Gambaran Klinis Dermatitis Kontak Akibat Kromat

Menurut Cronin 1980, semen yang kering relatif tidak berbahaya dan sangat sedikit kasus dermatitis semen yang terlihat di pabrik-pabrik pembuatan semen. Semen yang basah lebih bersifat alkali daripada semen kering karena air membebaskan kalsium hidroksida menyebabkan peningkatan pH dan adanya campuran dengan pasir bersifat abrasif. Pajanan kromium terhadap kulit dapat menimbulkan dermatitis kontak alergi dan dermatitis kontak iritan Cronin, 1980. Dermatitis iritan primer dihubungkan dengan kandungan kromium yang bersifat sitotoksik, sementara itu dermatitis kontak alergi diakibatkan adanya respon inflamasi yang diperantarai oleh sistem imun. Dermatitis kontak alergi terjadi melalui dua fase. Pertama, disebut juga dengan fase induksi, kromium diabsorbsi kulit dan selanjutnya memicu respon imum, yang disebut sebagai fase sensitisasi atau fase kedua. Individu yang tersensitisasi akan menunjukkan respon dermatitis alergi ketika terpajan dengan kromium pada konsentrasi di atas ambang batas Polak, 1983. Fase induksi bersifat irreversibel. Dermatitis alergi kromium ditandai dengan gejala-gejala: eritema, pembengkakan, papul, vesikel kecil, kekeringan, kulit bersisik, dan fisura Adams, 1993.

2.2.3 Gambaran Klinis Dermatitis Kontak Akibat Kromat

Reaksi kulit akibat kontak dengan kromat adalah dermatitis kontak alergi dan dermatitis kontak iritan. Kedua bentuk dermatitis ini sulit dibedakan dengan gambaran klinis: kulit terasa gatal dan agak nyeri, kemerahan, retak, dan bersisik. Bila semen basah terpapar dan menempel dalam waktu yang lama di kulit misalnya Erliana : Hubungan Karakteristik Individu Dan Penggunaan Alat Pelindung Diri Dengan Kejadian Dermatitis..., 2008 USU e-Repository © 2009 akibat semen yang terjatuh dan masuk ke dalam sepatu atau sarung tangan, dapat mengakibatkan luka bakar dan ulkus yang serius. Gambaran khas dari ulkus yang terbentuk adalah lesi yang berukuran 2–5 mm, tidak nyeri, berkrusta, dan ditutupi oleh eksudat. Lesi yang terbentuk pada awalnya berupa papul yang tidak nyeri kemudian berkembang menjadi lapisan berkerak yang pada lapisan bawahnya terdapat ulkus yang dalam Marks Deleo, 1992. Dermatitis kontak alergi dan iritan akibat pengaruh kromat sering terjadi pada pria dibandingkan wanita karena pajanan pekerjaan di bidang industri yang sering kontak dengan semen basah. Dermatitis terjadi sering tidak dirasakan oleh pekerja. Gambaran kelainan kulit terlihat mirip dengan eczema numularis, dermatitis atopi, neurodermatitis dan fotosensitivitas. Bagian tubuh yang paling sering terkena adalah tangan, lengan bawah, kaki, dan septum nasal Marks Deleo, 1992.

2.3 Determinan Penyakit Dermatitis Kontak

Beberapa faktor risiko terhadap terjadinya dermatitis kontak dari faktor individu yaitu antara lain: 1 Umur. Umur merupakan salah satu unsur yang tidak dapat dipisahkan dari individu, secara epidemiologi umur merupakan bagian dari karaktersitik host. Hasil penelitian Diepgen, et.all, 2003, bahwa pada pekerja kontruksi, penyakit dermatitis kontak 47 terjadi pada usia muda 18-39 tahun. Menurut Laurenta 2001 yang mengutip bahwa sebagian besar pekerja berusia muda lebih banyak bekerja pada bagain proses Erliana : Hubungan Karakteristik Individu Dan Penggunaan Alat Pelindung Diri Dengan Kejadian Dermatitis..., 2008 USU e-Repository © 2009