Hasil Uji Regresi Linier Berganda Hasil Uji Statistik

95 Tabel 4.6 Hasil Uji Multikolinieritas Dengan Regresi Auxiliary Variabel Koefisien R 2 PDB=fPMDN, PMA ULN 0,927465 PMDN=fPMA, ULN 0,418509 PMA=fPMDN, ULN 0,488337 ULN=fPMA, PMDN 0,168961 Sumber: Data sekunder yang diolah Dari table 4.6 uji multikolinieritas dengan regresi auxiliary dapat menunjukkan koefisien determinasi regresi auxiliary masing-masing variabel. Hasil uji dengan menggunakan regresi auxiliary menunjukkan bahwa R

2 PMDN

= 0,418509, R

2 PMA

= 0,488337, dan R 2 ULN = 0,168961. Semua nilai koefisien determinasi tersebut harus lebih kecil dari koefisien determinasi untuk regresi aslinya R 2 = 0,927465.dari hasil tersebut dapat diketahui bahwa R-squared yang dihasilkan dari regresi auxiliary lebih kecil dari regresi model utama. Oleh karena itu dapat disimpulkan bahwa pada model ini tidak tedapat permasalahan multikolinieritas.

3. Hasil Uji Regresi Linier Berganda

Hasil pengolahan data menggunakan regresi linier berganda dengan model persamaan PDB = α + β 1 PMDN + β 2 PMA + β 3 ULN + ε adalah sebagai berikut: PDB = 477538,7 + 9,46 PMDN + 0,000000218 PMA + 9,35 ULN 96 Tabel 4.7 Hasil Olahan Regresi Berganda Dependent Variable: PDB Method: Least Squares Date: 050611 Time: 18:29 Sample: 1985 2009 Included observations: 25 Variable Coefficient Std. Error t-Statistik Prob. PMDN 9.462474 3.338382 2.834449 0.0099 PMA 2.18E-07 7.53E-07 0.289174 0.7753 ULN 9.357007 0.688799 13.58453 0.0000 C 477538.7 59639.37 8.007106 0.0000 R-squared 0.927465 Mean dependent var 1339553. Adjusted R-squared 0.917102 S.D. dependent var 426387.7 S.E. of regression 122765.4 Akaike info criterion 26.41958 Sum squared resid 3.16E+11 Schwarz criterion 26.61460 Log likelihood -326.2448 F-statistik 89.50451 Durbin-Watson stat 1.268957 ProbF-statistik 0.000000 Sumber: Data sekunder yang diolah

