Kepandaian Berkuda Putra-putrinya Wafatnya

c. Kepandaian Berkuda

Al-Qusyairy dikenal sebagai penunggang kuda yang hebat, dan ia memiliki keterampilan permainan pedang serta senjata sangat mengagumkan. d. Perkawinan Syeikh al-Qusyairy mengawini Fatimah putri gurunya, Abu Ali al-Hasan bin Ali al-Naisabury al-Daqqaq. Fatimah adalah seorang wanita yang memiliki prestasi di bidang pengetahuan sastra, dan tergolong wanita ahli ibadat di masanya, serta meriwayatkan beberapa hadis. Perkawinannya berlangsung antara tahun 405-412 H.1014-1021 M.

e. Putra-putrinya

Al-Qusyairy berputra enam orang dan seorang putri. Putra-putranya menggunakan nama Abdu. Secara berurutan: 1 Abu Sa‘id Abdullah, 2 Abu Sa‘id Abdul Wahid, 3 Abu Manshur Abdurrahman, 4 Abu al-Nashr Abdurrahim, yang pernah berpolemik dengan pengikut teologi Hanbaly karena berpegang pada mazhab Asy‘ari. Abu al-Nashr wafat tahun 514 H1120 M. di Naisabur, 5 Abul Fath Ubaidillah, dan 6 Abul Mudzaffar Abdul Mun‘im, dan seorang putrinya, bernama Amatul Karim. Di antara salah satu cucunya adalah Abul As‘ad Hibbatur-Rahman bin Abu Sa‘id bin Abul Qasim al-Qusyairy. 62

f. Wafatnya

Menurut Syuja‘ al-Hazaly, Imam al-Qusyairy menutup usia di Naisabur pada pagi Hari Ahad, tanggal 16 Rabiul Awal 465 H 1073 M, dalam usia 87 tahun. Dikisahkan bahwa beliau mempunyai seekor kuda yang telah mengabdi 62 Yusuf al-Bakhur al-Hasani, “Imam al-Qusyairy Maha Guru Sufi.” http:www.al- hasani.commelayucetak.php?id=12 , 02-03-2008. padanya selama 20 tahun. Pada saat al-Qusyairy wafat, kuda itu sangat sedih dan tidak mau makan selama dua minggu, hingga akhirnya ikut mati. Setelah al- Qusyairy wafat, tak ada seorang pun yang berani memasuki perpustakaan pribadinya selama beberapa tahun. Hal ini dilakukan sebagai bentuk penghormatan bagi al-Imam Radiyallah Ta‘ala ‘Anhu. Wallahu a‘lam bi al- Showab. 63

2. Sejumlah Karya Penulis

Imam al-Qusyairy merupakan ulama yang ahli dalam banyak disiplin ilmu yang berkembang pada masanya. Ia adalah seorang sufi besar, seorang pengarang dalam bidang tasawuf dan ilmu-ilmu Islam. Karena itu, tidak aneh bila karya- karyanya cukup banyak. Hal ini terlihat dari karya-karya beliau, seperti yang tercantum pada pembukaan kitabnya al-Risâlah al-Qusyairiyyah fî Ilmi al- Tasawwuf. Untuk itu, Penulis menyuguhkan karya-karya beliau dari terjemahan kitab tersebut dan dari website yang ditulis oleh Buya Abd. Aziz Aru Bone. Karya-karya tersebut antara lain, Ahkâm al-Syari‘ah, kitab yang membahas masalah-masalah Fiqh, Adâb al-Sufiyyah tentang Tasawuf, al-Arbaûna fî al-Hadis, kitab ini berisi 40 buah hadis yang sanadnya tersambung dari gurunya Abi Ali al-Daqqaq ke Rasulullah. Karya lainnya adalah Istifâdah al-Murâdâts, Bulghah al-Maqâsid fî al-Tasawwuf, al-Tahbir fî Tadzkir, Tartîb al-Sulûki fî Tariqillahi Ta‘ala yang merupakan kumpulan makalah beliau tentang Tasawwuf, al-Tauhid al-Nabawi, al-Tafsir fi ‘Ulum al-Tafsir atau lebih dikenal dengan al- Tafsir al-Kabir. Ini merupakan buku pertama yang ia tulis, yang penyusunannya selesai pada tahun 410 H1019 M. Menurut Ibnu Khalikan, Tajuddin al-Subky dan 63 Aru Bone.