bahwa hasil patch test uji tempel bahwa pekerja yang menderita dermatitis kontak umumnya mempunyai prevalensi tinggi alergi terhadap kromium VI pada pekerja-
pekerja di bidang konstruksi, dan hasil diagnosis alergi kromat menunjukkan proporsi yang lebih tinggi pada pasien yang pekerjaannya selalu kontak dengan semen.
Berdasarkan hasil pengamatan peneliti, pekerja yang mengalami gejala-gejala dermatitis kontak justru tidak disiplin menggunakan alat pelindung diri, dan kalau
pun menggunakan APD hanya menggunakan sarung tangan karet, dan baju kerja juga tidak kedap air, sehingga berisiko terjadinya gangguan kulit pada pekerja.
5.2 Hubungan Karakteristik Individu dengan Kejadian Dermatitis Kontak
5.2.1 Hubungan Umur dengan Kejadian Dermatitis Kontak
Hasil penelitian menunjukkan bahwa variabel umur tidak mempunyai hubungan signifikan dengan kejadian dermatitis kontak dengan nilai p=0,350, artinya
bahwa umur bukan merupakan faktor risiko terhadap kejadian dermatitis kontak pada pekerja CV F Lhoksumawe.
Berdasarkan umur, diketahui pekerja yang mengalami dermatitis kontak 50 terjadi pada kelompok umur 30-35 tahun. Hasil penelitian ini relatif sesuai dengan
penelitian Diepgen, et.all, 2003, bahwa pada pekerja kontruksi, penyakit dermatitis kontak 47 terjadi pada usia 18-39 tahun.
Menurut peneliti dalam konteks determinan kejadian dermatitis kontak berdasarkan umur dapat menyerang semua kelompok umur, artinya umur bukan
merupakan faktor risiko utama terhadap paparan bahan-bahan penyebab dermatitis
Erliana : Hubungan Karakteristik Individu Dan Penggunaan Alat Pelindung Diri Dengan Kejadian Dermatitis..., 2008 USU e-Repository © 2009
kontak, sedangkan dari perbandingan penelitian tersebut cenderung didominasi oleh usia pekerja dalam suatu perusahaan bukan dari aspek makin lama usia hidupnya
menyebabkan makin resiko terhadap terjadinya dermatitis kontak.
5.2.2 Hubungan Masa Kerja dengan Kejadian Dermatitis Kontak
Hasil penelitian menunjukkan bahwa berdasarkan hasil uji chi square diketahui variabel masa kerja mempunyai hubungan signifikan dengan kejadian
dermatitis kontak dengan nilai p=0,018, demikian juga dengan hasil uji regresi berganda juga menunjukkan hubungan signifikan dengan kejadian dermatitis kontak
pada pekerja paving block. Secara proporsi diketahui pekerja dengan masa kerja 6-9 tahun 61,5 menderita dermatitis kontak dibandingkan dengan pekerja dengan masa
kerja 1-5 tahun yaitu hanya 18,8. Keadaan ini menunjukkan semakin lama pekerja bekerja di perusahaan percetakan paving block semakin berisiko terhadap terjadinya
dermatitis kontak. Masa kerja adalah jumlah tahun pekerja di perusahaan percetakan paving
block. Semakin lama bekerja pada percetakaan paving blok semakin sering terpapar dengan semen, sehingga menyebabkan terjadinya dermatitis kontak. Hal ini terjadi
karena proses masuknya kromat dalam tubuh pekerja dengan aborbsi melalui pori- pori kulit, dan biasanya tidak terjadi secara cepat tetapi membutuhkan waktu yang
lama. Namun jika konsentrasi kromat tersebut tinggi maka kemungkinan besar terpapar lebih cepat, yaitu menyebabkan iritasi kulit.
Erliana : Hubungan Karakteristik Individu Dan Penggunaan Alat Pelindung Diri Dengan Kejadian Dermatitis..., 2008 USU e-Repository © 2009
Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian Utama Wijaya 1992 yang dikutip oleh RS Siregar 1997, menemukan 23,75 pekerja pengeboran minyak di
Sumatera Selatan, menderita dermatitis kontak iritan, dengan lama kerja lebih dari 8 jam per hari dan masa kerja lebih dari 10 tahun.
Menurut peneliti, masa kerja dengan kisaran lebih dari 5 tahun berpotensi terhadap terpaparnya bahan-bahan penyebab dermatitis kontak, apalagi dengan durasi
jam kerja lebih dari delapan jam, namun pada penelitian ini meskipun mereka sudah lama bekerja, tetapi lamanya bekerja dalam sehari pada posisi yang sama cenderung
tidak ada, artinya mereka bekerja tidak secara terus menerus menangani pembuatan pavling block pada lokasi yang paling berisiko seperti pada proses pencetak atau
peredam, tetapi dalam durasi jam kerja sehari mereka juga sering berpindah-pindah, sehingga frekuensi terpapar bahan penyebab dermatitis kontak relatif kecil.
5.2.3 Hubungan Pengetahuan dengan Kejadian Dermatitis Kontak