mencapai prestasi yang setinggi mungkin. 3. Harus mempunyai sikap positif dalam menghadapi kesulitan
Kesulitan-kesulitan yang dihadapi hendaknya tidak dipandang sebagai sesuatu yang menjengkelkan atau dengan sikap pesimis. Apapun
kesulitan yang dihadapi betapa besarnya kesulitan itu seyogyanya dipandang sebagai tantangan yang harus diatasi, dicari pemecahannya.
Karena manusia adalah makhluk yang kreatif dan berkemauan keras. Bila bertekad keras menghadapi setiap kesulitan, maka pegawai tak
akan udah patah semangat. Meskipun kesulitan menupuk setinggi gunung, pegawai dapat memecahkannya dengan baik.
2.4. Kerangka Berpikir
Sebagaimana dijelaskan sebelumnya bahwa faktor-faktor dari komitmen organisasi adalah faktor personal usia, jenis kelamin, tingkat pendididkan,
pengalaman kerja, kepribadian, karakteristik pekerjaan, karakteristik struktur, budaya keterbukaan, kepuasan kerja kesempatan personal untuk berkembang, arah
organisasi, penghargaan kerja yang sesuai dengan kebutuhan dan lain-lain. Dalam penelitian ini, peneliti meneliti dua faktor yang mempengaruhi komitmen
organisasi yaitu konsep diri dan kepuasan kerja. Suatu organisasi atau perusahaan yang memiliki pegawai yang
berkomitmen tinggi terhadap perusahaan, tentu perusahaan tersebut mendapatkan keuntungan yang besar karena masalah ketenaga kerjaan dan manajemen Sumber
Daya Manusia SDM telah baik. Pegawai yang memiliki komitmen yang tinggi
40
terhadap perusahaan akan bekerja sebaik-baiknya. Menyelesaikan semua tugas dan tanggung jawab dengan sepenuh hati dan dengan suka rela, turut memikirkan
dan berjuang bersama perusahaan demi kelangsungan perusahaan tempatnya bekerja. Pegawai yang berkomitmen tinggi tidak akan melakukan kemangkiran
kerja, kesalahan, absen, atau keterlambatan yang disengaja. Hal tersebut sesuai dengan pernyataan dari Mathieu Zajac dalam Kamilia, 2000:85 menyatakan
bahwa dengan adanya komitmen organisasi yang tinggi pada pegawai, perusahaan akan mendapatkan dampak positif seperti meningkatnya produktivitas, kualitas
kerja, dan kepuasan kerja, serta menurunnya tingkat keterlambatan kerja, absensi dan keluar masuknya pegawai.
Komitmen organisasi mengandung pengertian sebagai sesuatu hal yang lebih dari sekedar kesetiaan yang pasif terhadap organisasi, dengan kata lain
komitmen organisasi menyiratkan pengaruh pegawai dengany perusahaan atau organisasi secara aktif karena pegawai yang menunjukan komitmen tinggi
memiliki keinginan untuk memberikan tenaga dan tanggung jawab yang lebih dalam memberi kesejahteraan dan keberhasilan organisasi tempatnya bekerja.
Beberapa kasus yang terjadi diperusahaan yang dikarenakan tidak adanya komitmen organisasi pada diri pegawai tersebut tidak lain karena disebabkan oleh
dua hal yaitu diri pegawai itu sendiri dan pengaruh lingkungan sekitarnya. Salah satu yang mempengaruhi diri seorang pegawai tidak memiliki komitmen
organisasi adalah dikarenakan konsep dirinya yang kurang baik. Konsep diri merupakan inti pola kepribadian dan dapat mempengaruhi
sikap-sikap pegawai. Sikap yang ditampilkan oleh pegawai didorong oleh adanya
41
kebutuhan yang beraneka ragam. Pegawai yang mempunyai konsep diri tentunya punya peranan penting dalam menjalankan roda perusahaan serta dalam
mengarahkan dan menentukan perilaku untuk mencapai keberhasilan sesuai diri dan sosial yang baik untuk mengungkapkan kemampuan-kemampuan dan
mencapai prestasi dalam pekerjaannya. Pegawai yang memiliki konsep diri yang baik, memunculkan pegawai
yang mandiri, mampu tampil dalam segala keadaan, mampu mengambil sikap dalam situasi sesulit apapun. Hal ini diperjelas Elliot dan Jacobson dalam
Mukhtar, dkk 2005 Dimana penampilan dari sikap mandiri adalah penampilan pribadi yang merupakan fakta bahwa memiliki sikap yang benar-benar mandiri,
tidak sekedar berbasis pada mengikuti peraturan yang telah berlaku dengan ditunjangnya sikap dan sumber manusia.