4. Hasil Uji Statistik

a. Uji Parsial Uji-t

Uji statistik dapat dilakukan dengan uji satu sisi one tail test, dengan α = 5. Jika t-tabel t-hitung berarti H ditolak atau variabel independen berpengaruh signifikan terhadap variabel dependen, tetapi jika t-tabel t-hitung berarti H diterima, maka variabel independen tidak berpengaruh terhadap variabel dependen. 97 Tabel 4.8 Hasil Uji t-Statistik Variabel Probabilitas t-hitung t-tabel Keterangan PMDN 0,0099 2,834449 1,720 Signifikan PMA 0,7753 0,289174 1,720 Tidak Signifikan ULN 0,0000 13,58453 1,720 Signifikan Sumber: Data diolah dengan Eviews 5.0 1 Uji t-statistik terhadap variabel investasi PMDN Hipotesis pengaruh variabel investasi PMDN terhadap pertumbuhan ekonomi adalah: H 1 : β 1 ≠ 0, maka variabel independen penanaman modal dalam negeri berpengaruh terhadap variabel dependen. Hasil perhitungan yang didapat adalah t-hitung X 1 = 2,834449 sedangkan t-tabel = 1,720 [df = n-k 25- 4, α = 0,005], sehingga dapat disimpulkan t-hitung t-tabel, dan hasil yang diperoleh ialah 2,834449 1,720. Perbadingan tersebut menunjukkan jika t-hitug t tabel , sehingga H ditolak maka dapat disimpulkan variabel X 1 berpengaruh positif dan signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi. Nilai Prob. t-statistik penanaman modal dalam negeri adalah 0,0099. Nilai ini lebih kecil dari α=5 persen atau 0,05 yang berarti menolak Ho dan menerima Ha. Hal ini menunjukkan bahwa variabel penanaman modal dalam negeri secara individual berpengaruh positif dan signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi. 98 Nilai koefisien variabel penanaman modal dalam negeri adalah 9,462474 sehingga dapat diartikan jika penanaman modal dalam negeri mengalami kenaikan sebesar satu miliar maka pertumbuhan ekonomi akan naik sebesar 9,462474 miliar. Penanaman modal dalam negeri dapat memberikan dampak yang positif terhadap pertumbuhan ekonomi di Indonesia. Hal ini dikarenakan PMDN menghimpun akumulasi modal yaitu dengan membangun sejumlah gedung dan peralatan yang berguna bagi kegiatan produktif di indonesia, maka output potensial akan bertambah dan pertumbuhan ekonomi jangka panjang juga akan meningkat. 2 Uji t-statistik terhadap variabel Investasi PMA Hipotesis pengaruh variabel Invetasi PMA terhadap variabel pertumbuhan ekonomi adalah : H 1 : β 2 ≠ 0, maka variabel Independen berpengaruh terhadap variabel dependen. Hasil perhitungan yang didapat adalah t-hitung X 2 = 0,289174 sedangkan t-tabel = 1,720 [df = n-k 25-4=21 , α = 0,05], hasil seharusnya adalah t-hitung t-tabel, tetapi hasil yang diperoleh adalah 0,289174 1,720. Perbadingan tersebut menunjukkan jika t-hitug t tabel , maka H diterima. Sehingga dapat disimpulkan variabel X 2 positif akan tetapi tidak signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi. 99 Nilai Prob. t-statistik PMA adalah 0,7753. Nilai ini lebih besar dari α=5 persen atau 0,05 yang berarti menolak H 1 dan menerima H . Hal ini menunjukkan bahwa variabel PMA secara individual berpengaruh positif akan tetapi tidak signifikan terhadap variabel pertumbuhan ekonomi. Nilai koefisien variabel PMA adalah 0,000000218 sehingga dapat diartikan jika PMA mengalami kenaikan sebesar satu miliar maka pertumbuhan ekonomi akan naik sebesar 0,000000218 miliar. Rendahnya kualitas dan produktivitas sumber daya manusia sehingga rencana alih teknolgi belum terlaksana dengan baik, serta terjadinya persaingan yang semakin ketat dalam menarik investasi asing oleh Negara maju maupun Negara berkembang. Penanaman modal asing berpengaruh tidak signifikan juga disebabkan oleh beberapa faktor Bambang Kustituanto dan Istikomah, 1999: 9: 1 Risk country yaitu pasar domestik yang kecil sehinga menyebabkan rate if return dari modal rendah dan kurang tersedianya fasilitas pendukung seperti transportasi, tenaga kerja terampil, dan teknologi. 2 Pengembangan penanaman modal asing di Indonesia masih terhambat oleh rumitnya proses pengurusan izin-izin akibat birokrasi yang berbelit-belit serta kurangnya keterpaduan koordinasi antar departemen yang terkait. 100 3 Masih minimnya informasi tentang sumber-sumber dana dari sektor perbankan yang dapat dimanfaatkan untuk mendukung pembiayaan proyek. 3 Uji t-statistik terhadap variabel Utang Luar Negeri ULN Hipotesis pengaruh variabel ULN variabel terhadap pertumbuhan ekonomi adalah : H 1 : β 3 ≠ 0, maka variabel Independen berpengaruh terhadap variabel dependen. Hasil perhitungan yang didapat adalah t-hitung X 3 = 13,58453 sedangkan t-tabel = 1,720 [df = n-k 25-4 =22, α = 0,05], sehingga dapat disimpulkan t-hitung t-tabel, dan hasil yang diperoleh ialah 13,58453 1,720. Perbadingan tersebut menunjukkan jika t-hitug t tabel , sehingga H menolak maka dapat disimpulkan variabel X 3 berpengaruh positif dan signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi.. Nilai Prob. t-statistik ULN adalah 0,0000. Nilai ini lebih kecil dari α=5 persen atau 0,05 yang berarti menolak H dan menerima H 1 . Hal ini menunjukkan bahwa variabel ULN secara individual berpengaruh positif dan signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi. Nilai koefisien variabel ULN adalah 9,357007 sehingga dapat diartikan jika ULN mengalami kenaikan sebesar satu miliar maka pertumbuhan ekonomi akan naik sebesar 9,357007 miliar. 101 Utang luar negeri dapat memberikan kontribusi positif terhadap pertumbuhan ekonomi di suatu negara berkembang termasuk Indonesia. Hal ini disebabkan pemerintah masih sangat bergantung kepada pinjaman tersebut yang digunakan untuk investasi di bidang infrastruktur dan pengembangan sarana publik serta membantu pembiayaan pembangunan ekonomi di Indonesia, dalam meningkatkan kemakmuran dan kesejahteraan rakyatnya. Tetapi, penggunaan utang luar negeri yang tidak dilakukan dengan bijaksana dan tanpa prinsip kehati-hatian, dalam jangka panjang utang luar negeri justru akan menjerumuskan negara debitur ke dalam krisis utang luar negeri yang berkepanjangan, yang sangat membebani masyarakat karena adanya akumulai utang luar negeri yang sangat besar.

