11
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Pendidikan pada hakekatnya merupakan usaha manusia untuk dapat melestarikan kehidupannya
1
,karena pendidikan telah ada sejak adanya manusia. Di dalam kehidupan manusia, pendidikan sangat penting untuk mencapai kehidupan
yang lebih baik. Permasalahan dalam bidang pendidikan merupakan masalah bangsa karena pendidikan merupakan salah satu faktor yang menentukan maju mundurnya
suatu bangsa. Oleh karena itu pemerintah dan pihak swasta saling melibatkan diri dalam meningkatkan pendidikan.
Sebelum bangsa Indonesia merdeka, pendidikan telah ada baik dalam keluarga, sekolah, dan masyarakat. Pendidikan di sekolah terdapat di pesantren,
surau, langgar, dan madrasah yang di kelola oleh lembaga agama Islam.
2
Pesantren, surau, langgar dan madrasah pada saat itu banyak terdapat di seluruh Indonesia.
Dengan demikian pendidikan formal telah ada karena pengertian sekolah secara umum tidaklah begitu asing dalam tradisi di tanah air kita. Pendidikan di keluarga
dan masyarakat dapat membantu proses pembentukan kepribadian seorang anak karena tidak semua ilmu pengetahuan, sikap dan keterampilan diperoleh dari sekolah.
Kedatangan bangsa Belanda ke Indonesia membawa pengaruh yang besar bagi pendidikan, tetapi dalam hal pelaksanaannya hanya golongan bangsawan atau
1
Muri Yusuf, Pengantar Ilmu Pendidikan, Jakarta: Ghalia Indonesia, 1982, hal.22.
2
Masykuri dan Surisno Kutoyo, Sejarah Pendidikan Daerah Sumatera Utara, Medan: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, 19801981, hal. 55.
Universitas Sumatera Utara
12 elit yang mendapat kesempatan untuk mengecap pendidikan. Dengan diberikannya
kesempatan belajar bagi anak – anak bumi putera, maka timbul kesadaran akan pentingnya pendidikan untuk mengangkat derajat bangsa Indonesia. Oleh karena itu
lahirlah lembaga – lembaga pendidikan seperti Taman Siswa, Muhammadiyah dan masih banyak lagi perguruan lainnya yang mendidik manusia menjadi lebih cerdas,
terampil, dan memiliki semangat untuk memperjuangkan kemerdekaan. Pemahaman lingkungan – lingkungan formal dan informal tidaklah dapat
dipisahkan dari pemahaman akan pengertian pendidikan itu sendiri. Pendidikan informal merupakan pendidikan yang diperoleh oleh seseorang dari pengalaman
sehari – hari sejak ia lahir sampai mati seperti dalam keluarga, tetangga, pekerjaan, pasar atau dalam pergaulan sehari – hari. Sedangkan pendidikan formal adalah
pendidikan yang diselenggarakan di sekolah secara teratur dan sistematis, mempunyai jenjang dan dibagi dalam waktu tertentu yang mulai dari TK sampai Perguruan
Tinggi. Walaupun masa sekolah bukan satu – satunya masa bagi setiap orang untuk belajar namun kita menyadari bahwa sekolah adalah tempat dan saat yang strategis
bagi pemerintah dan masyarakat untuk membina seseorang dalam menghadapi masa depannya.
3
` Hal ini disebabkan karena pendidikan merupakan suatu proses yang terus –
menerus. Sebagai suatu proses, pendidikan itu berlangsung dalam bermacam – macam situasi dan lingkungan. Secara mendasar dapat dikatakan bahwa lingkungan
pendidikan itu dapat diklasifikasikan menjadi lingkungan keluarga, sekolah dan masyarakat. Tiap – tiap lingkungan tersebut memberikan pengaruhnya pada proses
3
Idris Zahara,Dasar –Dasar Kependidikan, Padang : Angkasa Raya, hal 54.
