Analisis Data Foto IV

2. Tahap Konotasi

2.1 Trick Effect manipulasi foto

Fotografer ingin menyampaikan sebuah gambar seorang pria yang rumahnya kebakaran seakan akan dekat dengan gedung pencakar langit dengan menggunakan trik pada lensa kamera yang di zoom.

2.2 Pose

Seorag pria yang diduga korban kebakaran duduk dan melihat kebawah tepatnya puing yang jatuh ke tanah sambil termanggu mengenai dampak kebakaran yang sering terjadi di ibukota dengan puing-puing kebakaran bersamaan berdiri tegak sebuah gedung pencakar langit.

2.3 Objek

Pemilihan objek foto tersebut yakni seorang pria duduk dengan baju diikat pada leher lengkap dengan menggunakan sepatu serta celana, kemudian sisa puing puing bangunan pasca kebakaran serta gedung bertingkat.

2.4 Photogenia Teknik Foto

Angle yang digunakan adalah eye level, yaitu posisi kamera fotografer sejajar dengan objek. Foto menggunakan speed 1100 menggunakan diafragma 16 ISO 200 dengan lensa 80mm kemudian proses pengambilan gambar pada siang hari.

2.5 Aestethicism

Foto tersebut menyampaikan sebuah narasi tentang kota Jakarta yang sering dilanda kebakaran sepanjang tahunnya dan digambarkan eksprsi sesok pria yang duduk termangu pada reruntuhan puing-puing kebakaran kemudian terlihat latar belakang ada sebuah gedung pencakar langit.

2.6 Syntax

Foto yang memperlihatkan sebuah sisi pilu dalam kehidupan Jakarta di mana seorang pria duduk termangu diatas reruntuhan puing kebakaran yang ia tak mampu kuasai dan tampak sebuah hubungan yang sangat kontras dimana foto memperlihatkan sebuah gedung pencakar langit yang megah berdiri.

3. Mitos

Kebakaran di ibukota Jakarta telah menjadi rutinitas yang begitu akrab di benak warga kota, Angka kebakaran yang terjadi di Jakarta mulai Januari sampai dengan 27 Desember 2012 mencapai angka 1.008 kejadian. 9 Angka tersebut merupakan angka terbesar yang menjadikan mitos kota Jakarta sebagai kota sering mengalami kebakaran. Pengamat tata kota, Yayat Supriatna menambahkan, fenomena kebakaran di Jakarta ini sudah kaya arisan, tinggal gantian saja tempat mana yang kebakaran. 10

E. Analisis Data Foto V

Sebuah angkutan perkotaan Metro Mini yang penuh sesak oleh penumpang yang membludak. 9 http:megapolitan.kompas.comread2012122802232122Selama.2012..Terjadi.1.008. Kebakaran.di.Jakarta 10 http:jakarta.okezone.comread20120724500667639kebakaran-di-jakarta-seperti- arisan

1. Tahap Denotasi

Tahap denotasi adalah tahap pemaknaan pada lapisan pertama. Pemaknaan dilakukan secara deskriptif dan literal serta dapat dipahami oleh pembaca tanpa harus melakukan penafsiran terlebih dahulu. Tahap ini dapat dilihat secara jelas oleh mata. Makna denotasi dalam data foto II adalah:  Sejumlah orang beregelantungan.  Beberapa orang duduk  Kaca  Angkutan umum metro mini  Ban Mobil .

2. Tahap Konotasi

2.1 Trick Effect Manipulasi Foto

Jarak fotografer dengan objek foto terlalu dekat. Sehingga bagian depan mobil angkutan umum terpotong. Fotografer menggunakan lensa medium di tambah flash hari karena malam dan itu terlihat dari pantulan flash pada kaca mobil.

2.2 Pose

Fotografer ingin menampilkan pose para penumpang angkutan umum yang semerawut dengan bergelantungan di pintu serta penuh sesak, ada penumpang yang berdiri bergelantungan di pintu bus serta beberpa penumpang duduk sambil termenung di dalam bus akibat sesaknya penumpang di dalam bus. Kondisi kendaraan umum yang sudah tidak layak lagi ditumpangi dan para