Asas Kepribadian Personalitas Asas Obligator dari Suatu Kontrak

Romelda Proniastria Simamora : Tanggungjawab Para Pihak Dalam Hal Terjadi Kegagalan Bangunan Di Dalam Kontrak Konstruksi, 2008. USU Repository © 2009 iktikad baik dan hubungan khusus ini membawa akibat lebih lanjut bahwa kedua belah pihak tersebut harus bertindak dengan mengingat kepentingan-kepentingan yang wajar dari pihak lain. 43 “Secara umum iktikad baik harus selalu ada pada setiap tahap perjanjian sehingga kepentingan pihak yang satu selalu dapat diperhatikan oleh pihak lainnya”. 44 “Bagi masing-masing calon pihak dalam perjanjian terdapat suatu kewajiban untuk mengadakan penyelidikan dalam batas-batas yang wajar terhadap pihak lawan sebelum menandatangani kontrak atau masing-masing pihak harus menaruh perhatian yang cukup dalam menutup kontrak yang berkaitan dengan iktikad baik”. 45

5. Asas Kepribadian Personalitas

Asas kepribadian merupakan suatu asas yang menentukan bahwa seseorang yang akan melakukan dan atau membuat kontrak hanya untuk kepentingan perseorangan saja. Hal ini dapat dilihat dalam Pasal 1315 K.U.H.Perdata yang menyatakan bahwa seseorang yang mengadakan perjanjian hanya untuk kepentingan dirinya sendiri, dan dalam Pasal 1340 K.U.H.Perdata yang menyatakan bahwa perjanjian yang dibuat oleh para pihak hanya berlaku bagi mereka yang membuatnya. Akan tetapi, ketentuan tersebut memiliki pengecualiannya, sebagaimana dalam Pasal 1317 K.U.H.Perdata, yang berbunyi: “Dapat pula perjanjian diadakan untuk kepentingan pihak ketiga, bila suatu perjanjian yang dibuat untuk diri sendiri, atau suatu pemberian kepada orang lain, 43 Ahmadi Miru, Loc.Cit., hal. 4. 44 Ibid., hal. 7. 45 Ibid., hal. 5. Romelda Proniastria Simamora : Tanggungjawab Para Pihak Dalam Hal Terjadi Kegagalan Bangunan Di Dalam Kontrak Konstruksi, 2008. USU Repository © 2009 mengandung suatu syarat semacam itu.” Pasal ini menyatakan bahwa seseorang dapat mengadakan perjanjian untuk kepentingan pihak ketiga dengan suatu syarat yang ditentukan. Sedangkan dalam Pasal 1318 K.U.H.Perdata, tidak hanya mengatur perjanjian untuk dirinya sendiri, akan tetapi juga untuk kepentingan ahli warisnya dan untuk orang-orang yang memperoleh hak dari padanya. Pasal 1317 K.U.H.Perdata mengatur tentang pengecualiaannya, sedangkan Pasal 1318 K.U.H.Perdata mengenai ruang lingkupnya yang luas. “Di dalam setiap kontrak yang dibuat oleh para pihak, sudah pasti harus dicantumkan identitas dari subjek hukum, yang meliputi nama, umur, tempat domisili, dan kewarganegaraannya”. 46

6. Asas Obligator dari Suatu Kontrak

Kewarganegaraan berhubungan erat dengan apakah yang bersangkutan dapat melakukan perbuatan hukum tertentu, seperti jual beli tanah hak milik. Orang asing tidak dapat memiliki tanah hak milik. Hal ini disebabkan karena mereka mempunyai modal yang besar untuk dapat membeli seluruh tanah yang dimiliki masyarakat kita. WNA hanya diberikan untuk mendapatkan Hak Guna Bangunan HGB, Hak Guna Usaha HGU, dan hak pakai, karena hak-hak ini sifatnya sementara. Berdasarkan hukum kontrak yang menyatakan bahwa suatu kontrak bersifat obligator. Maksudnya adalah setelah sahnya suatu kontrak, maka kontrak tersebut sudah mengikat, tetapi baru sebatas menimbulkan hak dan kewajiban di antara para pihak. Akan tetapi pada taraf tersebut hak milik belum berpindah ke pihak 46 Salim H.S, Op.Cit., hal. 13. Romelda Proniastria Simamora : Tanggungjawab Para Pihak Dalam Hal Terjadi Kegagalan Bangunan Di Dalam Kontrak Konstruksi, 2008. USU Repository © 2009 lain. “Untuk dapat memindahkan hak milik, diperlukan kontrak lain yang disebut dengan kontrak kebendaan zakelijke overeenkomst. Perjanjian kebendaan inilah yang sering disebut dengan “penyerahan” levering”. 47

A. Pengertian Kontrak Konstruksi