49
b Melanggar wajib simpan rahasia kedokteran yang tidak dikenakan pada
pasal 322 atau 112 KUHP pasal 4 PP. No. 10 tahun 1966.
7
Dari berbagai jenis malpraktek yang terbagi menjadi 3 bidang hukum tersebut menunjukan bahwa malpraktek tidak hanya terjadi pada bidang hukum
tertentu saja misalnya hukum pidana saja, akan tetapi juga dapat terjadi di semua bidang hukum. Hal tersebut menunjukan perlu adanya peraturan di setiap bidang
hukum yang mengatur tentang malpraktek agar setiap pelanggaran atau terjadi malpraktek pasien tidak perlu khawatir tidak ada landasan hukum untuk menjerat
kasusnya.
3. Tindakan Medis Yang Bersifat Malpraktek
Untuk dapat menilai dan membuktikan suatu perbuatan tindakan medis termasuk kategori malpraktek atau tidak, biasanya dipakai empat kreteria, antara
lain: 1
Apakah perawatan yang diberikan oleh dokter cukup layak a duty of due care. Dalam hal ini standar perawatan yang diberikan oleh pelaksana
kesehatan dinilai apakah sesuai dengan apa yang diharapkan persyaratan. Misalnya seorang dokter spesialis mempunyai tanggung jawab memberikan
standar perawatan yang lebih tinggi dari dokter umum, sesuai dengan kedudukan status profesionalnya.
7
Ninik Marianti, Malpraktek Kedokteran, h. 41
50
2 Apakah terdapat pelanggaran kewajiban the breach of the duty. Untuk
membuktikan bahwa telah terjadi suatu pelanggaran terhadap standar perawatan yang diberikan kepada seorang pasien maka diiperlukan kesaksian
ahli dari seorang dokter yang mengerti. 3
Apakah kelalaian itu merupakan benar-benar merupakan penyebab cedera causattion. Dalam hal ini harus dibuktikan bahwa ada tidaknya unsur
kelalaian yang dilakukan oleh dokter sehingga akibat dari kelalaian tersebut telah mengakibatkan luka, cedera, bahkan menyebabkan kematian pasien
4 Adanya ganti rugi damage. Bila dapat dibuktikan bahwa kelalaian penyebab
cedera, maka pasien berhak memeperoleh ganti rugi yang terdiri dari pengganti biaya pengobatan, kehilangan pendapatan, kesakitan fisik, tekanan
jiwa dan frustasi.
8
Dari keempat kreteria tersebut, dapat diambil garis besar mengenai kreteria tindakan medik yang bersifat malpraktek yaitu:
1 Tindakan medik yang diberikan tidak layak dan tidak sesuai dengan standar
perawatan yang diberikan. 2
Tindakan medik yang bersifat malpraktek harus terdapat pelanggaran kewajiban yang dilakukan oleh tenaga kesehatan.
3 Tindakan tersebut terdapat kelalaian yang mengakibatkan cedera, lika,
ataupun kematian.
8
Ibid., h. 54
51
4 Tindakan medis yang bersifat malpraktek, didalamnya harus ada ganti rugi
jika terjadi malpraktek.
4. Pertanggung Jawaban Hukum Yang Bersifat Malpraktek
Seorang dokter hendaknya dalam melakukan tindakan medis harus sesuai dengan standar profesi yang telah ada agar tindakan tersebut tidak merugikan
pasien, bahkan tindakan medik tanpa prosedur yang menimbulkan luka atau cacat bahkan kematian seorang pasien tentu digolongkan ke dalam malpraktek medis
dan atas tindakannya tersebut seorang dokter dapat dituntut ke pengadilan. Seperti yang telah diuraikan bahwa tindakan medis yang dapat
digolongkan menjadi malpraktek adalah diantaranya tindakan itu terdapat unsur: 1.
Melakukan sesuatu yang seharusnya tidak boleh dilakukan. 2.
Tidak melakukan apa yang seharusnya dilakukan atau melalaikan kewajiban. 3.
Melanggar sesuatu ketentuan menurut apa atau berdasarkan peraturan perundang-undangan.
9
Sehingga jika seorang dokter melakukan semua unsur diatas maka jelas bahwa tindakannya tersebut tergolong malpraktek. Sebagai akibatnya dokter yang
melakukan perbuatan tersebut dapat dimintai pertanggung jawaban hukum atas perbuatan yang merugikan pasien tersebut.
Adanya pertanggung jawaban hukum tersebut adalah sebagai akibat dari dilakukannya sesuatu perbuatan yang disebut malpraktek. Malpraktek merupakan
9
J. Guwandi, op.,cit, h. 18