Sanksi Pidana Tindak Pidana Narkoba

Novalina Kristinawati Manurung : Kebijakan Kriminal Criminal Policy Terhadap Anak Pemakai Narkoba Di Kota Medan, 2009 USU Repository © 2008 9. Kejahatan yang menyangkut penyitaan dan pemusnahan narkotika Pasal 94 UU Narkotika 10. Kejahatan yang menyangkut keterangan palsu Pasal 95 UU Narkotika 11. Kejahatan yang menyangkut Penyimpangan fungsi lembaga Pasal 99 UU Narkotika 12. Kejahatan yang menyangkut pemanfaatan anak di bawah umur Pasal 87 UU Narkotika.

b. Sanksi Pidana

Pada dasarnya kepada seseorang pelaku suatu tindak pidana harus dikenakan suatu akibat hukum. Akibat hukum itu pada umumnya berupa sanksi pidana, akan tetapi adakalanya dikenakan suatu hukuman yang sebenarnya tidak merupakan pidana, melainkan suatu tindakan tertentu atau suatu kewajiban yang mirip dengan hukum perdata. Bahkan dalam hal tertentu tidak dikenakan suatu hukuman. Ditinjau dari sudut kerugian terpidana, sanksi pidana dapat mengenai: a. jiwa si pelaku: pidana mati; b. badan pelaku: pencambukan dengan rotan sekian kali, pemotongan bagian badan mis jari tangan, dicap-bara brandmerk dan lain sebagainya; c. Kemerdekaan pelaku: Pidana penjara, pidana tutupan, pidana kurungan, pidana buangan, pengasingan, pengusiran, penawanan dan sebagainya: Novalina Kristinawati Manurung : Kebijakan Kriminal Criminal Policy Terhadap Anak Pemakai Narkoba Di Kota Medan, 2009 USU Repository © 2008 d. Harta benda kekayaan: pidana denda, perampasan barang tertentu membayar harga suatu barang yang tidak belum dirampas sesuai dengan taksiran dan lain sebagainya. Di dalam KUHP pidana-pidana yang ditentukan ada 2 jenis yaitu pidana pokok yang terdiri dari: pidana mati; pidana penjara; pidana tutupan, pidana kurungan, dan pidana denda, serta pidana tambahan yang terdiri dari pencabutan hak- hak tertentu, perampasan barang-barang tertentu dan pengumuman putusan hakim Pasal 10. Menurut sistem KUHP penjatuhan pidana pokok hanya boleh satu macam saja dalam hal hanya satu tindak pidana yang dilakukan, yaitu salah satu pidana pokok yang diancamkan secara alternatif pada pasal tindak pidana yang bersangkutan dilakukan. Di dalam perundang-undangan di luar KUHP, dapat ditmukan ketentuan- ketentuan yang menyimpang dari sistem penjatuhan pidana yang diatur dalam KUHP. Penyimpangan-penyimpangan itu dapat berupa: a. Dapat menjatuhkan dua pidana pokok sekaligus Undang-undang TPE dan TPK. b. Dapat menjatuhkan pidana pokok tunggal atau ganda dan pidana tambahan tunggal atau ganda disertai dengan tindakan tata tertib Undang-undang TPE c. Menyelesaikan suatu tindak pidana tertentu secara administratif vide ordonansi Bea dan Undang-undang perbendaharaan Indonesia. d. Dalam hal-hal tertentu dapat: 1. Menjatuhkan pidana mati, walaupun yang diancamkan pidana seumur hidup; Novalina Kristinawati Manurung : Kebijakan Kriminal Criminal Policy Terhadap Anak Pemakai Narkoba Di Kota Medan, 2009 USU Repository © 2008 2. Menjatuhkan pidana penjara walaupun yang diancamkan pidana kurungan atau sebaliknya. e. Menyelesaikan tindak pidana tertentu secara hukum disiplin, f. Pengusiran terhadap seorang terpidana yang telah melaksanakan pidananya Undang-undang Narkoba. Kekhususan terhadap a, b, dan c adalah untuk sebanyak mungkin mengembalikan kerugian Negara. Untuk d dan e adalah dalam rangka pemberatan ancaman pidana bagi justisiabel peradilan militer di satu pihak, akan tetapi dilain pihak adalah untuk memupuk disiplin bagi militer dan yang dipersamakan. Sedangkan kekhususan untuk tersebut f ialah bahwa masyarakat tidak membutuhkan warga negara asing apabila kelakuanya yang berkaitan dengan narkotika tidak berkenan dihati masyarakat. Di dalam KUHP dikenal perampasan kemerdekaan maksimum, yang diatur secara umum. Maksimum penjatuhan pidana penjara terbatas adalah 15 tahun, yang hanya boleh dilewati 20 tahun dan sekali lagi tidak boleh dilewati lagi dalam hal: a. Diancamkan secara alternatif pidana mati, pidana mati seumur hidup atau pidana penjara selama waktu tertentu atau terbatas 20 tahun; b. Diancamkan secara alternatif pidana penjara seumur hidup atau pidana penjara selama waktu tertentu 20 tahun; c. Ada pemberatan pidana karena pengulangan, perbarengan atau karena ketentuan Pasal 52 KUHP kejahatan yang berhubungan dengan jabatan, dan 52a menyalahgunakan bendera kebangsaan RI. Novalina Kristinawati Manurung : Kebijakan Kriminal Criminal Policy Terhadap Anak Pemakai Narkoba Di Kota Medan, 2009 USU Repository © 2008 Minimum pidana penjara adalah “terbatas” tersebut adalah satu hari. Pidana penjara seumur hidup tidak mengenal maksimum dan minimum. Jadi apabila diancamkan pidana satu-satunya penjara seumur hidup. Pidana penjara seumur hidup tidak mengenal maksimum dan minimum. Jadi apabila diancamkan pidana penjara seumur hidup, maka pidana itu tidak mungkin dikurangi dalam putusan hakim. Kalaupun ada pengurangannya hanya mungkin setelah putusan mempunyai kekuatan yang tetap, yaitu melalui grasi pengampunan dan remisi pengurangan. Maksimum pidana kurungan adalah satu tahun empat bulan dan sekali-kali tidak boleh dilewati lagi dalam hal ada pemberatan pidana karena pengulangan, perbarengan atau karena ketentuan tersebut Pasal 5252 a. Sedangkan minimumnya adalah 1 satu hari. Dalam Pasal 10 KUHP ada diatur mengenai jenis hukuman atau sanksi yang dapat diberikan kepada pelaku yang terbukti kesalahannya yaitu: 1 Hukuman-hukuman pokok: a. Hukuman mati, b. Hukuman penjara, c. Hukuman kurungan, d. Hukuman denda; 2 Hukuman-hukuman tambahan: a. Pencabutan beberapa hak tertentu, b. Perampasan barang yang tertentu, c. Pengumuman keputusan hakim. Novalina Kristinawati Manurung : Kebijakan Kriminal Criminal Policy Terhadap Anak Pemakai Narkoba Di Kota Medan, 2009 USU Repository © 2008 Perbuatan dan sanksi pidana yang di atur dalam UU No. 5 Tahun 1997 tentang Psikotropika dan UU No. 22 Tahun 1997 tentang Narkotika bisa dilihat pada lampiran dari tesis ini.

c. Pertanggungjawaban Pidana