isi penulisan ini sebagai berikut :
Bab I : Pendahuluan Bab ini merupakan suatu pengantar untuk penulisan pada bab-bab
berikutnya dalam pembahasan yang terdiri dari : Latar Belakang, Perumusan Masalah, Tujuan dan Manfaat Penulisan, Keaslian
Penulisan, Tinjauan Kepustakaan, Metode Pengumpulan Data, dan Sistematika Penulisan
Bab II : Tinjauan Umum tentang Kontrak
Bab ini menguraikan secara umum mengenai kontrak yang terdiri atas: Istilah dan Pengertian Kontrak, Syarat-syarat Sahnya Kontrak, dan
Asas Hukum Kontrak. Bab III : Hal Umum Mengenai Kontrak Konstruksi
Bab ini menguraikan sekilas tentang kontrak konstruksi secara umum yang terdiri atas : Pengertian Kontrak Konstruksi, Dasar Hukum
Kontrak Konstruksi, Jenis-Jenis Kontrak Konstruksi, Para Pihak dan Objek dalam Kontrak Kontruksi, dan Pola Penyelesaian Sengketa
Kontrak Konstruksi Bab IV : Tanggungjawab Para Pihak Terhadap Terjadinya Kegagalan
Bangunan didalam Kontrak Konstruksi Dalam bab ini akan dibahas, dikaji, dan dianalisis yang merupakan inti
dari penulisan ini, yang mengupas tentang, Faktor dan Penilaian terjadinya Kegagalan Bangunan di dalam Kontrak Konstruksi,
Romelda Proniastria Simamora : Tanggungjawab Para Pihak Dalam Hal Terjadi Kegagalan Bangunan Di Dalam Kontrak Konstruksi, 2008.
USU Repository © 2009
Tanggungjawab Para Pihak Dalam Hal Terjadi Kegagalan Bangunan di dalam Kontrak Konstruksi, dan Sanksi yang Dikenakan Kepada
Para Pihak atas Terjadinya Kegagalan Bangunan. Bab V :
Kesimpulan dan Saran Bab ini merupakan penutup, yang merupakan pokok-pokok
kesimpulan dari semua permasalahan dan pembahasan yang dituang dalam penulisan ini, serta saran-saran yang dikemukakan, dan semoga
bermanfaat bagi semua, khususnya dalam hal kontrak konstruksi.
Romelda Proniastria Simamora : Tanggungjawab Para Pihak Dalam Hal Terjadi Kegagalan Bangunan Di Dalam Kontrak Konstruksi, 2008.
USU Repository © 2009
BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG KONTRAK
A. Istilah dan Pengertian Kontrak
Istilah kontrak berasal dari bahasa Inggris, yakni contracts, dan dalam bahasa Belanda, disebut dengan overeenscomst perjanjian. Hukum perjanjian diatur
dalam buku III K.U.H. Perdata BW, sebagai bagian dari BW yang terdiri dari IV Buku, yakni :
1. Buku I mengenai Hukum Perorangan Personenrecht; 2. Buku II memuat ketentuan Hukum Kebendaan Zakenrecht;
3. Buku III mengenai Hukum Perikatan Verbintenissenrecht; 4. Buku IV mengatur tentang Pembuktian dan Daluarsa Bewijs en
Verjaring. Hukum kontrak merupakan bagian dari hukum perikatan. Bahkan sebagian
ahli hukum menempatkan sebagai bagian dari hukum perjanjian karena kontrak sendiri ditempatkan sebagai perjanjian tertulis.
Pembagian antara hukum kontrak dengan hukum perjanjian tidak dikenal dalam BW karena dalam BW hanya dikenal perikatan yang lahir dari perjanjian
dan yang lahir dari undang-undang atau secara lengkap bahwa Perikatan bersumber dari perjanjian dan undang-undang, perikatan yang bersumber dari
undang-undang dibagi dua, yaitu dari undang-undang saja dan dari undang- undang karena perbuatan manusia. Selanjutnya, perikatan yang lahir dari undang-
undang karena perbuatan manusia dapat dibagi dua, yaitu perbuatan yang sesuai hukum dan perbuatan yang melanggar hukum.
4
4
Ahmadi Miru, Hukum Kontrak Perancangan Kontrak, Jakarta: RajaGrafindo Persada, 2007, hal. 1-2.