padanya selama 20 tahun. Pada saat al-Qusyairy wafat, kuda itu sangat sedih dan tidak mau makan selama dua minggu, hingga akhirnya ikut mati. Setelah al-
Qusyairy wafat, tak ada seorang pun yang berani memasuki perpustakaan pribadinya selama beberapa tahun. Hal ini dilakukan sebagai bentuk
penghormatan bagi al-Imam Radiyallah Ta‘ala ‘Anhu. Wallahu a‘lam bi al- Showab.
63
2. Sejumlah Karya Penulis
Imam al-Qusyairy merupakan ulama yang ahli dalam banyak disiplin ilmu yang berkembang pada masanya. Ia adalah seorang sufi besar, seorang pengarang
dalam bidang tasawuf dan ilmu-ilmu Islam. Karena itu, tidak aneh bila karya- karyanya cukup banyak. Hal ini terlihat dari karya-karya beliau, seperti yang
tercantum pada pembukaan kitabnya al-Risâlah al-Qusyairiyyah fî Ilmi al- Tasawwuf. Untuk itu, Penulis menyuguhkan karya-karya beliau dari terjemahan
kitab tersebut dan dari website yang ditulis oleh Buya Abd. Aziz Aru Bone. Karya-karya tersebut antara lain, Ahkâm al-Syari‘ah, kitab yang
membahas masalah-masalah Fiqh, Adâb al-Sufiyyah tentang Tasawuf, al-Arbaûna fî al-Hadis, kitab ini berisi 40 buah hadis yang sanadnya tersambung dari gurunya
Abi Ali al-Daqqaq ke Rasulullah. Karya lainnya adalah Istifâdah al-Murâdâts, Bulghah al-Maqâsid fî al-Tasawwuf, al-Tahbir fî Tadzkir, Tartîb al-Sulûki fî
Tariqillahi Ta‘ala yang merupakan kumpulan makalah beliau tentang Tasawwuf, al-Tauhid al-Nabawi, al-Tafsir fi ‘Ulum al-Tafsir atau lebih dikenal dengan al-
Tafsir al-Kabir. Ini merupakan buku pertama yang ia tulis, yang penyusunannya selesai pada tahun 410 H1019 M. Menurut Ibnu Khalikan, Tajuddin al-Subky dan
63
Aru Bone.
Jalaluddin al-Suyuthi, tafsir tersebut merupakan kitab tafsir terbaik dan terjelas. Karya-karyanya yang lain, al-Jawâhir, Hayat al-Arwah, Wa Dalil Ilâ
Thariq al-Islah, Diwan al-Syi’r, dari karya inilah beliau menunjukan keahliannya dalam sastra. Sementara Kitab yang menunjukan ketokohannya dalam Tasawuf
adalah al-Risâlah al-Qusyairiyyah, ditulis pada tahun 438 H1046 M. Kitab ini menjadi salah satu referensi utama bagi tasawuf bercorak Sunni. Sebenarnya,
kitab ini merupakan kumpulan makalah-makalah beliau untuk bahan presentasi bagi murid-muridnya dalam kajian tasawuf. Kitab-kitab yang lainnya adalah Sirah
al-Masyayikh, merupakan kitab biografi para tokoh Islam sebelum beliau, Syarh Asmâ al-Husna, Uyunul Ajwibah fî Ushul al-As’ilah, al-Fush fî al-Ushul, Lathaaif
al-Isyarat sebuah tafsir tasawuf mengenai ayat-ayat terpilih dari Alquran al- Karim. Kitab Alluma` fî I‘tiqad, Majelis Abu Hasan al-Daqqaq, al-Mi‘raj, al-
Munâjat. Selanjutnya Kitab Mansur al-Khitab fî Suhud al-Bâb, Nâsikh al-Hadits wa Mansukh, dalam kitab ini tampak jelas keluasan wawasan beliau tentang hadis
dan ilmu-ilmu hadis. Kitab lainnya, Nahw al-Qulub al-Saghîr, Nahw al-Qulub al- Kabir, dan Nukah al-Nuha. Tidak kurang dari 29 judul kitab karya tulis Imam al-
Qusyairy al-Naisabury yang mencakup banyak disiplin keilmuan yang berkembang pada masanya, karya-karya itu tidak hanya terbatas pada ilmu-ilmu
keislaman semata, tapi juga sastra, hukum, sejarah dan filsafat. Semua itu merupakan warisan khazanah intelektual dari masa-masa puncak kemajuan
peradaban Islam masa lalu. Karya-karya tersebut hingga kini masih bisa kita jumpai di koleksi-koleksi perpustakaan.
C. Biografi Singkat dan Sejumlah Karya Penerjemah
1. Biografi Singkat Penerjemah