Kebiasaan Makan Penyebaran Hipotesis

23 lebih tinggi jika diberikan pada malam hari. Kualitas air yang dianggap baik untuk kehidupan lele adalah suhu yang berkisar antara 20-30 o C, akan tetapi suhu optimalnya adalah 27 o C, kandungan oksigen terlarut 3 ppm, pH 6.5-8 dan NH 3 sebesar 0,05 ppm. Ikan lele digolongkan kedalam kelompok omnivora pemakan segala dan mempunyai sifat scavanger yaitu ikan pemakan bangkai. Selain pakan alami, untuk mempercepat pertumbuhan ikan lele perlu pemberian makanan tambahan berupa pelet. Jumlah pakan yang diberikan sebanyak 3 per hari dari berat total ikan yang ditebarkan di kolam dengan frekuensi 2-3 kali sehari Khairuman dan Amri, 2002.

2.1.4 Kebiasaan Makan

Ikan lele digolongkan sebagai ikan karnivora. Pakan alami yang baik untuk benih ikan lele adalah jenis zooplankton diantaranya Moina, Dapnia, dan yang termasuk dapnia adalah cacing, larva jentik-jentik serangga, siput-siput kecil dan sebagainya. Pakan alami biasanya digunakan untuk pemberian pakan lele pada fase larva sampai benih, akan tetapi kan lele biasanya mencari makan di dasar kolam Suyanto, 2006. Ikan lele dapat memakan segala macam makanan. Pakan alami ikan lele adalah jasad renik yang hidup di lumpur dasar maupun di dalam air, antara lain cacing, jentik-jentik lainnya nyamuk, serangga, anak-anak siput, kutu air zooplankton. Selain itu, lele juga dapat memakan kotoran atau bahkan apa saja yang ada dalam air Murhananto, 2002. 24 Pakan tambahan yang baik untuk lele adalah yang banyak mengandung protein hewani. Jika pakan yang diberikan banyak mengandung protein nabati, maka pertumbuhannya lambat. Lele bersifat kanibalisme, yaitu mempunyai sifat yang suka memakan jenisnya sendiri. Jika kurang. Sifat kanibalisme juga akan timbul oleh karena perbedaan ukuran. Lele yang berukuran besar akan memangsa ikan lele yang berukuran lebih kecil Mahyuddin, 2008.

2.1.5 Penyebaran

Ikan lele tersebar luas di benua Afrika dan Asia, terdapat di perairan umum yang berair tawar secara liar. Di beberapa negara khususnya Asia, seperti Filipina, Thailand, Indonesia, Laos, Kamboja, Vietnam, Birma dan India, ikan lele telah banyak dibudidayakan dan dipelihara di kolam . Secara alami ikan lele terdapat di pulau jawa Suyanto, 2006. Ikan lele diindonesia mempunyai beberapa nama daerah, antara lain: ikan kalang Padang, ikan maut Gayo, Aceh, ikan pintet Kalimantan Selatan, ikan keling Makasar, ikan cepi Bugis, ikan lele atau lindi Jawa Tengah. Sedang di negara lain dikenal dengan nama mali Afrika, plamond Thailand, ikan keli Malaysia, gura magura Srilangka, catre trang Jepang. Dalam bahasa Inggris disebut pula catfish, siluroid, mudfish dan walking catfish Suyanto, 2006. 25 2.2 Kelangsungan Hidup Ikan Survival rate Kelangsungan hidup adalah perbandingan antara jumlah individu yang hidup pada akhir pemeliharaan dengan jumlah individu yang hidup pada awal pemeliharaan. Kelangsungan hidup merupakan peluang hidup dalam suatu saat tertentu. Kelangsungan hidup ikan dipengaruhi oleh faktor biotik dan abiotik. Faktor biotik yang mempengaruhi yaitu kompetitor, parasit, umur, predasi, kepadatan populasi, kemampuan adaptasi dari hewan dan penanganan manusia. Faktor abiotik yang berpengaruh antara lain yaitu sifat fisika dan sifat kimia dari suatu lingkungan perairan Effendi, 2003. Jumlah waktu pemberian pakan dan pemberian shelter pada kolam pemeliharaan akan mempengaruhi kelangsungan hidup karena dapat mengurangi mortalitas Iskandar, 2003. Pertumbuhan ikan yang baik akan meningkatkan produksi dari usaha budidaya. Besarnya produksi bergantung pada tingkat pertumbuhan dan kelangsungan hidup ikan yang dibudidayakan Wahyudi, 2006. Padat penebaran yang tinggi berpengaruh terhadap kegiatan ikan budidaya yaitu kelangsungan hidup, pertumbuhan dan kesehatan ikan Kordi dan Tancung, 2007.

2.3 Budidaya Intensif