BAB 1 PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Dalam upaya untuk mewujudkan kesehatan yang optimal bagi masyarakat diselenggarakan upaya kesehatan dengan pendekatan pemeliharaan, peningkatan
kesehatan promotif, pengobatan penyakit kuratif, pencegahan penyakit preventif, penyembuhan penyakit rehabilitatif yang diselenggarakan secara menyeluruh,
terpadu dan berkesinambungan melalui penyelenggaraan upaya kesehatan kerja Depkes, 2004.
Menurut Undang-Undang No.13 Tahun 2003 tentang ketenagakerjaan dinyatakan bahwa pembangunan nasional dilaksanakan dalam rangka pembangunan
manusia seutuhnya dan pembangunan masyarakat Indonesia seluruhnya untuk mewujudkan masyarakat yang sejahtera, adil, makmur, yang merata baik materil
maupun spiritual berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945. Dalam pelaksanaan pembangunan nasional, tenaga kerja
mempunyai peranan dan kedudukan yang sangat penting sebagai pelaku dan tujuan pembangunan Depnaker, 2003.
Tujuan dari kesehatan kerja yaitu untuk menciptakan tenaga kerja yang sehat dan produktif, dan dapat dicapai bila didukung oleh lingkungan kerja yang memenuhi
syarat kesehatan. Salah satu tujuan dari pelaksanaan kesehatan kerja dalam bentuk operasional adalah pencegahan penyakit akibat kerja Natoadmodjo, 2003.
Erliana : Hubungan Karakteristik Individu Dan Penggunaan Alat Pelindung Diri Dengan Kejadian Dermatitis..., 2008 USU e-Repository © 2009
Salah satu penyakit akibat kerja adalah Dermatitis Kontak, yaitu penyakit inflamasi akut atau kronik yang diakibatkan oleh agen yang berasal dari lingkungan
kerja dan akibat kontak atau paparan dengan bahan kimia dan paparan panas yang berlebihan Suma’mur, 1995.
Beberapa penelitian menunjukkan bahwa penyakit Dermatitis Kontak merupakan penyakit yang lazim terjadi pada pekerja-pekerja yang berhubungan
dengan bahan kimia dan panas, serta faktor mekanik sebagai gesekan, tekanan, trauma. Beberapa jenis dermatitis kontak seperti dermatitis kontak iritan yang
disebabkan oleh bahan iritan absolut seperti asam basa, basa kuat, logam berat dengan konsentrasi kuat dan bahan realtif iritan, misalnya sabun, deterjen dan perlarut
organik, dan jenis dermatitis lain adalah dermatitis kontak alergi biasanya disebabkan oleh paparan bahan-bahan kimia atau lainnya yang meningkatkan
sensivitas kulit RS, Siregar, 1997. Dermatitis kontak merupakan 40 dari semua jenis penyakit kulit dan tidak
kurang 25 dari itu adalah dermatitis kontak akibat kerja. Menurut Hamzah 1996 yang mengutip pendapat Schubert 1992, bahwa 173 pekerja pada industri kayu
dijumpai dermatitis kontak iritan yang disebabkan oleh captatol, tetapi risiko ini dapat dikurangi dengan pemakaian pelindung yang sesuai dan benar serta kesehatan
lingkungan yang baik. Hasil penelitian Schmitz, et.all 2005, bahwa dermatitis kontak dapat disebabkan oleh paparan logam berat seperti nikel, kobalt dan kromium,
37,5 terjadi pada telapak tangan pekerja, dan 12 dikaki, dan mayoritas 59
Erliana : Hubungan Karakteristik Individu Dan Penggunaan Alat Pelindung Diri Dengan Kejadian Dermatitis..., 2008 USU e-Repository © 2009
terjadi pada pelukis, dan pekerja salon, dan jenis logam yang paling beresiko adalah Nikel 60 dan kromium 13.
