Teori-teori Pertumbuhan Ekonomi Pengaruh penanaman modal asing, dan utang luar negeri terhadap pertumbuhan ekonomi di Indonesia feriode 1985-2009

18 mempertimangkan barang-barang modal yang baru. Barang- barang modal tersebut merupakan output baru, Karen aitu harus dimasukkan dalam perhitungan PDB. 4 Ekspor Neto Ekspor bersih adalah selisih antara nilai ekspor dengan impor. Ekspor neto yang positif menunjukkan bahwa ekspor lebih besar dari pada impor. Begitu juga sebaliknya. Perhitungan ekspor neto dilakukan bila perekonomian melakukan transaksi dengan perekonomian lain dunia. Nilai PDB berdasarkan metode pengeluaran adalah gabungan lima jenis pengeluaran tersebut: PDB = C + G + I + X – M Dimana: C = Konsumsi rumah tangga G = Konsumsi pemerintah I = PMTDB X = Ekspor M = Impor

3. Teori-teori Pertumbuhan Ekonomi

Teori pertumbuhan ekonomi menjelaskan faktor-faktor yang menentukan pertumbuhan ekonomi serta bagaimana ketrkaitan antara faktor-faktor tersebut sehingga terjadi proses pertumbuhan. Terdapat banyak teori pertumbuhan 19 ekonomi tetapi hanya dua yang dimasukkan dalam penelitian ini dikarenakan cukup untuk menerangkan sumber-sumber pertumbuhan ekonomi yaitu teori Harrod-Domar dan teori Keynes.

a. Teori Harrod-Domar

Teori pertumbuhan ekonomi ini dikembangkan oleh Evsey D. Domar dan Roy F. Harrod. Teori ini merupakan pengembangan dari teori makro Keynes dengan memasukkan masalah-masalah ekonomi jangka panjang, serta berusaha menunjukkan syarat yang dibutuhkan agar perekonomian bisa tumbuh dan berkembang. Teori Harrod-Domar mempunyai beberapa asumsi yaitu antara lain Lincolin Arsyad, 2010: 83: 1 Perekonomian dalam keadaan pengerjaan penuh full employment dan barang-barang modal dalam masyarakat digunakan secara penuh. 2 Perekonomian terdiri dari dua sektor yaitu sektor rumah tangga dan sektor perusahaan. 3 Besarnya tabungan masyarakat adalah proporsional dengan besarnya pendapatan nasional, berarti fungsi tabungan dimulai dari titik nol. 4 Kecenderungan untuk menabung marginal propensity to save = MPS besarnya tetap, demikian juga rasio antara modal-output capital- output ratio = COR dan rasio pertambahan modal-output incremental capital-output ratio = ICOR. Menurut Horrod-Domar, setiap perekonomian dapat menyisihkan sejumlah proporsi tertentu dari pendapatan nasionalnya untuk mengganti barang-barang modal gedung-gedung, peralatan dan material yang telah rusak. Namun demikian, untuk dapat meningkatkan laju perekonomian, 20 diperlukan pula investasi-investasi baru sebagai tambahan stok modal. Teori Harrod-Domar memandang bahwa ada hubungan ekonomis antara besarnya stok modal K dan tingkat output total Y, maka setiap tambahan bersih terhadap stok modal investasi baru akan mengakibatkan kenaikan output total sesuai dengan rasio modal output tersebut, hubungan ini dikenal dengan istilah rasio modal-output COR. Jika dianggap COR = k, rasio kecenderungan menabung MPS = s yang merupakan proporsi tetap dari output total dan investasi ditentukan oleh tingkat tabungan, maka dapat disusun model pertumbuhan ekonomi yang sederhana sebagai berikut : Tabungan S merupakan suatu proporsi s dari output total Y, dapat diturunkan persamaan sederhana sebagai berikut : 1. S = s.Y ............................................................................................... 1 2. Investasi I didefinisikan sebagai perubahan stok modal dan dilambangkan dengan K maka : I = ∆K ................................................................................................ 2 Tetapi karena stok modal K mempunyai hubungan langsung dengan output total Y, seperti ditunjukkan oleh COR atau k, maka: Y k K atau k Y K atau k Y K        . ……………….…………. 3 3. Karena tabungan total S harus sama dengan investasi total I, maka: S = I ................................................................................................... 4 Dari persamaan 1 diketahui bahwa S = sY dan dari persamaan 2 dan 3 diketahui I = ∆K = k.∆Y. Oleh karena itu, dapat dituliskan 21 identitas dari tabungan yang sama dengan investasi pada persamaan 3 sebagai berikut S = s.Y = ∆K = k.∆Y = I atau s.Y = k.∆Y …………..……..………. 5 Akhirnya di dapatkan: k s Y   …………...…………………………….………………….... 6 ∆KY pada persamaan 6 menunjukkan tingkat pertumbuhan output persentase perubahan output. Persamaan 6, yang merupakan persamaan Harrod-Domar yang disederhanakan, menunjukkan bahwa tingkat pertumbuhan output ∆KY ditentukan secara bersama oleh rasio tabungan s dan rasio modal-output COR=k. Hal ini menunjukkan bahwa tingkat pertumbuhan output secara positif berhubungan dengan rasio tabungan. Sedangkan hubungan antara COR dengan tingkat pertumbuhan output adalah negatf, semakin besar COR maka rendah tingkat pertumbuhan output. Logika ekonomi yang terkandung dalam persamaan diatas yaitu jika ingin tumbuh dengan pesat, maka perekonomian haruslah menabung dan menginvestasikan sejumlah proporsi tertentu dari output totalnya. Semakin banyak tabungan dan kemudian diinvestasikan, maka semakin cepat pula perekonomian tersebut akan tumbuh. Tetapi tingkat pertumbuhan yang nyata sebenarnya tergantung pada produktivitas dari investasi. Yang dimaksud dengan produktivitas investasi adalah banyaknya output yang dihasilkan dari satu unit investasi, dapat diukur dengan kebalikan dari rasio modal-output COR- atau k, karena rasio ini 22 1k menggambarkan rasio output-modal atau rasio output investasi. Selanjutnya dengan mengalikan tingkat investasi baru yaitu s = IY dan tingkat produktivitasnya, 1k, maka akan didapat tingkat pertumbuhan output total. Karena: s = SY dan 1k dapat dituliskan dengan 1I∆Y, maka s.1k = IY.∆YI = ∆YY

