Kebijakan Non Penal Non Penal Policy Terhadap Anak yang Memakai

Novalina Kristinawati Manurung : Kebijakan Kriminal Criminal Policy Terhadap Anak Pemakai Narkoba Di Kota Medan, 2009 USU Repository © 2008

4. Kebijakan Non Penal Non Penal Policy Terhadap Anak yang Memakai

Narkoba di Kota Medan di masa yang akan Datang Politik kriminal yang dilakukan untuk menanggulangi kejahatan mengandung suatu konsekuensi bahwa segala usaha yang rasional untuk menanggulangi kejahatan harus merupakan suatu kesatuan yang terpadu. Dengan kata lain politik kriminal dengan mempergunakan sarana pidana haruslah dipadukan dengan usaha-usaha yang bersifat non penal. Usaha atau tindakan non penal adalah merupakan suatu bidang yang sangat luas sekali. Tujuan utama diterapkannya usaha non penal adalah adalah memperbaiki kondisi-kondisi sosial tertentu yang secara tidak langsung dapat memberikan pengaruh preventif terhadap kejahatan, khususnya kejahatan penyalahgunaan narkoba. Sehingga jika dilihat dari sudut politik kriminal, keseluruhan kegiatan preventif non penal memiliki kedudukan yang sangat strategis, untuk diefektifkan. Di dalam mengatasi bahaya perkembangan narkoba di masa depan, diperlukan kerja keras dari semua pihak, baik secara preventif maupun kuratif melalui badan atau lembaga yang terkait dengan hal tersebut. Menurut W.A. Bonger, seorang ahli kriminologi, mengatakan bahwa “mencegah kejahatan adalah lebih baik daripada mencoba mendidik penjahat menjadi orang yang baik kembali.” 242 Oleh karena itu, usaha yang perlu dilakukan untuk mengatasi penyalahgunaan narkoba bagi anak adalah dengan melakukan pembinaan di dalam keluarga, seperti yang diketahui bahwa sekarang ini banyak sekali orang tua yang sangat sibuk 242 W.A. Bonger, Pengatar Tentang Kriminologi,Terjemahan R.A. Koesnoen, Jakarta: Penerbit Pustaka Sarjana, 1962, hlm 192. Novalina Kristinawati Manurung : Kebijakan Kriminal Criminal Policy Terhadap Anak Pemakai Narkoba Di Kota Medan, 2009 USU Repository © 2008 sehingga memiliki perhatian yang sangat kurang bagi anak dan anak mencari kasih saying di luar. Oleh karena itu untuk kedepannya hendaknya orang tua lebih memperhatikan anak dengan kasih sayang dari kedua orang tua, sehingga tidak terlibat lagi dalam penyalahgunaan narkoba. Pembinaan yang dapat dilakukan adalah dengan melakukan atau menumbuhkan serta membina kehidupan beragama pada anak Menurut informan di Poltabes Medan untuk masa yang akan datang, penggunaan sarana pidana masih cukup efektif untuk menanggulangi anak yang memakai narkoba, hal ini bisa dilakukan sebagai efek jera deterrent effect pada anak-anak yang lain. Tapi untuk kasus yang tertentu dapat juga dilakukan diversi tetapi harus benar-benar memperhatikan banyak hal agar jangan sampai hak diskresioner untuk melakukan diversi disalahgunakan. 243 Tindakan non penal yang dapat dilakukan di masa yang akan datang menurut Poltabes Medan adalah dengan melakukan kerjasama lintas bidang terkait untuk menanggulangi peredaran narkoba di kalangan anak muda. Kerjasama yang dapat dilakukan yaitu dalam bidang penyuluhan terhadap bahaya narkoba, misalnya dengan melakukan kerjasama dengan instansi kesehatan karena pihak Kepolisian tentunya tidak bisa menjelaskan dampak negatif narkoba terhadap tubuh secara anatomi sebab yang dapat menjelaskan dan menggambarkan secara mendetail tentang bahaya narkoba dan dapat menjelaskan secara lengkap kerusakan anatomi tubuh yang 243 Wawancara dengan Polisi di Poltabes Medan. Juni-Juli, 2008. Novalina Kristinawati Manurung : Kebijakan Kriminal Criminal Policy Terhadap Anak Pemakai Narkoba Di Kota Medan, 2009 USU Repository © 2008 diakibatkan oleh narkoba adalah hanya orang berprofesi di bidang kesehatan. 