18 lembaga pendidikan membutuhkan agar masyarakat membantu kelancaran proses
belajar di lembaga pendidikan dengan memberikan berbagai macam fasilitas.
6
Buku ini juga mengungkapkan bahwa lembaga pendidikan harus tetap berakar pada masyarakat setempat, memperhatikan ide – ide masyarakat, melaksanakan
aspirasi mereka, memanfaatkan fasilitas setempat untuk belajar dan menyesuaikan diri dengan kebiasaan hidup masyarakat setempat. Buku ini juga penulis gunakan
untuk melihat perkembangan Universitas Simalungun di Pematang Siantar. Ketiga buku ini sangat berguna bagi penulis untuk melihat perkembangan dan juga dampak
Universitas Simalungun terhadap masyarakat sekitar.
1.5 Metode Penelitian
Penulisan merupakan titik akhir dari suatu penelitian ilmiah. Penulisan sejarah akan diakui kebenarannya apabila fakta yang ada dapat dipertanggungjawabkan
kebenarannya.
7
Sejarah terjadi tidak lebih dari satu kali karena sejarah merupakan peristiwa itu sendiri, namun sejarah dapat berulang kali terjadi dalam bentuk tulisan
maupaun cerita sejarah. Mengulang sejarah dalam bentuk tulisan memerlukan berbagai metode baik dalam penelitian maupun dalam penulisannya.
Adapun beberapa langkah yang lazim dilakukan dalam metode sejarah adalah sebagai berikut :
6
Made Pidarta, Landasan Kependidikan, Jakarta : Rineka Cipta, 1997, hal.153.
7
Koentjaraningrat,Metode-Metode Penelitian Masyarakat, Jakarta : PT. Gramedia, 1977, hal.135.
Universitas Sumatera Utara
19 1.
Heuristik Metode heuristik digunakan untuk pengumpulan sumber mengenai
Perkembangan Universitas Simalungun dan Peranannya Terhadap Masyarakat di Pematang Siantar 1977 – 1990 yang akan penulis teliti. Pengumpulan sumber –
sumber sejarah dilakukan penulis dengan metode wawancara dan studi pustaka . Metode wawancara yang akan digunakan oleh penulis yakni wawancara tidak
berstruktur dan wawancara berstruktur. Wawancara berstruktur yaitu dengan mempersiapkan suatu pedoman wawancara dalam bentuk pertanyaan yang bersifat
terbuka, dimana pertanyaan disusun sedemikian rupa sehingga informan tidak merasa terbatas dalam memberikan jawaban. Sedangkan wawancara tidak berstruktur yaitu
wawancara yang tidak mempunyai suatu pedoman pertanyaan yang harus dipatuhi oleh peneliti. Adapun wawancara akan dilakukan pada beberapa informan terpilih
yang mengetahui tentang Universitas Simalungun tersebut. Untuk melengkapi sumber selanjutnya yaitu studi pustaka dilakukan dengan
cara membaca buku – buku , majalah atau refrensi yang ada hubungannya dengan penelitian inii Kemudian studi lapangan, dilakukan dengan observasi untuk melihat
langsung hal – hal yang berkaitan dengan maksud tujuan penelitian, di Universitas Simalungun.
2. Kritik Sumber
Setelah data –data terkumpul maka dilakukan kritik ekstren dan kritik intern. Kritik ekstern meliputi berbagai sumber yang penulis kumpulkan baik
berupa dokumen atau pustaka dimana aspek fisiknya tersebut diuji dengan memperhatikan aspek dominan yang mempengaruhi kondisi dokumen itu
Universitas Sumatera Utara
20 sehingga mendapat sumber yang autentik. Kemudian kritik intern,yaitu berupa
pengujian atas keaslian isi data yang diperoleh, apakah data tersebut dapat dipercaya berdasarkan komposisi dan legalitas data yang dipercaya.
3. Interpretasi
Yaitu suatu tahap peneliti untuk menafsirkan berbagai fakta – fakta yang telah di kritik dan merangkai berbagai fakta tersebut. Hal ini dilakukan
untuk berupaya menghilangkan kesubjektifitasan, walaupun sebenarnya hal ini tidak dapat dihilangkan secara total. Interpretasi ini diharapkan dapat
menjadi fakta sementara sebelum peneliti menuangkan dalam penulisan. 4.
Historiografi Metode terakhir yang digunakan adalah historiografi atau penulisan sejarah
yaitu fakta – fakta yang telah diiterpretasikan disusun secara kronologis dalam bentuk sebuah tulisan yang logis dan ilmiah.
Universitas Sumatera Utara
21
BAB II UNIVERSITAS SIMALUNGUN SEBELUM TAHUN 1977
2.1 Berdirinya Universitas Simalungun