Brooks dan Emmert dalam Rakhmat, 2001, pegawai yang memiliki konsep diri positif ditandai dengan lima hal, yaitu: yakin pada kemampuannya
dalam mengatasi masalah, merasa setara dengan orang lain, menerima pujian tanpa malu, menyadari bahwa setiap orang mempunyai berbagai perasaan,
keinganan dan perilaku yang tidak seluruhnya disetujui masyarakat, mampu memperbaiki dirinya karena sanggup mengungkapkan aspek-aspek kepribadian
yang tidak disenanginya dan berusaha mengubahnya. Sebaliknya pegawai yang memiliki konsep diri yang negatif ditandai
dengan lima hal, yaitu: peka terhadap kritik, responsip sekali terhadap orang lain, cenderung merasa tidak disenangi, memiliki sifat hiperaktif, bersikap pesimis
terhadap kompetensi seperti terungkap dalam keengganannya dalam bersaing dengan orang lain dalam membuat prestasi.
42
Menurut Calhoun dan Acocella dimensi konsep diri yaitu pengetahuan tentang diri sendiri, penghargaan bagi diri sendiri dan penilaian tentang diri
sendiri. Pemi Isdiastuti 2008 yang menyatakan bahwa ada pengaruh konsep diri dan kepuasan kerja dengan komitmen organisasi pada pegawai. Peneliti
beranggapan bahwa dimensi-dimensi tersebut memiliki pengaruh yang positif terhadap komitmen organisasi.
Dimensi pengetahuan tentang diri sendiri memiliki pengaruh yang positif terhadap komitmen organisasi, dimensi penghargaan bagi diri sendiri memiliki
pengaruh yang positif terhadap komitmen organisasi, dan dimensi penilaian tentang diri sendiri memiliki pengaruh yang positif terhadap komitmen organisasi.
Komitmen organisasi diciptakan dengan kerjasama yang sangat tergantung dari cara bagaimana pegawai memberikan penilaian terhadap dirinya. Dengan
demikian pegawai akan mengenal dirinya dalam bertindak untuk melakukan segala yang terbaik untuk peningkatan mutu pekerjaannya.
Faktor psikologis lain, munculnya komitmen organisasi dilatarbelakangi oleh kepuasan kerja di dalam diri individu tersebut. Dalam penelitian ini peneliti
menggunakan variabel kepuasan terhadap diri sendiri, kepuasan terhadap imbalan, kepuasan terhadap promosi, kepuasan terhadap supervisi, kepuasan terhadap
rekan kerja. Kepuasan kerja seorang bekerja umumnya agar memperoleh status
pegawai dan mendapatkan imbalan berupa upah dan gaji, jika jumlah gaji yang diterima sesuai dengan beban kerjanya dan seimbang dengan pegawai lain pada
organisasi tersebut akan membuat pegawai tersebut merasa puas terhadap
43
imbalannya sehingga pegawai tersebut akan emmiliki komitmen yang tinggi terhadap organisasi.
Setelah bekerja tuntutan dan kebutuhan akan kepuasan bekerja cenderung akan meningkat, misalnya apakah suasananya kerjanya menyenangkan atau tidak,
apakan ia merasa sejahtera atau tidak, merasa sesuai dengan pekerjaan atau tidak dan melihat apa-apa yang ia dapat, jika semua yang ia butuhkan telah terpenuhi
dan ia merasa senang dan puas bekerja diperusahaan tersebut maka komitmen pada organisasi akan muncul pada diri pegawai tersebut.
