Penanaman Modal Asing Pengaruh penanaman modal asing, dan utang luar negeri terhadap pertumbuhan ekonomi di Indonesia feriode 1985-2009

84 investasi menjadi lebih beragam karena tidak terkonsentrasi pada pinjaman utang luar negeri saja. Pada tahun 1998 dan 1999 PMDN mengalami penurunan dengan nilai sebesar Rp 60.748.500.000 menurun menjadi Rp 55.600.300.000. Penurunan pada tahun tersebut akibat dari krisis moneter yang melanda Indonesia. Semakin memburuknya kegiatan investasi tidak terlepas dari masalah tingginya resiko investasi yang meperburuk daya saing perekonomian seperti masalah perburuhan, implementasi otonomi daerah yang terkait dengan investasi, ketidakpastian hukum serta kondisi keamanan di Indonesia. Setelah krisis ekonomi, keadaan ekonomi berangsur membaik. Hal ini ditunjukkan oleh meningkatnya PMDN dari tahun 2005 sampai tahun 2007 sebesar Rp 188.516.400.000. Akan tetapi pada tahun 2008 PMDN mengalami penurunan yang cukup tajam hingga mencapai Rp 20.359.900.000. Menrunnya PMDN pada tersebut diakibatkan karena krisis ekonomi di Amerika yang berakibat pada lesunya minat para investor dalam negeri. Kemudian pada tahun 2009 kembali meningkat sebesar Rp 37.799.900.000.

3. Penanaman Modal Asing

Sumber pembiayaan penanaman modal asing oleh sebagian pengamat, merupakan sumber pembiayaan luar negeri yang paling potensial dibandingkan dengan sumber lain. Penanaman modal asing lebih penting dalam menjamin kelangsungan pembangunan dibandingkan dengan aliran bantuan atau modal portofolio, sebab terjadinya penanaman modal asing 85 disuatu Negara akan diikuti dengan transfer of technology, know-how, management skill, resiko usaha relative kecil dan lebih profitable. Panayotou, 1998 dalam Sarwedi, 2002: 18. Negara berkembang seperti Indonesia mengalami kekurangan modal ekonomi yg secara langsung diperlukan untuk lebih mempermudah investasi. Peranan investasi ini setidaknya didasarkan atas adanya harapan akan dapat memacu pemerataan dan pertumbuhan ekonomi, serta memperluas kesempatan tenaga kerja. Dalam upaya menciptakan iklim investasi yang kondusif, maka diusahakan memberikan prosedur yang sederhana dan terkendali, sarana dan prasarana yang menunjang, serta peraturan yang konsisten, sehingga terjamin kepastian berusaha dan keamanan untuk berinvestasi. Langkah-langkah tersebut telah dirintis oleh pemerintah dengan dikeluarkannya kebijakan deregulasi, debirokratisasi, dan disentralisasi dalam bidang investasi. 86 Gambar 4.3 Perkembangan PMA Periode 1985-2009 Sumber: Statistik Indonesia BPS Pada gambar 4.1 menunjukkan bahwa terjadinya peningkatan yang positif dari tahun 1985 sampai dengan tahun 1997. Peningkatan investasi asing ini terjadi akibat pangsa pasar Indonesia yang besar dan faktor produksi terutama tenaga kerja yang murah. Akan tetapi yang menjadi penarik utama investasi asing masuk ke Indonesia adalah karena kestabilan politik, ekonomi dan keamanan Indonesia. Keadaan ini menunjukkan bahwa Indonesia sebagai negara yang masih diminati oleh para investor asing. Meskipun demikian, saat ini memang sedang terjadi kecenderungan penurunan tingkat penanaman modal yang masuk ke Indonesia sejak krisis ekonomi pada tahun 1998. Hal ini dapat dilihat dari hengkangnya beberapa perusahaan asing besar seperti Sony dan Nike yang memindahlan penanam modalnya ke Malaysia dan Vietnam. Pada tahun 1998 jumlah PMA mengalami penurunan yang cukup tajam sebesar Rp 108.790.912.500 bila dibandingkan dengan tahun 0.0 50,000,000.0 100,000,000.0 150,000,000.0 200,000,000.0 250,000,000.0 1985 1987 1989 1991 1993 1995 1997 1999 2001 2003 2005 2007 2009 Dal a m M il iar Rp PMA PMA 87 sebelumnya yaitu sebesar Rp154.038.225.000. Penurunan ini terus terjadi hingga tahun 1999. Pada dua tahun berikutnya PMA mengalami peningkatan hingga mencapai Rp 156.456.560.000. hal ini disebabkan kembali pulihnya kepercayaan perekonomian Indonesia. Keadaan perekonomian Indonesia yang masih labil menyebakan keadaan tidak stabil terhadap jumlah PMA dari tahun 2002 yaitu sebesar Rp 87.284.796.000. Keadaan tersebut terus berlangsung hingga pada tahun 2005 sampai tahun 2007 PMA terus menunjukkan peningkatannya. Akan tetapi pada dua tahun berikutnya yaitu tahun 2008 dan 2009 PMA kembali mengalami penurunan yang disebabkan dari dampak krisis ekonomi yang melanda Amerika dan beberapa Negara Eropa lainnya.

4. Utang Luar Negeri