92
2.  Hasil Uji Asumsi Klasik a.  Hasil Uji Normalitas
Gambar 4.5 Hasil Uji Normalitas
Sumber: Data  sekunder yang diolah Pengujian  normalitas  dilakukan  untuk  menguji  apakah  dalam
sebuah model penelitian, variabel dependen dan variabel independen atau keduanya  mempunyai  distribusi  normal  atau  tidak.  Model  yang  baik
adalah  berdistribusi  normal  atau  mendekati  normal.  Hal  ini  dapat  dilihat dari nilai probability yang nilainya lebih besar dari 5 persen.
Gambar 4.4 menunjukkan bahwa uji statistik JB, nilai statistiknya sebesar  0,781098  yang  lebih  kecil  dari  nilai  X
2
tabel  0,05  df=n-k  25- 4=21  sebesar  32,67057.  Selain  itu  nilai  probabilitas  lebih  besar
dari α=5 persen  yaitu:  0,676685  atau  67,6  persen.  Oleh  karena  itu  dapat
disimpulkan bahwa tidak terdapat permasalahan normalitas.
1 2
3 4
5 6
-200000 200000
Series:  Residuals Sample 1985 2009
Observations  25
Mean -2.44e-11
Median -23444.47
Maximum 255062.2
Minimum -234827.1
Std. Dev. 114836.5
Skewness 0.418273
Kurtosis 2.776296
Jarque-Bera 0.781098
Probability 0.676685
93
b.  Hasil Uji Autokorelasi
Pengujian  autokorelasi  dilakukan  untuk  menguji  apakah dalam  sebuah  penelitian  terdapat  hubungan  antara  residual  antar  waktu
pada  model  penelitian  yang  digunakan,  sehingga  estimasi  menjadi  bias. Identifikasi
ada tidaknya
permaslahan autokorelasi
dilakukan menggunakan  uji  Breusch-Godfrey  Serial  Correlation  LM  Test.  Untuk
mengetahui ada tidaknya autokorelasi dapat dilihat pada tabel 4.2.
Tabel 4.4 Hasil Uji Autokorelasi
Breusch-Godfrey Serial Correlation LM Test: F-statistik
1.522288     Probability 0.243665
ObsR- squared
3.452750     Probability 0.177928
Sumber: Data sekunder yang diolah Tabel  4.4  menunjukkan  bahwa  nilai  probabilitas  ObsR-squared
adalah 0,177928. Nilai ini lebih besar dari derajat kesalahan α=5 persen
atau  0,05.  Dengan  demikian,  dapat  disimpulkan  bahwa  tidak  terdapat permasalahan autokorelasi.
c.  Hasil Uji Heteroskedastisitas
Heteroskedastisitas  adalah  keadaan  dimana  faktor  gangguan  tidak memiliki  varian  yang  sama.  Pengujian  terhadap  gejala  heterokedastisitas
dapat  dilakukan  dengan  melakukan  White  Test,  Untuk  mengetahui  ada tidaknya heteroskedastisitas dapat dilihat pada tabel 4.5.
94
Tabel 4.5 Hasil Uji Heteroskedastisitas
White Heteroskedasticity Test: F-statistik
2.945861     Probability 0.031266
ObsR- squared
15.96663     Probability 0.067582
Sumber: Data sekunder yang diolah Tabel  4.5  menujukkan  bahwa,  nilai  ObsR-squared  adalah
15,96663 nilai ini lebih kecil dari χ
2
tabel yaitu 32,67057.  Selain itu nilai probabilitas  ObsR-squared  adalah  0,067582.  Nilai  ini  lebih  besar  dari
derajat  kesalahan α  =  5  persen  0,05,  maka  dapat  dikatakan  bahwa
dalam model
penelitian ini
tidak terdapat
permasalahan heteroskedastisitas.
d.  Hasil Uji Multikolinieritas
Pengujian multikolinieritas dilakukan untuk menguji apakah dalam sebuah  model  terdapat  hubungan  linier  antara  variabel  independen  dalam
suatu model
regresi. Suatu
model regresi
dikatakan terkena
multikolinieritas  bila  terjadi  hubungan  linier  yang  sempurna  atau  pasti diantara  beberapa  atau  seluruh  variabel  bebas  dari  suatu  model  regresi.
Akibat  yang  ditimbulkan  ialah  terdapat  kesulitan  untuk  melihat  pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen.
95
Tabel 4.6 Hasil Uji Multikolinieritas Dengan Regresi Auxiliary
Variabel Koefisien R
2
PDB=fPMDN, PMA ULN 0,927465
PMDN=fPMA, ULN 0,418509
PMA=fPMDN, ULN 0,488337
ULN=fPMA, PMDN 0,168961
Sumber: Data sekunder yang diolah Dari  table  4.6  uji  multikolinieritas  dengan  regresi  auxiliary  dapat
menunjukkan  koefisien  determinasi  regresi  auxiliary  masing-masing variabel.  Hasil  uji  dengan  menggunakan  regresi  auxiliary  menunjukkan
bahwa  R
2 PMDN
=  0,418509,  R
2 PMA
=  0,488337,  dan  R
2 ULN
=  0,168961. Semua nilai koefisien determinasi tersebut harus lebih kecil dari koefisien
determinasi untuk regresi aslinya R
2
= 0,927465.dari hasil tersebut dapat diketahui  bahwa  R-squared  yang  dihasilkan  dari  regresi  auxiliary  lebih
kecil dari regresi model utama. Oleh karena itu dapat disimpulkan bahwa pada model ini tidak tedapat permasalahan multikolinieritas.
3.  Hasil Uji Regresi Linier Berganda