Faktor Biologis Kebijakan Kriminal (Criminal Policy) Terhadap Anak Pemakai Narkoba Di Kota Medan

Novalina Kristinawati Manurung : Kebijakan Kriminal Criminal Policy Terhadap Anak Pemakai Narkoba Di Kota Medan, 2009 USU Repository © 2008

1. Faktor Biologis

Pemikiran bahwa perilaku dan juga perilaku kriminal ditentukan oleh faktor bakat yang diwariskan sudah sejak zaman kuno dikemukakan. Ini bukan hal yang menegherankan sebab dalam pandangan kebanyakan orang anak-anak bertindak seperti orang tuanya. Peribahasa “anak harimau tidak akan menjadi anak kambing” banyak dijumpai di mana-mana. 54 Kejahatan timbul karena faktor biologis maksudnya adalah bahwa kejahatan ada karena memang sudah menjadi bakat seseorang. Faktor-faktor biologis meliputi keadaan, sifat-sifat antropologis sifat-sifat jasmaniah dan psikologis dari si pembuat dan memperhatikan kriminalitas sebagai pernyataan hidup si pembuat. Cesare Lombroso, berpendapat bahwa manusia dilahirkan dengan membawa serta bakat-bakat tertentu. Kalau bakat seseorang itu sudah jahat, kapan saja dia bisa cenderung jahat. Sebab bakat jahat sudah ada sejak lahir dan bukan karena pengaruh lingkungan. 55 Teori Lambroso tentang born criminal menyatakan bahwa para penjahat adalah suatu bentuk lebih rendah dalam kehidupan, lebih mendekati nenek moyang yang mirip kera dalam sifat bawaan dan watak dibandingkan dengan mereka yang bukan penjahat. Mereka dapat dibedakan dari non kriminal melalui beberapa atavistic stigmata, ciri-ciri fisik dari makhluk pada tahap awal perkembangan, 54 J.J.M. van Dijk, H.I. sagel-Grande, L.G. Toornvliet, Kriminologi Aktual, Surakarta: Sebelas Maret University Press, 1998, hlm. 98-99. 55 G. W. Bawengan, Pengantar Psikologi Kriminil, Jakarta: Pradnya Paramita, 1991, hlm.40. Novalina Kristinawati Manurung : Kebijakan Kriminal Criminal Policy Terhadap Anak Pemakai Narkoba Di Kota Medan, 2009 USU Repository © 2008 sebelum mereka benar-benar manusia. Pada dasarnya teori lambroso ini membagi penjahat dalam 4 golongan, yaitu 56 : a. Born criminal yaitu orang yang memang sejak lahir berbakat menjadi penjahat. b. Insome criminal yaitu orang yang termasuk ke dalam golongan orang idiot dan paranoid. c. Occasial criminal atau criminaloid adalah pelaku kejahatan yang berdasarkan pengalaman terus menerus sehingga mempengaruhi pribadinya. d. Criminal of passion yaitu pelaku kejahatan yang melakukan tindakannya karena cinta, marah, ataupun karena kehormatan. Di samping teori biologi dari Lambroso, terdapat beberapa teori lain yang menitikberatkan pada kondisi individu penjahat, antara lain: 57 1. Teori Psikis, di mana sebab-sebab kejahatan dihubungkan dengan kondisi kejiwaan seseorang. Sarana yang digunakan adalah tes-tes mental seperti tes IQ. Tes ini di buat bagi sejumlah narapidana, yang memiliki rata-rata IQ di bawah 100. jadi penjahat menurut teori ini adalah orang-orang memiliki keterbelakangan mental atau bodoh. Namun teori ini gugur, manakala dilakukan tes pada para serdadu Amerika dan ternyata mereka yang dipandang sebagai pahlawan dan orang yang baik ternyata sebagian besar memiliki IQ di bawah 100. 2. Teori yang menyatakan bahwa penjahat memiliki bakat yang diwariskan oleh orang tuanya. Pada mulanya amat mudah mendapati anak yang memiliki karakter 56 Topo santoso dan Eva Achiani Zulfa, Kriminologi, Jakarta: RajaGrafindo Persada,2001, hlm. 24. 57 Ibid Novalina Kristinawati Manurung : Kebijakan Kriminal Criminal Policy Terhadap Anak Pemakai Narkoba Di Kota Medan, 2009 USU Repository © 2008 seperti orang tuanya tapi pada dasarnya hal sama bisa juga dijumpai terhadap anak yang diangkat sebagai anak. 3. Teori Psikopati: berbeda dngan teori yang menekankan pada intelejensia ataupun kekuatan mental pelaku, teori psikopati mencari sebab-sebab kejahatan dari kondisi jiwanya yang abnormal. Seorang penjahat di sini terkadang tidak memiliki kesadaran atas kejahatan yang telah diperbuatnya sebagai akibat gangguan jiwanya. 4. Teori bahwa kejahatan sebagai gangguan kepribadian sempat digunakan di Amerika untuk menjelaskan beberapa perilaku yang dikategorikan sebagai crime without victim kejahatan tanpa korban seperti pemabuk, gelandangan, perjudian, prostitusi, penggunaan obat bius.

2. Faktor Sosiologis