Novalina Kristinawati Manurung : Kebijakan Kriminal Criminal Policy Terhadap Anak Pemakai Narkoba Di Kota Medan, 2009
USU Repository © 2008
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
C. Kesimpulan
1. Faktor-faktor yang menyebabkan anak memakai narkoba di Kota Medan adalah
karena keadaan lingkungan mileu, dimana anak-anak yang memakai narkoba terkena pengaruh dari teman-teman yang ada di lingkungan tempat tinggalnya.
Selain itu hal lain yang membuat anak memakai narkoba adalah karena faktor keadaan keluarga orang tua yang bercerai sehingga anak kurang mendapatkan
perhatian dari orang tua, sebagai upaya untuk menghilangkan kesepian dan masalah yang dihadapinya maka mereka mencari pelarian dengan mengkonsumsi
narkoba. Hal lain yang membuat anak memakai narkoba adalah karena ingin coba-coba hal ini dilakukan karena kurang mendapatkan pengetahuan tentang
narkoba. Dan hal yang paling ekstrem adalah narkoba diberikan secara gratis yang pada akhirnya di anak menjadi kecanduan dan pada akhirnya tidak dapat
lagi terlepas dari narkoba.
2. Politik kriminal yang dipakai selama ini di kota Medan untuk menanggulangi
anak yang memakai narkoba dengan mempergunakan 2 dua sarana, yaitu sarana penal dan non penal. Sarana penal yang dilakukan dengan menerapkan hukum
pidana yang secara refresif kepada anak yang memakai narkoba, dengan menerapkan sarana penal maka diharapkan akan menimbulkan efek jera
deterrent efect baik kepada pemakai maupun kepada orang lain yang belum berbuat. Penal policy dilaksanakan oleh aparat penegak hukum melalui
Novalina Kristinawati Manurung : Kebijakan Kriminal Criminal Policy Terhadap Anak Pemakai Narkoba Di Kota Medan, 2009
USU Repository © 2008
mekanisme sistem peradilan pidana. Proses pemeriksaan dilakukan melaui tahap penyidikan, penuntutan dan pemeriksaan di Pengadilan. Ada suatu anggapan dan
ketakutan dalam masyarakat untuk masuk penjara Lembaga Pemasyarakatan. Sarana pidana adalah merupakan indikator yang ditakuti oleh para pelaku
kejahatan narkoba, yaitu ditangkap Polisi, dengan demikian diharapkan tujuan pemidanaan yaitu menimbulkan deterrence effect terhadap pelaku pidana dan
orang lain sehingga tidak mencontoh perbuatan tersebut. Sementara sarana non
penal dapat dilakukan melalui tindakan preventif dan pre emtif, melalui penyuluhan baik yang dilakukan kesekolah-sekolah maupun razia yang dilakukan
di tempat-tempat yang rawan tempat peredaran narkoba. Tindakan peyuluhan yang dilakukan dengan mengajak bekerjasama instansi-instansi yang lain,
misalnya dengan dinas kesehatan setempat karena yang bisa menjelaskan secara lengkap kerusakan anatomi tubuh akibat penyalahgunaan narkoba adalah orang-
orang yang bekerja dibidang kesehatan.
3. Politik kriminal yang dipakai di kota Medan di masa yang akan datang, dilakukan
dengan berusaha mengutamakan penerapan sarana non penal bagi anak, sehingga anak dapat terhindar dari sistem peradilan pidana dengan mulai memberlakukan
diversi di Kota Medan bagi anak yang memakai narkoba karena di sini anak juga merupakan korban atas perbuatannya sendiri. Bagi anak yang terbukti sebagai
pengedar maka terhadap anak dapat dijatuhi pidana tetapi ini adalah merupakan sebagai upaya yang terakhir ultimum remedium. Selain itu hendaknya Hakim
haruslah mulai menjatuhkan vonis rehabilitasi bagi anak pemakai narkoba sebab
Novalina Kristinawati Manurung : Kebijakan Kriminal Criminal Policy Terhadap Anak Pemakai Narkoba Di Kota Medan, 2009
USU Repository © 2008
penjara bukanlah solusi yang terbaik bagi anak, selama ini di Kota Medan jarang sekali Hakim menjatuhkan vonis rehabilitasi bagi anak yang memakai narkoba
padahal undang-undang sudah memberikan kemungkinan untuk dapat
dilakukannya rehabilitasi. Sarana non penal hendaknya lebih dimakasimalkan di
masa yang akan datang. Hal ini dapat dilakukan dengan memberikan penyuluhan dan bimbingan keagamaan yang lebih dalam lagi kepada anak dengan
menghimbau kepada orang tua lebih memberikan perhatian kepada anak. Selain itu di masa depan hendaknya lebih banyak didirikan tempat rehabilitasi dan
lembaga konseling serta bimbingan penyuluhan sehinggga anak-anak yang memakai narkoba dapat dibina lagi mental dan kejiwaannya dengan
mengharapkan peran serta masyarakat luas. Hendaknya lembaga konseling tersebut adalah mudah dijangkau seluruh lapisan masyarakat sebab masalah
penanggulangan bahaya narkoba bukan semata-mata tanggung jawab pemerintah tapi juga merupakan tanggung jawab dari masyarakat luas. Untuk kedepannya ada
beberapa upaya-upaya yang perlu dilakukan untuk menghalau peredaran narkoba
yaitu:
1. Kampanye yang konsisten dan berkesinambungan dengan menggunakan
materi yang berkualitas dan informatif tentang dunia narkoba, sehingga dapat menjangkau berbagai macam golongan umur. Menyediakan informasi secara
reguler sehingga dapat dengan mudah di akses di sekolah-sekolah, instansi- instansi, masyarakat, dsb.
Novalina Kristinawati Manurung : Kebijakan Kriminal Criminal Policy Terhadap Anak Pemakai Narkoba Di Kota Medan, 2009
USU Repository © 2008
2. Pesan yang disampaikan harus dapat dengan mudah dimengerti dan dapat
dengan mudah untuk diingat. Sesuai dengan masalah dasar yang muncul serta penggunaan multimedia akan mengurangi tingkat kebosanan dan membuat
publik terus merasa tertarik. 3.
Menyediakan pelayanan hotline dan pusat konseling dengan tujuan untuk mempermudah masyarakat untuk mengakses informasi yang berkualitas
kapan saja mereka butuhkan. Membantu mereka yang memiliki masalah dengan narkoba dan virus serta informasi umum kepada masyarakat secara
global. 4.
Menyediakan pusat pemulihan dan membentuk komunitas terapi dengan program yang terpadu terdiri dari Pelayanan Hotline, Tim Intervensi, Tim
Intervensi Krisis, Pusat Pendidikan dan Pelatihan, Pusat Detoksifikasi, Program Rawat Inap, Program Keterlibatan Keluarga, Program Pencegahan
Relapse, Komunitas Berdasarkan Dukungan Keluarga, dan Program pasca- pemulihan yang terjangkau oleh masyarakat luas.
D. Saran