18
Keterikatan dokter terhadap ketentuan-ketentuan hukum dalam menjalankan profesinya merupakan tanggungjawaab yang harus dipenuhi dokter
yang pada dasarnya meliputi 2 dua pertanggungjawaban, yaitu: 1.
Bidang administrasi, yang mana hal ini terdapat dalam pasal 29, pasal 30 dan pasal 36 jo. 37, Undang-undang Nomor 29 Tahun 2004 tentang Praktek
Kedokteran. 2.
Ketentuan pidana, dimana perumusan pasal-pasal mengenai tanggungjawab praktek kedokteran tercantum dalam pasal 75 sd 80, UU. No. 29 Tahun
2004.
8
B. Jenis Tanggungjawab dalam Lingkungan Profesi Kesehatan.
1. Tanggungjawab Manajemen Rumah Sakit
Rumah Sakit merupakan suatu organisasi yang sangat unik, karena berbaur antara padat teknologi, padat karya, dan padat moral, sehingga
pengelolaan Rumah Sakit menjadi disiplin ilmu tersendiri yang mengedepankan dua hal sekaligus, yaitu teknologi dan perilaku manusia
dalam organisasi.
9
Difenisi Rumah Sakit menurut Keputusan Menteri Kesehatan No. 983 Tahun 1992, Rumah Sakit adalah:
8
Tidak mengikatnya beberapa ketentuan pidana dalam UU. No. 29 tahun 2004, berdasarkan putusan MK, pada hari selasa 19 Juni 2007 yang dimohonkan oleh Anny Isfandyarie, SH, dkk.
9
Nusye Jayanti, Penyelesaian Hukum dalam Malpraktek Kedokteran, Yogyakarta: Pustaka
Yustisia, 2009, cet, ke-I. h. 24
19
”Sarana upaya kesehatan yang menyelenggarakan kegiatan kesehatan serta dapat dimanfaatkan untuk kepentingan pendidikan tenaga kesehatan dan
penelitian”. Pada hakekatnya Rumah Sakit berfungsi sebagai tempat penyembuhan
penyakit dan pemulihan kesehatan dan fungsi dimaksud memiliki makna tanggung jawab yang seyogyanya merupakan tanggung jawab pemerintah dalam
meningkatkan taraf kesejahteraan masyarakat. Dalam keterangan lain, difinisi Rumah Sakit dijelaskan dalam Undang-
undang Nomor 44 Tahun 2009 Tentang Rumah Sakit, dalam konsiderannya dijelaskan bahwa Rumah Sakit adalah institusi pelayanan kesehatan bagi
masyarakat dengan karakteristik tersendiri yang dipengaruhi oleh perkembangan ilmu pengetahuan kesehatan, kemajuan teknologi, dan kehidupan sosial ekonomi
masyarakat yang harus tetap mampu meningkatkan pelayanan yang lebih bermutu dan terjangkau oleh masyarakat agar terwujud derajat kesehatan yang setinggi-
tingginya. Dalam keterangan pasal 1, UU. No. 44 Tahun 2009 dalam pasal ini yang
dimaksud dengan Rumah Sakit adalah: “Institusi pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan pelayanan kesehatan
perorangan secara paripurna yang menyediakan pelayanan rawat inap, rawat jalan, dan gawat darurat”.
Rumah Sakit diseenggarakan berdasarkan Pancasila, dan didasarkan kepada nilai kemanusiaan, etika dan profesionalitas. Sesuai dengan UU. No. 44
2009, pasal 2, yang berbunyi:
20
“Rumah Sakit diselenggarakan berasaskan Pancasila dan didasarkan kepada nilai kemanusiaan, etika dan profesionalitas, manfaat, keadilan, persamaan hak
dan anti diskriminasi, pemerataan, perlindungan dan keselamatan pasien, serta mempunyai fungsi sosial”
Berdasarkan uraian diatas, maka guna meningkatkan pelayanan kesehatan yang efisien dan efektif diperlukan suatu mutu pelayanan kesehatan, ada beberapa
poin yang terkait dengan penjelasan pasal diatas, diantaranya:
10
1. Nilai kemanusiaan yaitu penyelenggaraan manajemen Rumah Sakit dilakukan
dengan memberikan perlakuan yang baik dan manusiawi dengan tidak membedakan suku, bangsa, agama, status sosial, dan ras.
2. Etika dan Profesionalitas, bahwa propfesionalitas dilakukan oleh tenaga
kesehatan yang memiliki etika profesi, sikap profesional, serta mematuhi etika Rumah Sakit.
3. Nilai Manfaat adalah bahwa penyelenggaraan Rumah Sakit harus memberikan
manfaat sebesar-besarnya bagi kemanusiaan dalam rangka memprtahankan dan meningkatkan derajat kesehatan masyarakat.
4. Nilai keadilan adalah penyelenggaraan Rumah Sakit mampu memberikan
pelayanan yang adil dan merata, kepada setiap orang dengan biaya yang terjangkau oleh masyarakat serta pelayanan yang bermutu.
5. Persamaan hak dan Anti Diskriminasi dikatakan bahwa pelayanan Rumah
Sakit membedakan masyarakat baik secara individu maupun kelompok dari semua lapisan.
10
Penjelasan atas Pasal 2, UU. No. 44 Tahun 2009
21
6. Nilai Pemerataan adalah bahwa penyelenggaraan Rumah Sakit harus
menjangkau seluruh lapisan masyarakat. 7.
Nilai Perlindungan adalah penyelenggaraan Rumah Sakit tidak hanya memberikan pelayanan kesehatan semata, tetapi harus mampu memberikan
peningkatan derajat kesehatan dengan tetap memperhatikan perlindungan dan keselamatan pasien
. 8.
Keselamatan pasien adalah bahwa penyelenggaraan Rumah Sakit selalu mengupayakan peningkatan keselamatan pasien melalui upaya majamenen
risiko klinik. 9.
Fungsi Sosial adalah bagian dari tanggung jawab yang melekat pada setiap Rumah Sakit, yang merupakan ikatan moral dan etik dari Rumah Sakit dalam
membantu pasien khususnya yang kurang tidak mampu untuk memenuhi kebutuhan akan pelayanan kesehatan.
Manajemen Rumah Sakit harus mengedepankan nilai-nilai yang terdapat pada penjelasan pasal diatas, bahwasanya, UU. 44 2009 Tentang Rumah Sakit,
Bagian Ke-7 mengenai Tanggung Jawab, Pasal 46 menyebutkan bahwa: ’’Rumah sakit bertanggung jawab secara hukum terhadap semua kerugian yang
ditimbulkan atas kelalaian yang dilakukan tenaga kesehatan di rumah sakit’’ .
Dengan demikian sesungguhnya dalam pelayanan kesehatan wajib menghormati dan memperlakukan pasien sebagai manusia seutuhnya dengan tidak
dipengaruhi oleh pertimbangan keagamaan, kebangsaan, suku, dan ras SARA.
22
2. Tanggungjawab Dokter