d. Penggunaan Kata Abstrak dan Konkret
Kata-kata abstrak ialah kata-kata yang sulit dipahami oleh pembacapendengar, karena referennya berupa konsep. Konsep ialah gambaran dari obyek atau proses
yang berada di luar bahasa dan memahaminya harus menggunakan akal budi.
54
Kata perdamaian, peradaban, dan lain-lain tidak dapat ditunjukkan dengan hanya memperlihatkan sesuatu benda, gambarnya atau modelnya, namun harus
dijelaskan dengan definisi yang panjang lebar. Kata konkret ialah kata-kata yang mudah dipahami karena referennya
dapat dilihat, didengar, dirasakan, atau diraba. Contoh, kata mobil, meja, komputer, ayam, kucing, dan lain-lain. Kata-kata tersebut referennya dapat
ditunjukkan dengan cara melihat gambarnya. Singkatnya, kata abstrak merupakan kata yang tidak mudah diserap oleh
pancaindra. Sebaliknya, kata konkret merupakan kata yang mudah diserap oleh pancaindra.
e. Penggunaan Bentuk Idiomatis
Idiom adalah satuan ujaran yang maknanya tidak dapat diramalkan dari makna unsur-unsurnya, baik secara leksikal maupun gramatikal.
55
Rahardi menuliskan dalam bukunya bahwa bentuk idiomatis sudah lekat dan tidak dapat diceraikan. Contoh, sesuai dengan, sehubungan dengan, berharap
akan, berbicara tentang, dan lain-lain.
56
Jadi, tidak cocok apabila ditulis sesuai bagi, seharusnya sesuai dengan.
Dalam bahasa Indonesia ada dua macam bentuk idiom, yaitu idiom penuh dan idiom sebagian. Idiom penuh adalah idiom yang unsur-unsurnya secara
54
Ibid., h. 83.
55
Chaer, Linguistik Umum, h. 296.
56
Rahardi, h. 106.
keseluruhan sudah merupakan satu kesatuan dengan satu makna, contoh membanting tulang, menjual gigi, dan meja hijau. Sedang pada idiom sebagian
masih ada unsur yang memiliki makna leksikalnya sendiri. Misalnya, daftar hitam yang berarti ‘daftar yang berisi nama-nama orang yang dicurigaidianggap
bersalah.’
57
Untuk mengetahui makna sebuah idiom sebuah kata frasa atau kalimat harus mencarinya di kamus.
4. Ketepatan Pilihan Kata a. Persoalan Ketepatan Pilihan Kata