244 Selain itu untuk kedepannya harus dibagun koordinasi yang lebih baik lagi diantara sub sistem peradilan pidana dengan meningkatkan komunikasi diantara sub sistem agar dapat saling memahami diantara masing-masing sub sistem sehingga dapat bekerja dengan tugas masing-masing dengan visi yang jelas untuk menanggulangi anak yang memakai narkoba. perlu dilakukan sosialisasi mengenai narkoba, pola asuh, dan keluarga. Menurut informan yang ada di Kejaksaan Negeri Medan bahwa untuk kedepannya sarana non penal yang dapat dilakukan adalah perlu dilakukan sosialisasi mengenai narkoba, sebab sosialisasi di media massa baik cetak maupun elekronik juga kurang banyak karena saat ini penggunaan media. Jadi hanya menghimbau saja bahwa ini penting, bahwa ini harus didengarkan oleh publik. Tinggal media yang bersangkutan mau menjalani himbauan tersebut sebagai bentuk kepedulian terhadap masalah ini atau tidak. 245 Hal senada diungkapkan oleh pihak Bapas Medan, bahwa tindakan non penal yang dapat dilakukan terhadap anak yang memakai narkoba adalah dengan melakukan penyuluhan keberbagai sekolah-sekolah tentang bahaya penyalahgunaan narkoba. Selain perlu dilakukan sosialisasi mengenai narkoba, pola asuh, dan keluarga sebab keluarga adalah merupakan benteng pertama mencegah seseorang untuk jatuh ke lembah penyalahgunaan narkoba. 246 244 Ibid 245 Wawancara dengan Pihak Kejaksaan Negeri Medan, Juli 2008. 246 Wawancara dengan Pihak Bapas Medan, 3 Juli 2008. Novalina Kristinawati Manurung : Kebijakan Kriminal Criminal Policy Terhadap Anak Pemakai Narkoba Di Kota Medan, 2009 USU Repository © 2008 Sementara menurut Hakim di Pengadilan Negeri Medan bahwa sarana non penal dapat dilakukan melalui seminar tentang bahaya narkoba, selain itu hal yang paling utama yang dapat dilakukan agar anak jangan samapai memakai narkoba adalah tentunya dengan pendekatan yang dilakukan oleh orang tua terhadap, yaitu dengan memannamkn nilai-nilai agama terhadap anak sehingga walaupun lingkungan tempat tinggal tidak baik tapi jika anak dibentengi iman yang kuata tentang agama dan bahaya narkoba bagi tubuh maka tentunya si anak akan terhindar narkoba. Selain itu yang paling utama adalah dengan bekerjasama dengan pihak sekolah tentang bahaya narkoba. 247 Hampir senada dengan pendapat dari Polisi bahwasanya mencegah terjadinya penyalahgunaan narkoba oleh Lapas Anak Medan dapat dilakukan dengan meningkatkan kapasitas kelembagaan lintas bidang terkait, meningkatkan kualitas individu aparat, serta menumbuhkan kesadaran, kepedulian dan peran serta aktif seluruh komponen masyarakat melalui Lembaga Swadaya Masyarakat LSM, lembaga keagamaan, organisasi kemasyarakatan, tokoh masyarakat, pelajar, mahasiswa dan pemuda, pekerja, serta lembaga-lembaga lainnya yang ada di masyarakat. Pendidikan, Kesehatan sosial, Sosial-pemuda, lembaga ekonomi. Kerjasama lintas terkait dapat dilakukan melalui penyuluhan dengan mengandeng instansi lain dalam bekerjasama yaitu Dinas Kesehatan, Balai