b. Uji F-Statistik

Uji statistik F digunakan untuk menguji signifikansi seluruh variabel independen secara bersama-sama dalam mempengaruhi variabel dependen, atau melihat pengaruh variabel independen secara bersama- sama. Dengan cara membandingkan antara F-hitung dengan F-tabel. F tab el = α : k-1, n-k, α = 0,05 4-1= 3; 25-4 = 21. Hasil Perhitungan yang didapat adalah F hitung = 89,50451, sedangkan F tabel = 3,072467 α = 0,05 ; 3 ; 21, Dari hasil perbandingan antara F hitung dan F tabel, menunjukkan nilai F hitung F tabel maka Ho di tolak dan Ha diterima. Dengan kata lain variabel PMDN, PMA, dan 102 ULN secara bersama-sama berpengaruh terhadap variabel pertumbuhan ekonomi pada tingkat kepercayaan 95 persen. Selain itu, nilai Prob. F-statistik adalah 0,000000. Nilai ini lebih kecil dari tingkat kesalahan α=5 persen atau 0,05 yang berarti menolak H dan menerima H 1 . Hal ini menunjukkan bahwa variabel independen PMDN, PMA dan ULN bersama –sama berpengaruh secara signifikan terhadap variabel dependen pertumbuhan ekonomi.

c. Koefisien Determinasi R

2 Perhitungan yang dilakukan untuk mengukur proporsi atau prosentase dari variasi total variabel dependen yang mampu dijelaskan oleh model regresi R 2 dalam regresi sebesar 0,927465. Hal ini menunjukkan bahwa model regresi tersebut dapat menjelaskan sebesar 92,7465 persen terhadap permasalahan yang diteliti dalam penelitian ini. Sedangkan sisanya sebesar 7,2535 persen dipengaruhi oleh variabael diluar model ini. 103

BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan

Penelitian ini mengkaji mengenai pengaruh penanaman modal dalam negeri, penanaman modal asing, dan utang luar negeri terhadap pertumbuhan ekonomi selama periode 1985-2009. Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, maka diperoleh beberapa kesimpulan sebagai berikut: 1. Hasil pengujian menunjukkan bahwa penanaman modal dalam negeri berpengaruh positif dan signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi dengan tingkat kepercayaan 95. Hal ini berarti jika penanaman modal dalam negeri naik 1, maka akan menyebabkan kenaikan pertumbuhan ekonomi sebesar 9,462474 persen. Jadi adanya kenaikan penanaman modal dalam negeri akan menyebabkan pertumbuhan ekonomi meningkat. Investasi domestik atau penanaman modal dalam negeri merupakan suatu hal yang penting bagi suatu negara khususnya Indonesia dalam melakukan pembangunan ekonominya guna mengurangi konsumsi masyarakat terhadap produk-produk asing yang dapat mengurangi tingkat tabungan yang tercipta pada masa yang akan datang. 2. Hasil pengujian ini menunjukkan bahwa probabilitas tingkat signifikansi pada variabel Penanaman Modal Asing PMA adalah sebesar 0,7753 dengan tingkat kepercayaan 95 persen, hal ini berarti Penanaman Modal Asing PMA mempunyai pengaruh yang tidak 104 signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi. 1. Risk country yaitu pasar domestik yang kecil sehinga menyebabkan rate if return dari modal rendah dan kurang tersedianya fasilitas pendukung seperti transportasi, tenaga kerja terampil, dan teknologi. 2. Pengembangan penanaman modal asing di Indonesia masih terhambat oleh rumitnya proses pengurusan izin-izin akibat birokrasi yang berbelit-belit serta kurangnya keterpaduan koordinasi antar departemen yang terkait. 3. Masih minimnya informasi tentang sumber-sumber dana dari sektor perbankan yang dapat dimanfaatkan untuk mendukung pembiayaan proyek. 4. Rendahnya kualitas dan produktivitas sumber daya manusia sehingga rencana alih teknolgi belum terlaksana dengan baik, serta terjadinya persaingan yang semakin ketat dalam menarik investasi asing oleh negara maju maupun negara berkembang. 3. Hasil pengujian menunjukkan bahwa Utang Luar Negeri berpengaruh positif dan signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi. Koefisien regresi variabel utang luar negeri yaitu sebesar 9,357007 dan signifikan pada tingkat signifikansi 5 persen yang ditunjukkan dengan probabilitas tingkat signifikan sebesar 0,0000. Hal ini berarti jika utang luar negeri naik 1, maka akan menyebabkan kenaikan pertumbuhan ekonomi sebesar 9,357007 persen. Hal ini dapat dikarenakan pemerintah Indonesia masih sangat membutuhkan utang luar negeri dari beberapa negara guna menambah dana dalam pembangunan ekonomi dan mendorong laju pertumbuhan ekonominya. Tetapi, 105 penggunaan utang luar negeri yang tidak dilakukan dengan bijaksana dan tanpa prinsip kehati-hatian, dalam jangka panjang utang luar negeri justru akan menjerumuskan negara debitur ke dalam krisis utang luar negeri yang berkepanjangan, yang sangat membebani masyarakat karena adanya akumulai utang luar negeri yang sangat besar. 4. Variabel Penanaman Modal Dalam Negeri, Penanaman Modal Asing, dan Utang luar negeri secara bersama-sama mampu menjelaskan pengaruh pada pertumbuhan ekonomi dengan probabilitas F- statistiknnya 0,000000 atau lebih kecil dari α = 5 persen. Nilai koefisien konstanta 477538,7, berarti bila semua variabel naik satu persen secara rata-rata maka pertumbuhan ekonomi akan mengalami kenaikan sebesar 477538,7 persen. Besarnya R-squared pada hasil regresi pertumbuhan ekonomi adalah sebesar 0,927465. Hal ini berarti 92,7465 persen perubahan pertumbuhan ekonomi dapat dijelaskan oleh variabel independen yang digunakan dalam model ini yaitu Penanaman Modal Dalam Negeri PMDN, Penanaman Modal Asing PMA, dan Utang luar negeri. Sedangkan sisanya dapat dijelaskan oleh variabel lain yang tidak termasuk dalam model yang digunakan.

B. Implikasi

Implikasi kebijakan yang dapat diambil berdasarkan hasil penelitian tentang pengaruh penanaman modal dalam negeri, penanaman modal asing, dan utang luar negeri terhadap pertumbuhan ekonomi adalah pemerintah harus 106 meningkatkan penanaman modal dalam negeri dan penanaman modal asing, sehingga dapat meningkatkan pertumbuhan ekonomi Indonesia dan menjaga kestabilan utang luar negeri dengan kebijakan-kebijakan yang dimilikinya agar tidak semakin meningkat.

