Perumusan Masalah Keaslian Penulisan Tinjauan Kepustakaan

Romelda Proniastria Simamora : Tanggungjawab Para Pihak Dalam Hal Terjadi Kegagalan Bangunan Di Dalam Kontrak Konstruksi, 2008. USU Repository © 2009 pemerintah terlihat tidak begitu cukup serius dalam menyikapi peristiwa tersebut. Hal ini terlihat dari jarangnya pelaku dalam proses kegagalan bangunan tersebut dimintai pertanggung jawabannya melalui proses hukum, atau sanksi yang setimpal dengan hasil kerjanya. Proses perizinan dan tender sering tidak professional, begitu juga terhadap peraturan-peraturan yang terkadang tidak kompatibel dengan peraturan laiinya kerena dibuat sendiri-sendiri. Sistem perencanaan, pengawasaan serta pelaksanaan di dalam suatu kontrak konstruksi harus mengikuti prosedur teknis konstruksi secara benar, terutama kesadaran dari masing-masing pihak dalam melaksanakan suatu pembangunan guna tercapainya tujuan dari pelaksanaan kontrak konstruksi tersebut baik bagi masyarakat, bangsa maupun negara.

B. Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah penulis uraikan sebelumnya maka perumusan masalah dalam penulisan ini adalah : 1. Bagaimana pertanggungjawaban para pihak di dalam kontrak konstruksi terhadap terjadinya kegagalan bangunan berdasarkan Undang-undang Nomor 18 Tahun 1999 tentang Jasa Konstruksi? 2. Bagaimana sanksi yang dikenakan kepada para pihak dalam hal terjadinya kegagalan bangunan? Romelda Proniastria Simamora : Tanggungjawab Para Pihak Dalam Hal Terjadi Kegagalan Bangunan Di Dalam Kontrak Konstruksi, 2008. USU Repository © 2009

C. Tujuan dan Manfaat Penulisan 1. Tujuan penulisan

Adapun yang menjadi tujuan dari penulisan ini adalah : 1. Untuk mengetahui bagaimana pertanggung jawaban para pihak dalam hal terjadi kegagalan bangunan di dalam kontrak konstruksi. 2. Untuk mengetahui sanksi yang dikenakan kepada para pihak akibat terjadinya kegagalan bangunan di dalam kontrak konstruksi.

2. Manfaat Penulisan

Sedangkan manfaat yang diharapkan dari penulisan ini adalah : 1. Secara Teoritis Penulis berharap karya tulis ilmiah berbentuk skripsi ini, bermanfaat bagi kalangan akedemis pada khususnya, dan masyarakat pada umum yang membutuhkan informasi mengenai bagaimana pertanggungjawaban serta sanksi terhadap para pihak terhadap terjadinya kegagalan bangunan di dalam kontrak konstruksi. 2. Secara Praktis Skripsi ini juga diharapkan dapat memberikan gambaran bagi penegak hukum dalam menyelesaikan permasalahan mengenai pertanggungjawaban para pihak di dalam kontrak konstruksi terhadap terjadinya kegagalan bangunan, serta dapat memberikan pertimbangan bagi pihak-pihak yang terkait di dalam pelaksanaan kontrak konstruksi. Romelda Proniastria Simamora : Tanggungjawab Para Pihak Dalam Hal Terjadi Kegagalan Bangunan Di Dalam Kontrak Konstruksi, 2008. USU Repository © 2009

D. Keaslian Penulisan

Penulisan skripsi mengenai kontrak di dalam hukum perdata memang telah ada diangkat dan dibahas, namun penulisan mengenai tanggungjawab para pihak dalam hal terjadi kegagalan bangunan di dalam kontrak konstruksi menurut Undang-undang Nomor 18 Tahun 1999 tentang Jasa konstruksi belum pernah ditulis sebagai skripsi, dengan demikian penulisan skripsi ini tidak sama dengan penulisan skripsi lainnya, sehingga penulisan skripsi ini masih asli serta dapat dipertanggungjawabkan baik secara moral maupun akademik.