Pemeriksaan Obat dan Makanan Badan POM. 247 Wawancara dengan Hakim di Pengadilan Negeri Medan, Juli 2008. Novalina Kristinawati Manurung : Kebijakan Kriminal Criminal Policy Terhadap Anak Pemakai Narkoba Di Kota Medan, 2009 USU Repository © 2008 Selain itu ada baiknya untuk kedepannya sarana non penal dapat dilakukan adalah lebih bersifat kepembinaan terhadap jiwa anak dengan banyak menciptakan kegiatan bagi anak-anak muda bisa misalnya dengan membuat acara rutin seminar atau diskusi yang bekerjasama dengan ahli kesehatan dan juga mengahadirkan para mantan pemakai user. Bagi yang sudah bertobat dengan diadakannya acara diskusi tersebut anak-anak bisa mengetahui secara nyata bahaya narkoba bagi kehidupan, selain dengan membuat bermacam ajang perlombaan yang mengasah kreatifitas anak dengan mengajak kerjasama pemerintah daerah setempat atau pihak kelurahan ataupun kecematan sehingga anak tidak memiliki kesempatan untuk terlibat dengan hal-hal yang negatif dengan maupun pihak-pihak yang lain yang ingin memanfaatkan anak untuk penyalahgunaan narkoba. Hal yang lain perlu juga dilakukan yaitu melalui seminar yang khusus bagi orang tua bagaimana cara mendeteksi secara dini agar anak jangan samapai terlibat dengan narkoba, karena banyak sekali orang tua yang tidak menyadari bahwa anaknya memakai narkoba sesudah tertangkap baru orang tua mengetahui. Selain itu ada beberapa rencana strategis yang ingin hendak dilakukan oleh pihak Lapas Anak Medan yaitu: 248 2. Menciptakan Lapas Anak yang ramah anak, sehingga bisa diciptakan satu tempat tinggal yang nyaman, seperti yang diketahui bahwa Lapas Anak selama ini menagalami over kapasistas. 248 Wawancara dengan informan di Lapas Anak Medan. Novalina Kristinawati Manurung : Kebijakan Kriminal Criminal Policy Terhadap Anak Pemakai Narkoba Di Kota Medan, 2009 USU Repository © 2008 3. Merenovasi kamar blok hunian anak agar sesuai dengan standar minimum ruang gerak yang wajar. 4. Meminimalisir segala bentuk penggunaan alatsarana keamanan yang tidak sesuai dengan pendekatan ramah anak. 5. Menghidupkan kembali peran wali anak melalui asessment dan pelatihan. 6. Melakukan kajian terhadap perubahan struktur organisasi. 7. Memberi kesempatan bagi anak untuk mengaktualisasikan hasil karya kepada masyarakat melalui kegiatan pameran, kunjungan ke museum, dsb. Menurut PKPA Medan, untuk sarana non penal yang perlu dilakukan kedepannya adalah dengan melakukan kegiatan pencegahan melalui tindakan pre emtif yaitu melakukan penyuluhan kesekolah-sekolah, membentuk forum antara sekolah dan para orang tua agar dapat memonitoring kegiatan anak di lingkungan sekolah. Pembinaan yang dapat dilakukan hendaknya perlu dilakukan dengan mengandeng pihk-pihak lain yang terkait misalnya kerjasama antara pemerintah daerah dengan LSM-LSM yang terkait untuk mensosialisasikan tentang bahaya narkoba bagi tubuh manusia. 249 Berdasarkan hal tersebut maka untuk menghalau perkembangan penyalahgunaan narkoba maka perlu sekali adanya intervensi dari berbagai pihak untuk menghalau peredaran gelap narkoba. Ada beberapa tindakan intervensi yang dilakukan sebagai tindakan untuk memberantas peredaran narkoba. 249 Wawancara dengan PKPA Medan, 23 Juli 2008. Novalina Kristinawati Manurung : Kebijakan Kriminal Criminal Policy Terhadap Anak Pemakai Narkoba Di Kota Medan, 2009 USU Repository © 2008