c. Teori Keynes

Menurut pandangan Keynes, volume pekerjaan tergantung pada permintaan efektif. Permintaan efektif menentukan tingkat keseimbangan pekerjaan dan pendapatan. Permintaan efektif terdriri dari permintaan konsumsi dan permintaan investasi. Permintaan konsumsi tergantung pada kecenderungan untuk mengkonsumsi, akan tetapi tidak meningkat secepat kenaikan pendapatan. Kesenjangan antara pendapatan dan konsumsi dapat dijembatani oleh investasi. Jika volume investasi yang diperlukan tak terpenuhi maka harga permintaan agregat akan turun, lebih rendah daripada harga penawaran agregat. Akibatnya, pendapatan dan pekerjaan akan turun sampai kesenjangan tersebut terjembatani. Jadi perbedaan antara pekerjaan dan pendapatan ini sebagian besar akan tergantung pada investasi. Volume investasi tergantung pada efisiensi marginal dari modal dan suku bunga. Efisiensi marginal dari modal merupakan tingkat hasil yang diharapkan dari aktiva modal baru. Bilamana harapan laba tinggi, pengusaha menginvestasi lebih besar. Suku bunga, yang merupakan faktor lainnya 23 dari investasi, tergantung pada kuantitas. Sekarang investasi dapat dinaikkan melalui peningkatan efisiensi marginal dari modal atau penurunan suku bunga. Kenaikan investasi menyebabkan naiknya pendapatan, dank arena pendapatan meningkat, muncul permintaan ang lebih banyak atas barang konsumsi, yang pada gilirannya menyebabkan kenaikkan berikutnya pada pendapatan dan pekerjaan. Proses ini cenderung menggumpal kumulatif. Kenaikan investasi pada tingkat tertentu akan menyebabkan kenaikan yang berlipat pada pendapatan melalui kecenderungan berkonsumsi. Hubungan antara kenaikan investasi dan pendapatan ini oleh Keynes disebut multiplier K pengali. Efek multiplier ini menperlihatkan hubungan yang tepat, bila investasi agregat naik, pendapatan akan meningkat yang besarnya adalah K kali keniakkan investasi tersebut. Rumusnya adalah I K Y    dan 1-1K mewakili kecenderungan marginal berkonsumsi turun, berkat adanya kenaikan pendapatan, maka diperlukan suntikan investasi dengan dosis besar guna memperoleh tingkat pendapatan dan pekerjaan yang lebih tinggi dalam perekonomian Jhingan, 2004: 133.

B. Pengertian Investasi

Investasi dapat diartikan sebagai pengeluaran atau perbelanjaan penanam-penanam modal atau perusahaan untuk membeli barang-barang modal dan perlengkapan-perlengkapan produksi untuk menambah 24 kemampuan memproduksi barang-barang dan jasa-jasa yang tersedia dalam perekonomian Sukirno, 1993: 107. Investasi tidak hanya untuk memksimalkan output, tetapi untuk menentukan ditribusi tenahga kerja dan distribusi pendapatan, pertumbuhan dan kualitas penduduk serta teknologi. Investasi swasta di Indonesia dijamin keberadaannya sejak dikeluarkannya Undang-undang No. 1 tahun 1967 tentang penanaman modal asing dan Undang-undang No. 6 tahun 1968 tentang penanaman modal dalam negeri, yang kemudian dilengkapi dan disempurnakan dengan Undang-undang No. 11 tahun 1970 tentang penanaman modal asing dan Undang-undang No.12 tahun 1970 tentang penanaman modal dalam negeri. Berdasarkan dari sumber kepemilikan modal, maka invetasi swasta dapat dibagi menjadi penanaman mdal asing PMA dan penanaman modal dalam negeri PMDN. Investasi atau pengeluaran-pengeluaran untuk membeli barang modal dan peralatan-peralatan produksi dengan tujuan mengganti dan untuk menambah barang-barang modal dalam perekonomian yang kan digunkan untuk memproduksi barang dan jasa di masa depan. Penggunaan modal baik PMDN maupun PMA digunakan bagi usaha- usaha yang mendorong pembangunan ekonomi pada umumnya. Investasi tersebut dilakukan secara langsung. Yakni melalui pembelian-pembelian obligasi, surat-surat kertas perbendaharaan negara, emisi-emisi lainnya saham-saham yang dikeluarkan oleh perusahaan serta deposito-deposito dan tabungan yang berjangka panjang sekurang-kurangnya satu tahun. 25 Harrod dan Dommar memberikan peranan kunci kepada investasi terhadap peranannya dalam proses pertumbuhan ekonomi khususnya mengenai watak ganda yang dimiliki investasi. Pertama, investasi memiliki peran ganda dimana dapat menciptakan pendapatan, dan kedua, investasi memperbesar kapasitas produksi perekonomian dengan cara meningkatkan stok modal Jhingan, 2004: 229.

1. Komponen – Komponen Pengeluaran Investasi