E. Tinjauan Kepustakaan

Buku III KUH Perdata menganut sistem terbuka open system, artinya para pihak bebas untuk mengadakan kontrak dengan siapapun, menentukan syarat- syaratnya, pelaksanaannya, dan bentuk kontrak, baik berbentuk lisan maupun tertulis. Di samping itu, diperkenankan untuk membuat kontrak, baik yang telah dikenal dalam K.U.H.Perdata maupun di luar K.U.H.Perdata. Pada prinsipnya, kontrak dari aspek namanya dapat digolongkan menjadi 2 dua macam, yaitu : 1. Kontrak nominaat, dan 2. Kontrak innominaat. Menurut Salim H.S yang dimaksud kontrak nominaat merupakan kontrak- kontrak atau perjanjian yang dikenal dalam K.U.H.Perdata, seperti jual beli, tukar- menukar, sewa-menyewa, persekutuan perdata, hibah, penitipan barang, pinjam pakai, pinjam-meminjam, pemberian kuasa, penanggungan utang, perjanjian untung-untungan, dan perdamaian. Kontrak innominaat merupakan kontrak- kontrak yang timbul, tumbuh, dan berkembang di dalam praktik dan belum dikenal pada saat K.U.H.Perdata diundangkan, seperti kontrak production sharing, joint venture, kontrak karya, beli sewa, leasing, franchise, dan lain-lain. Romelda Proniastria Simamora : Tanggungjawab Para Pihak Dalam Hal Terjadi Kegagalan Bangunan Di Dalam Kontrak Konstruksi, 2008. USU Repository © 2009 Timbulnya kontrak ini karena adanya asas kebebasan berkontrak sebagaimana yang tercantum dalam Pasal 1338 ayat 1 KUH Perdata. 2 Menurut Bachsan Mustafa, yang dimaksud dengan tanggung jawab adalah beban yang harus ditanggung atau dipikul oleh seseorang atau lebih atas perbuatan yang telah dilakukan atau atas keputusannya yang telah dikeluarkan. Salah satu dari Kontrak innominaat yang pengaturannya diatur di luar K.U.H Perdata dan yang telah berkembang pada saat ini adalah Kontrak Konstruksi. Kontrak konstruksi pada umumnya berisi tentang : Pengertian Kontrak Konstruksi, Dasar Hukum Kontrak Konstruksi, Jenis-jenis Kontrak Konstruksi, Para Pihak dan Objek dalam Kontrak Konstruksi, Hak dan Kewajiban Para Pihak, Pola Penyelesaian Sengketa kontrak Konstruksi, masalah-masalah yang timbul dalam Kontrak Konstruksi, yang salah satunya adalah terjadinya Kegagalan Bangunan di dalam Kontrak Konstruksi, Bagaimana Pertanggungjawaban Para Pihak atas Kegagalan Bangunan tersebut. 3 2 Salim H.S, Perkembangan Hukum Kontrak Innominaat di Indonesia, Jakarta: Sinar Grafika, 2003, hal. 1. 3 Bachan Mustafa, Sistem Hukum Indonesia Terpadu, Bandung : Citra Aditya Bakti, 2003, hal. 42. Tanggungjawab para pihak dalam hal terjadi kegagalan bangunan secara umum berisi tentang : Faktor dan Penilaian terjadinya Kegagalan Bangunan di dalam Kontrak Konstruksi, Tanggungjawab Para Pihak Dalam Hal Terjadi Kegagalan Bangunan di dalam Kontrak Konstruksi, dan Sanksi yang Dikenakan Kepada Para Pihak atas Terjadinya Kegagalan Bangunan. Yang dimaksud dengan sanksi adalah reaksi dari pemerintah atau masyarakat terhadap sesuatu perbuatan yang melanggar kaidah. Romelda Proniastria Simamora : Tanggungjawab Para Pihak Dalam Hal Terjadi Kegagalan Bangunan Di Dalam Kontrak Konstruksi, 2008. USU Repository © 2009

F. Metode Pengumpulan Data