Universitas Sumatera Utara
13 pembentukan individu melalui pendidikan yang diterimanya baik secara langsung
maupun tidak langung. Perkembangan pendidikan formal di Indonesia telah menyeluruh sampai ke
daerah-daerah. Hal ini dapat terlaksana karena pemerintah memberi kesempatan kepada masyarakat untuk mengembangkan pendidikan, sesuai dengan Pasal 31 UUD
1945 menyebutkan “Tiap – tiap warga Negara berhak mendapatkan pengajaran”. Dengan demikian masyarakat Indonesia berhak memperoleh pendidikan. Dengan
diberikannya kesempatan kepada masyarakat untuk menyelenggarakan pendidikan, maka petumbuhan perguruan swasta berkembang pesat.
Pematang Siantar merupakan ibukota Kabupaten Simalungun juga ikut serta dalam penyelenggaraan pendidikan. Hal ini dapat dilihat dengan banyaknya berdiri
sekolah – sekolah swasta maupun negeri untuk tingkatan TK, SD, SLTP, SLTA juga Perguruan Tinggi walaupun msih sangat minim sekali. Seiring dengan perkembangan
pendidikan, dirasakan perlu untuk mendirikan Perguruan – perguruan Tinggi guna memenuhi kebutuhan akan pendidikan tersebut. Kebutuhan akan Pendidikan tinggi
ini menimbulkan inisiatif dari beberapa tokoh terkemuka di daerah Pematang Siantar untuk melakukan usaha guna mewujudkan kebutuhan tersebut.
Sejumlah tokoh Masyarakat Simalungun yang tergabung dalam Partuha Maujana yang terdiri dari pimpinan perusahaan, cendikiawan asal Simalungun, dan
para kepala sekolah negeri dan swasta setempat memprakarsai berdirinya sebuah Perguruan Tinggi. Mereka terdorong dengan melihat kenyataan bahwa banyak
lulusan SLTA di Simalungun tak bisa melanjutkan pendidikan karena tidak adanya Perguruan Tinggi di kota ini. Untuk belajar ke Medan, apalagi ke jawa, mereka tidak
Universitas Sumatera Utara
14 punya biaya. Maka berdirilah USI yang kemudian disahkan secara resmi dalam
sidang DPRD Simalungun pada tanggal 18 september 1965. Universitas ini terdaftar pada Departemen Pendidikan dan Kebudayaan pada
tanggal 1 April 1969 dengan akte notaris No.175PT1969. Universitas ini di asuh oleh Yayasan Universitas Simalungun yang diprakarsai oleh Rajamin Purba. Pada
awal peresmian Universitas ini, baru berdiri Fakultas Ekonomi saja dengan 127 mahasiswa dan beberapa tahun kemudian tepatnya tanggal 22 Juni 1967 dibukalah
Fakultas Pertanian dengan mahasiswa sebanyak 64 orang. Kemudian mulailah Universitas ini berkembang, membuka Fakultas Hukum dengan pertimbangan untuk
memenuhi kebutuhan masyarakat terutama karyawan ataupun pejabat yang masih ingin menambah pengetahuan dalam bidang hukum dan dilanjutkan dengan
pembukaan Fakultas Keguruan Ilmu Pendidikan. Pada tahun 1967 Yayasan Universitas Simalungun telah mendapat bantuan
berupa subsidi dari Pemerintah Daerah kabupaten Simalungun. Pada tahun itu juga Universita Simalungun membuka Fakultas Hukum yang perkuliahannya dimulai
tahun 1968. Dengan demikian tahun 1968 Universitas ini telah memiliki tiga fakultas yakni Fakultas Ekonomi, Pertanian dan Hukum.
Penulis merasa tertarik untuk mengkaji sejarah perkembangan Universitas Simalungun sehingga penulis memilih judul : “PERKEMBANGAN UNIVERSITAS
SIMALUNGUN DAN PERANANNYA TERHADAP MASYARAKAT DI PEMATANG SIANTAR 1977-2003”. Tahun 1977 dipilih karena untuk
meneruskan penulisan terdahulu. Diakhiri tahun 1990 karena Universitas Simalungun telah dapat dilihat perkembangannya. Hal ini dapat dilihat dengan pemindahan
Universitas Sumatera Utara
15 gedung perkuliahan serta pemindahan FKIP dan beberapa jurusan yang baru dan pada
masa tersebut juga sudah banyak alumni yang dihasilkan oleh Universitas Simalungun.
1.2 Rumusan Masalah