a. Intervensi sebagai Tindakan Nyata dalam Menghadapi Narkoba

Secara sederhana intervensi dapat diartikan sebagai suatu tindakan campur tangan terhadap suatu masalah atau krisis, dengan tujuan untuk mencegah perkembangan dan mengurangi dampak yang ditimbulkan oleh masalah dan krisis tersebut. Agar tindakan intervensi ini dapat berjalan dengan baik dan memenuhi sasaran, harus dapat memahami setepat mungkin sifat dari masalah-masalah tersebut. Dalam hal ini tentu saja permasalahan yang dimaksud adalah narkoba. Pengetahuan dasar ini sangat penting agar dapat menentukan langkah apa saja yang dapat diambil. Intervensi yang dilakukan juga bertujuan untuk memaparkan fakta tentang keadaan yang terjadi secara obyektif, tidak membeda-bedakan, tidak menghakimi, dan menunjukkan perhatian sebagai masyarakat yang peduli. Ada tiga strategi dasar yang dapat dilakukan untuk menghadapi penyalahgunaan narkoba. strategi supply reduction, yaitu dapat memotong jalur penyediaan narkoba di seluruh negara. Jangan melupakan prinsip ekonomi yang mengatakan : Dimana ada permintaan pasti akan ada penyediaan barang. Saat tidak ada permintaan, siapapun mampu untuk menciptakan permintaan tersebut. Saat permintaan meningkat, penyediaan barang juga akan semakin meningkat. Apabila penyediaan barang menurun, akan tetapi permintaan tetap, maka harga akan naik. Harga yang naik akan menyebabkan permintaan bertambah, maka penyediaan barang akan bertambah agar keuntungan meningkat. 250 250 www.yakita.com, 12 juli 2008. Novalina Kristinawati Manurung : Kebijakan Kriminal Criminal Policy Terhadap Anak Pemakai Narkoba Di Kota Medan, 2009 USU Repository © 2008 Prinsip ekonomi ini akan mendasari semua kegiatan bisnis, termasuk bisnis narkoba. Orang-orang yang mendapatkan informasi lebih baik tentang dunia narkoba dapat memahami bahwa strategi Supply Reduction saja tidak akan dapat menanggulangi masalah yang timbul. Oleh karena itu, masyarakat juga memerlukan suatu pendidikan yang lebih baik tentang dunia narkoba beserta masalah-masalahnya yang terkait, program pemulihan terhadap pecandu, program pendamping sebaya, program outreach, hotline sebagai pusat informasi, pendidikan mengenai kesehatan dan kesejahteraan, komunitas terapi, dan lain-lain sebagai pendukung strategi Demand Reduction. 251 Bagaimanapun, ini juga tidak akan menjadi jawaban terhadap krisis yang sedang dihadapi karena kesuksesannya akan tergantung dari berbagai macam pendekatan, dan berbagai faktor lainnya, seperti ahli-ahli yang tersedia di bidang pencegahan bahaya narkoba, pusat-pusat perawatan yang menyediakan kualitas pemulihan memadai, dan juga program pasca-perawatan bagi pecandu dan keluarganya. Bagaimanapun juga dengan adanya program perawatan dan pencegahan yang memadahi dengan program supply reduction, agar dapat menghadapi bahaya yang berhubungan dengan narkoba, yang secara terus menerus menyebar di dalam populasi mereka yang besar, terutama di kalangan generasi muda.

b.Tiga Strategi Dasar Intervensi.

Tiga strategi dasar yang dapat diterapkan untuk menciptakan sebuah strategi komprehensif di dalam menghadapi penyalahgunaan narkoba beserta masalah- 251 Ibid Novalina Kristinawati Manurung : Kebijakan Kriminal Criminal Policy Terhadap Anak Pemakai Narkoba Di Kota Medan, 2009 USU Repository © 2008 masalah lain yang timbul sebagai akibat dari hal tersebut, seperti yang sudah dibicarakan sebelumnya, adalah kombinasi antara Program Supply Reduction, Demand Reduction, dan Harm Reduction. Berikut merupakan uraian ringkas tentang ketiga program ini.

1. Strategi Supply Reduction