Penggunaan Kata Bermakna Denotasi dan Konotasi Penggunaan Kata Umum dan Khusus

- Semua warga kota diungsikan. - Seluruh warga kota diungsikan. Sedangkan kata yang tidak dapat digantikan satu sama lain adalah kata melihat, melirik, menonton, meninjau, dan mengintip. Kata melihat memiliki makna umum; kata melirik memiliki makna melihat dengan sudut mata; kata menonton memiliki makna melihat untuk kesenangan; kata meninjau memiliki makna melihat dari tempat jauh; dan kata mengintip memiliki makna melihat dari atau melalui celah sempit. Contoh dalam kalimat: - Ia mengintip bioskop. salah - Ia menonton bioskop. benar Sinonim dipergunakan untuk mengalih-alihkan pemakaian kata pada tempat tertsntu sehingga kalimat itu tidak membosankan. Dalam pemakaiannya bentuk-bentuk kata yang bersinonim akan menghidupkan bahasa seseorang dan mengkongkretkan bahasa seseorang sehingga kejelasan komunikasi lewat bahasa itu akan terwujud. Dalam hal ini pemakai bahasa dapat memilih bentuk mana yang paling tepat untuk dipergunakannya, sesuai dengan kebutuhan dan situasi yang dihadapinya. 49

b. Penggunaan Kata Bermakna Denotasi dan Konotasi

Makna denotasi dan konotasi dibedakan berdasarkan ada tidaknya nilai rasa dalam sebuah kata. Kata denotasi tidak bernilai rasa, sedangkan kata konotasi memiliki nilai rasa. Makna denotasi sering disebut makna konseptual, makna sebenarnya, makna lugas, makna polos, makna sesungguhnya sesuai dengan faktanya. Sedangkan konotasi itu bukanlah makna yang sebenarnya, melainkan makna 49 E. Zaenal Arifin dan S. Amran Tasai, Cermat Berbahasa Indonesia untuk Perguruan Tinggi Jakarta: Akademika Pressindo, 2006, cet. ke-8, h. 33. kiasan. 50 Contoh kata kurus bermakna denotasi ‘keadaan tubuh seseorang yang lebih kecil dari ukuran yang normal’. Konotasi terbagi dua, yakni konotasi positif dan konotasi negatif. Konotasi positif adalah makna tambahan dari makna kata sebenarnya yang bernilai rasa tinggi, baik, sopan, santun, sakral, dan sejenisnya. Sementara itu, makna konotasi negatif adalah makna tambahan dari makna kata sebenarnya yang bernilai rasa rendah, kotor, jelek, dan sejenisnya. 51 Contoh, kata ramping memiliki konotasi positif, nilai rasa yang mengenakkan. Sebaliknya, kata kerempeng memiliki konotasi negatif, nilai rasa yang tidak mengenakkan.

c. Penggunaan Kata Umum dan Khusus

Kata umum adalah sebuah kata yang mengacu kepada suatu hal atau kelompok yang luas bidang lingkupnya. 52 Kata khusus hiponim ialah bentuk istilah yang maknanya terangkum oleh bentuk kata umum superordinatnya. 53 Pada umumnya, untuk mencapai ketepatan pengertian, lebih baik memilih kata khusus daripada kata umum, karena kata khusus memperlihatkan pertalian yang khusus atau kepada obyek yang khusus, maka kesesuaian akan lebih cepat diperoleh antara pembaca dan penulis. Misalnya, jika seorang mengatakan, “Si Cathy, kucing Rani, mencakar adik saya,” maka, kata si Cathy tidak akan menimbulkan salah interpretasi antara pembicara dan pendengar atau penulis dan pembaca. Karena, si Cathy mengacu kepada obyek yang khusus, yaitu kucing Rani yang bernama si Cathy. 50 Rahardi, h. 105. 51 Chaer, Linguistik Umum, h. 292. 52 Keraf, h. 90. 53 Mahmudah Fitriyah dan Ramlan A. Gani, Pembinaan Bahasa Indonesia Jakarta: UIN Jakarta Press, 2007, cet. ke-1, h. 83.

d. Penggunaan Kata Abstrak dan Konkret