kerja dipandang sebagai hasil keseluruhan dari derajat rasa suka atau tidak sukanya tenaga kerja terhadap berbagai aspek dari pekerjaannya. Dan pada
dasarnya sama seperti yang telah dikemukakan oleh Kinicki, dkk yaitu meliputi pekerjaan itu sendiri, kesempatan untuk maju, kesempatan untuk mendapatkan
penghargaan, berpengaruh dengan masalah pengawasan atasan, berpengaruh dengan pergaulan atar pegawai.
Berdasarkan uraian yang telah dijelaskan di atas, maka peneliti memakai teori Smith et al untuk penguatkan penelitian ini serta teori ini sesuai dengan
dimensi yang ingin di teliti.
2.3.2. Teori-teori Kepuasan kerja
a. Teori Ketidaksesuaian Discrepancy theory Teori ini mengukur kepuasan kerja seseorang dengan menghitung selisih antara
sesuatu yang seharusnya dengan kenyataan yang dirasakan. Sehingga apabila kepuasannya diperoleh melebihi dari yang diinginkan, maka orang akan
menjadi lebih puas lagi, sehingga terdapat discrepancy, tetapi merupakan discrepancy yang positif. Kepuasan kerja seseorang tergantung pada selisih
antara sesuatu yang dianggap akan didapatkan dengan apa yang dicapai. b. Teori Keadilan Equity theory
Teori ini mengemukakan bahwa orang yang merasa puas atau tidak puas, tergantung pada ada atau tidaknya keadilan equity dalam suatu situasi,
khususnya situasi kerja. Menurut teori ini komponenutama dalam teori keadalan adalah input, hasil, keadilan dan ketidakadilan. Input adalah faktor
31
bernilai bagi pegawai yang dianggap mendukung pekerjaannya, seperti pendidikan, pengalaman, kecakapan, jumlahtugas dan peralatan atau
perlengkapan yang digunakan untuk melaksanakan pekerjaannya. Hasilnya adalah sesuatu yang dianggap bernilai oleh seseorang pegawai yang diperoleh
dari pekerjaannya, seperti: upahgaji, keuntungan sampingan, simbol, status, penghargaan dan kesempatan untuk berhasil atau aktualisasi diri. Menurut teori
ini, setiap pegawai akan membandingkan rasio input hasil dirinya dengan rasio input hasil orang lain. Bila perbandingan itu dianggap cukup adil, maka
pegawai akan merasa puas. Bila perbandingan itu tidak seimbang tetapi menguntungkan bisa menimbulkan kepuasan, tetapi bisa pula tidak. Tetapi bila
perbandingan itu tidak seimbang akan timbul ketidakpuasan. Veithzal, 2009 c. Teori Nilai Value Theory
Locke sebagaimana tertulis dalam Greenberg dan baron 1993 menyatakan bahwa kepuasan kerja berkaitan dengan sejauh mana hasil outcomes dari
pekerjaan misalnya penghargaan sesuai dengan yang diharapkan individu. Semakin besar kecocokannya dimana semakin orang merasakan bahwa mereka
menerima hasil yang mereka anggap bernilai, maka semakin tinggi kepuasan kerjanya. Implikasi penting dari teori ini adalah perlu diperhatikannya aspek-
aspek pekerjaan yang perlu diperbaiki atau diubah agar tercapai kepuasan kerja.
32
2.3.3. Dimensi kepuasan kerja