C. Saran

Dari hasil penelitian yang diperoleh maka dapat diajukan beberapa saran yang bisa dijadikan sebagai pertimbangan bagi pengambilan kebijakan, saran tersebut adalah sebagai berikut: 1. Upaya penarikan investasi baik penanaman modal dalam negeri maupun penanaman modal asing di Indonesia perlu ditingkatkan. Oleh karena itu perlu diupayakan iklim investasi yang kondusif seperti penyederhanaan proses pengurusan izin-izin dan adanya keterpaduan koordinasi antar departemen melalui pemotongan jalur birokrasi. Perlu juga menciptakan stabilitas ekonomi makro yang mantap melalui program-program reformasi, deregulasi, dan debirokratisasi di seluruh aspek pembangnan ekonomi. Dengan upaya tersebut diharapkan dapat lebih menarik investor untuk menanamkan modalnya. Dan peningkatan sumber daya manusia yang handal dibidangnya, agar dapat mengimbangi kemajuan teknologi, perkembangan globalisasi, sistem persaingan usaha yang sehat dan lain sebagainya. Sehingga dapat mengurangi dampak negatif yang ditimbulkannya. 2. Pemerintah harus lebih mempertegas Undang-Undang yang berlaku, khususnya peraturan mengenai arus investasi asing maupun utang luar 107 negeri member kontribusi dalam pertumbuhan ekonomi, akan lebih baik jika Indonesia dapat meningkatkan investasi berdasarkan potensi yang ada di Indonesia sendiri. 3. Pengelolaan utang luar negeri harus dapat dilaksanakan dengan sebaik- baiknya, yaitu melalui penerapan Undang-Undang Surat Utang Negara SUN. guna memberikan alternatif penting bagi pembiayaan pembangunan di masa depan. 4. Dalam penelitian selanjutnya, perlu adanya penambahan variabel makroekonomi lain yang kemungkinan mempengaruhi pertumbuhan ekonomi agar model estimasi dapat lebih dipercaya dan mampu menjelaskan pertumbuhan ekonomi di Indonesia. 108 DAFTAR PUSTAKA Arsyad, Lincolin. 2010 . “Ekonomi Pembangunan.” Edisi Kelima.UPP STIM YKPN Yogyakarta Badan Pusat Statistik. “Indikator Ekonomi”, Beberapa edisi. BPS Jakarta. Badan Pusat Statistik. “Statistik Indonesia”, Beberapa edisi. BPS Jakarta. Bambang Kustituanto dan Istiqomah. 1999 “Peranan Penanaman Modal Asing Trehadap Pertumbuhan Ekonomi di Indonesia ”. Universitas Gadjah Mada. Jurnal Ekonomi dan Bisnis Indonesia, Vol.14, No. 2, Hal. 1-13 Boediono. 1998, “Teori Pertumbuhan Ekonomi”. BPFE, Yogyakarta Danu Winoto. 2009. “Analisis Pengaruh Penanaman Modal Asing, Penanaman Modal Dalam Negeri, Ekspor Total dan Kredit Perbankan Terhadap Pertumbuhan Ekonomi Tahun 1970-2008 ”. Fakultas Ekonomi Jurusan Ekonomi Pembangunan Universitas Sebelas Maret: Surakarta. Fitri Amalia. 2010. “Analisis Hubungan Kausalitas Antara Investasi Pemerintah, Swasta Asing dan Swasta Domestik Dengan Pertumbuhan Ekonomi Indonesia Periode 1970-2005 ”. Jurnal Statistik. Vol. 1, No. 1, Agustus. Hal. 17-34 Hamid, Abdul. 2010. “Buku Panduan Penulisan Skripsi”. UIN: Jakarta Hera Susanti, et. all. 2000. “Indikator-indikator Makroekonomi”. Erlangga: Jakarta Hui-Lin Lin And Wen-Bin Chuang. 2007. FDI And Domestik Investment In Taiwan : An Endogenous Switching Model. Journal The Developing Economies, XLV-4. Hal. 465-90 Humas Direktorat Djendral Padjak. Undang-Undang Tentang Penanaman Modal Dalam Negeri dan Asing Sebagaimana Telah diubah dan Ditambah Dengan Undang-Undang No.11 dan No.12 Tahun 1970. Insukindro. 2003. “Modul Pelatihan Ekonometrika”. Yogyakarta: UGM. Jhingan, M.L. 2004. “Ekonomi Pembangunan dan Perencanaan”. Edisi 1 cetakan Ke-10. PT. Grafindo Persada: Jakarta Kamaludin, Rustian. 2007. “Beberapa Aspek Pembangunan Perekonomian Daerah da n Hubungan Keuangan Luar Negeri”, Edisi kedua. Universitas Trisakti: Jakarta 109 Kuncoro, Mudrajad. 2003. “Metode Riset Untuk Bisnis dan Ekonomi”. Erlangga: Jakarta Lukman. 2007. Modul I Praktikum Statistik Lab. Alat Analisis Kuantitatif. Semester Ganjil Tahun Akademik 20072008. Jakarta : UIN. Lumadya Adi. 2003. “Pengaruh Pertumbuhan Utang Luar Negeri Pemerintah dan Swasta Terhadap Pertumbuhan Ekonomi di Indonesia 1975-1998 Pendekatan Error Correction Model ”. Jurnal Riset Ekonomi dan Manajemen, Vol. 3, No. 3. Hal. 309-322 Musleh Jawas. 2008. “Pengaruh Penanaman Modal Asing Dan Ekspor Terhadap Pertumbuhan Ekonomi Di Negara-negarra Muslim: 2004-2005 ” Fakultas Ekonomi Universitas Islam Indonesia: Yogyakarta Nachrowi, Djalal, Nachrowi dan Usman, Harding. 2006. “Pendekatan Populasi dan Praktis Ekonometrika Untuk Analisis Ekonomi dan Keuangan ”. Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia: Jakarta Nurlia Listiani. “Pengaruh Utang Luar Negeri Terhadap Pertumbuhan Ekonomi di Indonesia”. Dari: http:elib.pdii.lipi.go.idkatalogindex.phpsearchkatalog...85088508.p df . Nuzhat Falki. 