Kelahiran Masa Kecil Kesesuaian Pilihan Kata a. Persoalan Kesesuaian Pilihan Kata

Risalah Qusyairiyyah juga ditujukan kepada ahli tasawuf untuk menjelaskan kepada mereka mengenai hakikat tarikat ini, berbagai hal yang disimpangkan dan disesatkan, sehingga mereka bisa berpijak pada jalan yang benar. Risalah Qusyairiyyah: Induk Ilmu Tasawuf, karya monumental ulama besar, Abul Qasim al-Qusyairy al-Naisabury ini, merupakan buku utama yang menjadi rujukan jutaan kaum sufi selama kurang lebih seribu tahun, sejak dunia tasawuf muncul pada pertengahan kedua hijriah sampai pada periode sang pengarang. Di samping kajiannya yang sistematik, buku ini dilengkapi pengalaman-pengalaman kaum sufi yang sarat dengan muatan spiritual dan buku ini juga memberikan wawasan yang sempurna mengenai tasawuf. Seputar tentang Risalah Qusyairiyyah di atas disarikan dari buku terjemahan Risalah Qusyairiyyah.

B. Biografi Singkat dan Sejumlah Karya Penulis 1. Biografi Singkat Penulis

a. Kelahiran

Imam Al-Qusyairy al-Naisabury, tokoh sufi yang hidup pada abad kelima hijriah. Tepatnya pada masa pemerintahan Bani Saljuk. Nama lengkapnya adalah Abdul Karim al-Qusyairy, nasabnya Abdul Karim ibn Hawazin ibn Abdul Malik ibn Thalhah ibn Muhammad. Ia lahir di Astawa pada Bulan Rabiul Awal tahun 376 H atau 986 M.

b. Masa Kecil

Sedikit sekali informasi yang menerangkan masa kecilnya. Namun yang jelas, dia lahir sebagai yatim. Bapaknya meninggal dunia saat usianya masih kecil. Sepeninggal bapaknya, tanggungjawab pendidikan diserahkan pada Abu al-Qosim al-Yamany. Ketika beranjak dewasa, al-Qusyairy melangkahkan kaki meninggalkan tanah kelahiran menuju Naisabur, yang saat itu menjadi Ibukota Khurasan. Pada awalnya, kepergiannya ke Naisabur untuk mempelajari matematika. Hal ini dilakukan karena al-Qusyairy merasa terpanggil menyaksikan penderitaan masyarakatnya, yang dibebani biaya pajak tinggi oleh penguasa saat itu. Dengan mempelajari Matematika, ia berharap, dapat menjadi petugas penarik pajak dan meringankan kesulitan masyarakat saat itu. 61 Naisabur ketika itu merupakan ibu kota Khurasan. Seperti sebelumnya, kota ini merupakan pusat para ulama dan memberikan peluang besar berbagai disiplin ilmu. Syeikh al-Qusyairy sampai di Naisabur, dan di sanalah beliau mengenal Syeikh Abu Ali al-Hasan bin Ali al-Naisabury, yang populer dengan panggilan al-Daqqaq, seorang pemuka pada zamannya. Ketika mendengar ucapan-ucapan al-Daqqaq, al-Qusyairy sangat mengaguminya. Al-Daqqaq sendiri telah berfirasat mengenai kecerdasan muridnya itu. Karena itu, al-Daqqaq mendorongnya untuk menekuni ilmu pengetahuan. Akhirnya, al-Qusyairy merevisi keinginan semula, dan cita cita sebagai pegawai pemerintahan hilang dari benaknya, memilih jalan Tharikat. Ustadz al- Syeikh mengungkapkan panggilannya pada Abu Ali al-Daqqaq dengan panggilan al-Syahid. 61 Buya Abd. Aziz Aru Bone, http:buyaku.blogspot.com200703tokoh-sufi-al-qusyairi- naisabury.html, 11-03-2007.

c. Kepandaian Berkuda