78
BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN
A. Analisis Deskriptif
Penelitian ini menganalisis pengaruh penanaman modal asing PMA, penanaman Modal Dalam Negeri PMDN dan utang luar negeri terhadap
pertumbuhan ekonomi di Indonesia. Data yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan rentan waktu analisis mulai tahun 1985 sampai dengan tahun
2009. Alat pengolah data yang digunakan dalam penelitian ini adalah peerangkat lunak software komputer Eviews 5 dengan metode analisis
regresi berganda. Maka dari itu, perlu dilihat bagaimana gambaran perkembangan secara umum dari pertumbuhan ekonomi, penanaman modal
asing, penanaman modal dalam negeri, dan utang luar negeri.
1. Pertumbuhan Ekonomi
Pertumbuhan ekonomi merupakan salah satu indikator yang sangat penting dalam menilai kinerja suatu perekonomian, terutama untuk
melakukan analisis tentang hasil pembangunan ekonomi yang telah dilaksanakan suatu negara. Ekonomi dikatakan mengalami pertumbuhan
apabila produksi barang dan jasa meningkat dari tahun sebelumnya. Dengan demikian, pertumbuhan ekonomi menunjukkan sejauh mana
aktivitas perekonomian dapat menghasilkan tambahan pendapatan atau kesejahteraan masyarakat pada periode tetentu. Pertumbuhan ekonomi
suatu negara yang terus menunjukkan peningkatan, maka itu
79 menggambarkan bahwa perekonomian negara atau wilayah tersebut
berkembang dengan baik. Akan tetapi, pertumbuhan ekonomi yang kecil dan menigkat tiap tahunnya belum tentu bias dikatakan telah berhasil
dalam membangun perekonomian negaranya. Masih banyak lagi kondisi- kondisi pertumbuhan ekonomi negara-negara yang berbeda.
Salah satu target dari trilogi pembangunan adalah menigkatkan pendapatan nasional yang tinggi, yaitu dilihat dari perkembangan dana
Produk Domestik Bruto PDB adalah nilai total atas segenap output akhir yang dihasilkan oleh perekonomian baik itu dilakukan oleh penduduk
warga negara dalam negeri maupun warga negara asing yang bermukim di negara yang bersangkutan. Perekonomian Indonesia dari tahun ke tahun,
yang pada umumnya mengalami perkembangan seiring dengan peningkatan aktivitas perekonomian. Kondisi perkembangan pertumbuhan
ekonomi Indonesia selama 25 tahun tersebut disajikan dalam tabel dan gambar grafik berikut ini:
80
Tabel 4.1 Pertumbuhan Ekonomi Tahun 1985-2009
No. Tahun
PDB Miliar Rp Pertumbuhan
Ekonomi 1.
1985 660,358.9
8,8 2.
1986 686,722.6
5,8 3.
1987 779,031.9
4,9 4.
1988 823,689.8
5,7 5.
1989 886,221.6
7,5 6.
1990 948,756.9
7,4 7.
1991 1,011,537.7
6,6 8.
1992 1,081,248.5
6,1 9.
1993 1,151,490.1
6,5 10.
1994 1,237,618.0
7,5 11
1995 1,238,312.2
8,1 12.
1996 1,444,873.3
7,8 13.
1997 1,512,780.6
4,7 14.
1998 1,314,202.1
-13,1 15.
1999 1,324,599.1
0,79 16.
2000 1,389,770.3
4,92 17.
2001 1,442,984.6
3,44 18.
2002 1,504,380.6
3,66 19.
2003 1,572,159.3
4,10 20.
2004 1,656,516.8
5,1 21.
2005 1,750,815.2
5,6 22.
2006 1,847,126.7
5,5 23.
2007 1,964,327.3
6,3 24.
2008 2,082,315.9
6,1 25.
2009 2,176,975.5
4,5 Sumber: Statistik Indonesia BPS
81
Gambar 4.1 Pertumbuhan Ekonomi Tahun 1985-2009
Sumber: Statistik Indonesia BPS Dalam tabel 4.1 dan gambar 4.1 di atas dapat dilihat bahwa
pertumbuhan ekonomi Indonesia meningkat setiap tahunnya, namun ada juga yang mengalami penurunan tetapi tidak terlalu signifikan. Hal tersebut
terutama didorong oleh peningkatan konsumsi swasta dan pemerintah, yaitu dengan dipulihkannya kegiatan di sektor industri, pengolahan, sektor jasa,
sektor listrik, gas dan air minum serta berlanjutnya kegiatan yang dapat menaikkan kenaikkan produksi sektor pertanian. Meskipun demikian, proses
perbaikkan ekonomi masih berjalan secara lambat terutama pada gejolak sosial dan politik dalam negeri yang menyebabkan pertumbuhan cenderung
melambat. Pada tahun 1998 indonesia terkena krisis ekonomi akibat nilai tukar
rupiah yang sangat fluktuatif, sehingga perekonomian Indonesia sempat mengalami pertumbuhan yang negatif. Hal itu dikarenakan nilai tukar rupiah
yang anjlok dan kondisi politik yang buruk sehingga dunia usaha pun menjadi
T ah
u n
1986 1988
1990 1992
1994 1996
1998 2000
2002 2004
2006 2008
Pers e
n
Pertumbuhan Ekonomi
Pertumbuhan Ekonomi
82 lesu dan akibatnya perekonomian juga sulit tumbuh. Pertumbuhan ekonomi
yang negatif tersebut sebesar -13,1. Namun setahun kemudian mulai ada pertumbuhan ekonomi yang positif walaupun kurang dari 1. Perekonomian
tumbuh sebesar 0,79 dan tahun-tahun berikutnya perekonomian tumbuh positif sebesar 4,92. Pada tahun 2007 telah tumbuh sebesar 6,3. Hal ini
terjadi karena stabilitas makro ekonomi dan politik yang cukup terjaga kestabilannya, selain itu juga disebabkan oleh meningkatnya ekspor terutama
ekspor non migas. Namun angka pertumbuhan ekonomi tahun 2009 menurun
dibandingkan dengan pertumbuhan ekonomi tahun sebelumnya yang berada di kisaran 6,1 persen. Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi penurunan ini
diantaranya adalah tekanan pelemahan permintaan global yang berdampak pada penurunan pertumbuhan ekspor dan investasi.
2. Penanaman Moadal Dalam Negeri