2009. “Impact of Foreign Direct Investment on Economic Growth in Pakistan ”. International Review of Bussiness Research Papers. Vol. 5, No. 5. Hal. 110-120 Rahardja, Prathama dan Mandala Manurung. 2004. “ Teori Ekonomi Makro Suatu Pengantar”, Edisi kedua. Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia: Jakarta Samuelson, Paul A dan Will iam D. Nordhaus Terj, 1993. “Makro Ekonomi”, Erlangga: Jakarta Sanuri-DLNEksim. 2005. “Pinjaman Luar Negeri Pemerintah Loan Agreement hingga Restrukturisasi”. Direktorat Luar Negeri Bagian Ekspor Dan Impor. Bank Indonesia. Dari: http:ptlnkompak.150cm.comartikelpinjamanluarnegeri.pdf . Sarwedi, 2002. “Investasi Asing Langsung di Indonesia dan Faktor yang Mempengaruhinya”. Jurnal Akuntansi dan Keuangan. Vol. 4, No. 1. Hal. 17-35 Setyo Tri Wahyudi. 2009 “The Impact Of Foreign Direct Investment On Ekonomic Growth In Indonesia 1980-2004 : A Causality Approach ”. Journal of Indonesian Economy And Bussines. Vol. 24, No 3. Hal. 311- 327 110 Setyowati, Eni dan Siti Fatimah. 2007. “Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Investasi Dalam Negeri di Jawa Tengah 1980-2002 ”. Jurnal Ekonomi Pembangunan, Vol. 8, No. 1, Juni. Hal. 62-84 Sukirno, Sadono. 2003 ”Pengantar Teori Eonomi Makro”. Grafindo Persada: Jakarta Sukirno, Sadono.2006 “Ekonomi Pembangunan Proses, Masalah, dan Dasar Kebijakan ”, Cetakan kedua. Kencana Prenada Media Group: Jakarta Todaro, Michael P. Dan Stephen C. Smith. 1993. “Pembangunan Ekonomi di Dunia Ketiga”. Edisi Kedelapan. Erlangga: Jakarta Winarno, Wing Wahyu. 2007. “Analisis Ekonometrik dan Statistika dengan Eviews ”. UPP STIM YKPM: Yogyakarta Yonathan S. Hadi. 2003 Analisi Vector Auto Regression VAR Terhadap Korelasi Antara Pendapatan Nasional dan Investasi Pemerintah di Indonesia 19831984-19992000. Jurnal Keuangan dan Moneter, Vol. 6, No.2. Hal. 107-121 111 Lampiran 1: Data Observasi Penelitian Obs ER PDB PMDN PMA ULN 1985 1,114.0 660,358.9 3,749,700,000.0 956,926.0 32,123,304 1986 1,282.0 686,722.6 4,416,700,000.0 1,059,060.2 43,871,322 1987 1,643.8 779,031.9 1,026,500,000.0 2,394,852.2 64,535,588 1988 1,685.7 823,689.8 14,915,900,000.0 7,475,236.7 69,840,237 1989 1,795.0 886,221.6 19,593,900,000.0 8,470,246.0 73,713,470 1990 1,901.0 948,756.9 56,510,500,000.0 16,635,841.1 86,461,282 1991 1,992.0 1,011,537.7 41,077,900,000.0 17,485,776,0 89,640,000 1992 2,062.0 1,081,248.5 29,450,400,000.0 21,286,438.4 109,871,608 1993 2,110.0 1,151,490.1 39,450,400,000.0 17,179,198.0 121,371,420 1994 2,200.0 1,237,618.0 53,289,100,000.0 52,193,460.0 140,113,600 1995 2,308.0 1,238,312.2 69,853,000,000.0 92,123,127.6 148,660,588 1996 2,383.0 1,444,873.3 100,715,200,000.0 71,326,526.2 140,660,588 1997 4,650.0 1,512,780.6 119,755,500,000.0 154,038,225.0 269,049,000 1998 8,025.0 1,314,202.1 60,748,500,000.0 108,790,912.5 573,538,725 1999 7,100.0 1,324,599.1 55,600,300,000.0 77,328,940.0 573,140,400 2000 9,595.0 1,389,770.3 88,294,400,000.0 146,638,466.0 782,462,655 2001 10,400.0 1,442,984.6 58,636,000,000.0 156,456,560.0 742,320,800 2002 8,940.0 1,504,380.6 25,262,400,000.0 87,284,796.0 700,967,520 2003 8,465.0 1,572,159.3 48,484,800,000.0 111,798,948.0 733,551,505 2004 9,290.0 1,656,516.8 36,747,600,000.0 95,476,117.0 812,800,680 2005 9,830.0 1,750,815.2 50,577,400,000.0 133,484,519.0 1,322,174,320 2006 9,020.0 1,847,126.7 162,767,200,000.0 141,245,082.0 1,196,349,660 2007 9,419.0 1,964,327.3 188,516,400,000.0 225,926,959.7 1,329,774,420 2008 10,950.0 2,082,315.9 20,359,900,000.0 162,841,830.0 1,698,126,000 2009 9,400.0 2,176,975.5 37,799,900,000.0 101,662,880.0 1,624,987,400 Ket: ER: Nilai Tukar RpDollar AS PDB: Produk Domestik Bruto Miliar Rp PMDN: Penanaman Modal Dalam Negeri Miliar Rp PMA: Penanaman Modal Asing Miliar Rp ULN: Utang Luar Negeri Miliar Rp 112 Lampiran 2: Hasil Uji Regresi Berganda Dependent Variable: PDB Method: Least Squares Date: 050611 Time: 18:29 Sample: 1985 2009 Included observations: 25 Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob. PMDN 9.462474 3.338382 2.834449 0.0099 PMA 2.18E-07 7.53E-07 0.289174 0.7753 ULN 9.357007 0.688799 13.58453 0.0000 C 477538.7 59639.37 8.007106 0.0000 R-squared 0.927465 Mean dependent var 1339553. Adjusted R-squared 0.917102 S.D. dependent var 426387.7 S.E. of regression 122765.4 Akaike info criterion 26.41958 Sum squared resid 3.16E+11 Schwarz criterion 26.61460 Log likelihood -326.2448 F-statistic 89.50451 Durbin-Watson stat 1.268957 ProbF-statistic 0.000000 113 Lampiran 3: Hasil Uji Stasioneritas Tahap Level