Biasanya pegawai akan merasa puas atas kerja yang telah atau sedang dijalankan. Apabila pegawai mendambakan sesuatu, dengan demikian akan
termotivasi untuk melakukan tindakan kearah pencapaian harapan tersebut. Dan jika harapan itu terpenuhi, maka akan merasa puas dan jika telah merasa puas
maka akan mudah untuk memunculkan sikap komitmen yang tinggi terhadap organisasi atau perusahaan
Selain faktor diatas faktor-faktor yang akan mempengaruhi adanya kepuasan kerja diantaranya adalah kepuasan terhadap rekan-rekan kerja, rekan
kerja yang ramah, memberikan bantuan dan dorongan sosial, kompeten dan mendukung dapat memberikan kepuasan kerja terhadap pegawai, dan jika
kepuasan terhadap pegawai sudah terpenuhi maka akan muncul sikap komitmen yang tinggi terhadap organisasi atau perusahaan.
Wether Jr Davis dalam Munandar dkk, 2003 memandang bahwa kepuasan kerja adalah kondisi kesukaan atau ketidaksukaan pegawai terhadap
pekerjaannya. Locke dalam Munandar, dkk, 2001 menyatakan bahwa kepuasan
44
kerja merupakan kondisi emosi bahagia atau positif sebagai hasil dari pengalaman kerja tertentu. Kepuasan kerja lebih bersifat individual dan sangat personal, jika
pekerjaan itu sesuai dan menyenangkan bagi pegawai, pekerjaan tersebut memberikan kesempatan pegawai untuk belajar sesuai dengan minat serta
kesempatan untuk bertanggung jawab maka pegawai akan merasakan puas terhadap pekerjaannya itu sendiri, dan jika kepauasan terhadap pekerjaan itu
sendiri telah terbangaun maka komitmen terhadap organisasi atau perusahaaan pun akan terbangun juga.
Dalam perusahaan pegawai akan selalu berhubungan dengan atasannya atau supervisinya. Atasan atau supervisi sangat mempengaruhi kinerja pegawai
tersebut, semua kinerja pegawai bergantung pada kemampuan atasannya untuk memberikan bantuan tehnis dalam memotivasi pekerjaannya, jika pegawai sudah
merasa nyaman terhadap atasannya maka komitmen pegawai tersebut terhadap organisasi atau perusahaan juga akan tinggi.
Setiap pegawai memiliki dorongan dan harapan untuk berkarir di dalam perusahaan tempat ia bekerja, karena ingin mendapatkan kompensasi yang lebih
tinggi dan kesempatan promosi yang baik, kebutuhan mereka untuk berprestasi dan mengembangkan kemampuan secara maksimal. Semua faktor tersebut akan
memberikan andil terhadap munculnya komitmen organisasi. Adanya ketidakpuasan pegawai terhadap perusahan dalam memenuhi kebutukan tersebut,
dapat menimbulkan perilaku negatif pegawai terhadap perusahaan dan dampak dari pekerjaan yang bisa dilihat dari menurunnya komitmen yang pada akhirnya
akan menurunkan prestasi kerjanya. Akhirnya bentuk ketidakmampuan mereka
45
untuk keluar tersebut diwujudkan dengan tidak peduli terhadap pekerjaan mereka serta tidak merasa bertanggung jawab terhadap kemajuan perusahaan, dengan kata
lain mempunyai komitmen dan tingkat pekerjaan yang rendah terhadap perusahaan. Dengan adanya kepuasan kerja maka pegawai akan termotivasi untuk
melakukan hal yang lebih baik pada pekerjaannya dan perusahannya. Semua yang dikerjakan akan sesuai dengan apa yang diharapkan oleh perusahaan, sehingga
komitmen organisasi yang terbentuk akan berkorelasi positif terhadap pekerjaan dan kondisi kerjanya.
46
Berdasarkan uraian di atas, maka kerangka berpikir penelitian dapat digambarkan sebagai berikut:
KOMITMEN ORGANISASI
KONSEP DIRI
1. Pengetahuan tentang diri sendiri
2. Penghargaan mengenai diri
3. Penilaian tentang diri sendiri
KEPUASAN KERJA
1. Kepuasan terhadap pekerjaan
2. Kepuasan terhadap imbalan
3. Kesempatan promosi
4. Kepuasan terhadap supervise
5. Kepuasan terhadap teman kerja
JENIS KELAMIN
LAMA KERJA TINGKAT
PENDIDIKAN
47
2.5. HIPOTESIS