Pengertian kepuasan Kepuasaan Kerja

2.3. Kepuasaan Kerja

2.3.1. Pengertian kepuasan

kerja Sebelum masuk ke dalam pengertian menyeluruh tentang kepuasan kerja, akan dibahas terlebih dahulu tentang kepuasan atau satisfaction adalah suatu keadaan kesenangan dan kesejahteraan, disebabkan karena orang telah mencapai suatu tujuan atau sasaran. Biasanya orang akan merasa puas atas kerja yang telah atau sedang dijalankan. Apabila pegawai mendambakan sesuatu, dengan demikian akan termotivasi untuk melakukan tindakan ke arah pencapaian harapan tersebut. Jika harapan itu terpenuhi, maka akan merasa puas. Werther Jr dan Davis Sjabadhyni, dkk 2001 memandang bahwa kepuasan kerja adalah kondisi kesukaan atau ketidak sukaan pegawai terhadap pekerjaannya. Smith et al dalam Sjabadhyni, 2004 Kepuasan kerja adalah Kepuasan kerja yang menunjukan perasaan-perasaan seorang pegawai tentang pekerjaannya. Spector dalam Sjabadhyni, 2004 menyatakan bahwa kepuasan kerja berpengaruh dengan perasaan seseorang terhadap pekerjaannya dan berkaitan dengan berbagai aspek yang terdapat dalam pekerjaan tersebut. Sedangkan menurut Gezels dan Guba dalam Sibarani, 2004dengan mengungkapkan bahwa kepuasan adalah fungsi dari tingkat keserasian antara apa yang diharapkan dengan apa yang dapat diperoleh, atau antara kebutuhan dan pengharagaan. Menurut Werther, Jr dan Keith Davis dalam Sjabadhyni, 2004 kepuasan kerja adalah kondisi kesukaan atau ketidak sukaan menurut pandangan pegawai terhadap pekerjaannya. Locke dalam Bertina Sjabadhyni, 2004 menyatakan bahwa kepuasan kerja adalah kondisi emosi bahagia atau positif sebagai hasil dari pengalaman kerja tertentu. Kepuasan kerja lebih bersifat individual dan sangat 28 personal. Locke dalam Munandar dkk, 2001 menyatakan bahwa kepuasan kerja merupakan kondisi emosi bahagia atau positif sebagai hasil dari pengalaman kerja tertentu. Kepuasan kerja lebih bersifat individual dan sangat personal. Selain itu, Munandar menyatakan bahwa ada tiga aspek penting yang tercermin dari kepuasan kerja. Pertama, kepuasan kerja merupakan fungsi dari nilai-nilai yaitu apa yang telah diperoleh pegawai, baik sadar ataupun tidak. Kedua, pegawai yang berbeda akan mempunyai pandangan yang berbeda tentang nilai-nilai yang dianut. Ketiga, bahwa pegawai satu akan berbeda dengan pegawai lain dalam mempersepsikan suatu situasi yang secara objektif sama. Kerja merupakan sarana untuk menuju ke arah terpenuhinya kebutuhan pribadi, dengan jalan memperoleh kekuasaan dan menggunakan kekuasaan itu terhadap orang lain. Pada pokoknya, kerja itu merupakan aktivitas yang memungkinkan terwujudnya kehidupan sosial dan persahabatan. Pada dasarnya kepuasan kerja merupakan hal yang bersifat individual. Setiap pegawai akan memiliki tingkat kepuasan yang berbeda-beda sesuai dengan sistem nilai-nilai yang berlaku pada dirinya. Hal ini disebabkan oleh perbedaan masing-masing pegawai. Semakin banyak aspek-aspek dalam pekerjaan yang sesuai dengan keinginan pegawai, maka semakin tinggi tingkat kepuasan yang dirasakan. Menurut Hoppecl dalam Anoraga, 2006 kepuasan kerja merupakan penilaian dari pekerja yaitu seberapa jauh pekerjaannya secara keseluruhan memuaskan kebutuhannya. Sedangkan menurut Tiffin dalam Anoraga, 2006 kepuasan kerja 29 juga berpengaruh dengan sikap dari pegawai terhadap pekerjaan itu sendiri, situasi kerja, kerja sama antara pemimpin dan sesama pegawai. Bloom 2002 berpendapat bahwa kepuasan kerja itu sendiri merupakan sikap umum yang merupakan hasil dari beberapa sikap khusus terhadap faktor- faktor pekerjaan, penyesuaian diri, dan berpengaruh sosial pegawai di luar kerja. Kinleki, Mekee-Ryan, Schriesheim dan Carson, th 2002 dalam Landy dan Comte 2004 mengukur kepuasan kerja berdasarkan lima aspek dari kerja seperti: Pekerjaan itu sendiri, kesempatan untuk maju, kesempatan mendapatkan penghargaan, berpengaruh dengan masalah pengawasan atasan, berpengaruh dengan pergaulan antar pegawai. Locke dalam Munandar, 2001 menyimpulkan adanya dua unsur penting dalam kepuasan kerja, yaitu nilai-nilai pekerjaan dan kebutuhan-kebutuhan dasar. Nilai-nilai pekerjaan merupakan tujuan-tujuan yang ingin dicapai dalam melakukan tugas pekerjaan. Nilai-nilai pekerjaan harus sesuai atau membantu pemenuhan kebutuhan-kebutuhan dasar. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa kepuasan kerja merupakan hasil dari tenaga kerja yang berkaitan dengan motivasi kerja. Howe dan Dipboye dalam Munandar, 2001 memandang kepuasan kerja sebagai hasil keseluruhan dari derajat rasa suka atau tidak sukanya tenaga kerja terhadap berbagai aspek dari pekerjaannya. Dengan kata lain kepuasan kerja mencerminkan sikap tenaga kerja terhadap pekerjaannya. Menurut Howell dan Dipboye dalam Munandar, 2001. Uraian di atas memperlihatkan bahwa kepuasan kerja sebagai sikap pegawai dimana kepuasan 30 kerja dipandang sebagai hasil keseluruhan dari derajat rasa suka atau tidak sukanya tenaga kerja terhadap berbagai aspek dari pekerjaannya. Dan pada dasarnya sama seperti yang telah dikemukakan oleh Kinicki, dkk yaitu meliputi pekerjaan itu sendiri, kesempatan untuk maju, kesempatan untuk mendapatkan penghargaan, berpengaruh dengan masalah pengawasan atasan, berpengaruh dengan pergaulan atar pegawai. Berdasarkan uraian yang telah dijelaskan di atas, maka peneliti memakai teori Smith et al untuk penguatkan penelitian ini serta teori ini sesuai dengan dimensi yang ingin di teliti.

2.3.2. Teori-teori Kepuasan kerja