1. PDB

Null Hypothesis: PDB has a unit root Exogenous: Constant Lag Length: 0 Automatic based on SIC, MAXLAG=5 t-Statistic Prob. Augmented Dickey-Fuller test statistic 0.531778 0.9843 Test critical values: 1 level -3.737853 5 level -2.991878 10 level -2.635542 MacKinnon 1996 one-sided p-values.

2. PMDN

Null Hypothesis: PMDN has a unit root Exogenous: Constant Lag Length: 0 Automatic based on SIC, MAXLAG=5 t-Statistic Prob. Augmented Dickey-Fuller test statistic -2.167624 0.2222 Test critical values: 1 level -3.737853 5 level -2.991878 10 level -2.635542 MacKinnon 1996 one-sided p-values. 114

3. PMA

Null Hypothesis: PMA has a unit root Exogenous: Constant Lag Length: 3 Automatic based on SIC, MAXLAG=5 t-Statistic Prob. Augmented Dickey-Fuller test statistic -1.981907 0.2918 Test critical values: 1 level -3.788030 5 level -3.012363 10 level -2.646119 MacKinnon 1996 one-sided p-values.

4. Utang Luar Negeri ULN

Null Hypothesis: ULN has a unit root Exogenous: Constant Lag Length: 0 Automatic based on SIC, MAXLAG=5 t-Statistic Prob. Augmented Dickey-Fuller test statistic 1.250601 0.9975 Test critical values: 1 level -3.737853 5 level -2.991878 10 level -2.635542 MacKinnon 1996 one-sided p-values.