Hasil penelitian Kyu Hong, et.all 2008, bahwa dermatitis kontak alergi dapat terjadi pada pekerja Polyvinyl chloride PVC,umum pekerja terpapar dengan
bahan PVC dalam rentang waktu yang lama, dan diperparah dengan adanya bahan- bahan alergi yang mendukung terhadap terjadinya dermatitis kontak alergi, dan
kondisi tubuh yang resisten terhadap bahan tersebut. Hasil penelitian Diepgen, et.all, 2003, dermatitis kontak dan alergi juga
dapat terjadi pada pekerja konstruksi di Jerman 74,4, dan umumnya disebabkan oleh semen yang mengandung pottasium dishromate 97 berdasarkan hasil
pemeriksaan uji tempel patch test, dan mayoritas 73,3 terjadi pada tangan. Berdasarkan konsep segitiga epidemiologi disebutkan bahwa suatu penyakit
disebabkan oleh 3 faktor yaitu host manusia, agent penyebab :kimia, biologis dan fisik dan environment lingkungan Bustan, 2000. Dalam penelitian ini beberapa
faktor yang diduga menjadi faktor risiko terhadap kejadian dermatitis kontak antara lain: 1 faktor agentnya, yaitu adanya unsur kromiun dalam semen dengan batas
ambang yang tidak dapat ditoleransi oleh tubuh dan tidak sesuai dengan syarat kesehatan, 2 faktor manusianya pekerja pabrik meliputi karakteristik individu
seperti umur, masa kerja, dan pengetahuan, 3 faktor lingkungan, yaitu berkaitan dengan lingkungan fisik seperti kondisi lingkungan kerja yang tidak mendukung dari
aspek sanitasi, kelembaban, suhu dan panas yang belebihan serta kondisi posisi kerja yang tidak ergonomis, dan berkaitan dengan manajemen perusahaan seperti kebijakan
Erliana : Hubungan Karakteristik Individu Dan Penggunaan Alat Pelindung Diri Dengan Kejadian Dermatitis..., 2008 USU e-Repository © 2009
manajemen keselamatan dan kesehatan kerja, prosedur kerja, dan ketersediaan alat pelindung diri.
Menurut Suma’mur 1992 ada 5 faktor lingkungan kerja yang mempengaruhi kesehatan dan keselamatan pekerja yaitu : 1 Faktor fisik meliputi penerangan, suhu
udara, kelembaban, cepat rambat udara, suara, vibrasi mekanis, radiasi dan tekanan udara, 2 Faktor kimia, yaitu gas, uap, debu, kabut, asap, awan, cairan, dan benda
padat, 3 Faktor biologi, baik dari golongan tumbuhan atau hewan, 4 Faktor ergonomis, seperti konstruksi mesin, sikap dan cara kerja, dan 5 Faktor mental-
psikologis, yaitu suasana kerja, hubungan diantara pekerja atau dengan pengusaha, pemilihan kerja dan lain-lain.
CV.F Lhokseumawe merupakan salah satu perusahaan tergolong menengah ke bawah, yang memproduksi bahan dasar bangunan berupa paving block semen.
Beberapa proses pembuatan block semen tersebut antara lain penyiapan pasir bercampur semen, kemudian di cetak di atas meja, dan dilakukan perendaman selama
24 jam, kemudian dilakukan penjemuran. Secara keseluruhan proses tersebut berpotensi terjadinya penyakit akibat kerja khususnya penyakit dermatitis kontak.
Berdasarkan hasil survei awal bulan Maret 2008, diketahui sebagian besar pekerja mengalami keluhan gatal-gatal, kemerahan dan edema yang berbatas tegas di
daerah lengan bawah dan bagian perut. Aktifitas pekerjaan sehari-hari di tempat kerja adalah mencetak paving block dengan cara mencampur semen dan pasir dalam satu
cetakan, merendam paving block yang telah terbentuk, kemudian dilakukan
Erliana : Hubungan Karakteristik Individu Dan Penggunaan Alat Pelindung Diri Dengan Kejadian Dermatitis..., 2008 USU e-Repository © 2009
pengeringan. Hasil pengamatan peneliti pekerja hanya menggunakan tangan yang dialasi sarung tangan kain dan sepatu bots.
1.2 Perumusan masalah