Oksigen Terlarut DO Parameter Kualitas Air

30 Kualitas air ditentukan oleh banyak faktor, yaitu zat telarut, zat yang tersuspensi dan makhluk hidup khususnya jasat renik di dalam air, maka dapat dikatakan bahwa kualitas air adalah tingkat pencemaran akibat proses alami dan aktivitas budaya manusia yang mempengaruhi kelayakan air ditinjau dari segi fisik, kimia, dan biologis. Sumarwoto, 1984.

2.7.1 Oksigen Terlarut DO

Oksigen terlarut merupakan peubah mutu air paling penting bagi kehidupan organisme air. Oksigen terlarut atau DO adalah jumlah mgl gas oksigen yang terlarut dalam air. Sumber oksigen terlarut dapat berasal dari difusi oksigen dan aktivitas fotosintesis oleh tumbuhan air dan fitoplankton Novotny dan Olem 1994. Oksigen yang di serap kemudian dimanfaatkan dalam proses metabolisme baik untuk pembentukan sel baru pertumbuhan dan untuk gerak maupun untuk penggantian sel yang hilang dan rusak. Kadar oksigen dalam air akan bertambah dengan semakin rendahnya suhu dan semakin tingginya salinitas. Pada lapisan permukaan, kadar oksigen akan lebih tinggi, karena adanya proses difusi antara air dengan udara bebas serta adanya proses fotosintesis. Dengan bertambahnya kedalaman akan terjadi penurunan kadar oksigen terlarut, karena proses fotosintesis semakin berkurang dan kadar oksigen yang ada banyak digunakan untuk pernapasan dan oksidasi bahan-bahan organik dan anorganik. Keperluan organisme terhadap oksigen relatif bervariasi tergantung pada jenis, stadium dan aktifitasnya Odum, 1971. 31 2.7.2 Tingkat Keasaman pH pH merupakan ukuran aktivitas ion hydrogen H + Van Wyk et al. 1999. pH merupakan hasil pengukuran aktivitas ion hidrogen dalam perairan yang menunjukkan keseimbangan antara asam dan basa air. pH terkait sangat erat dengan kandungan karbon dioksida dan alkalinitas. Pada pH yang kurang dari 5 alkalinitasnya tidak terdeteksi, makin tinggi nilai pH semakin tinggi nilai alkalinitasnya dan makin rendah kandungan karbon dioksida bebasnya Mackereth et.al, 1989. Pada umumnya sebagian biota air sensitif terhadap perubahan pH, dan hampir semua biota menyukai pH 7-8,5. Besaran pH sangat mempengaruhi proses biokimia yang terjadi disuatu perairan, sebagai contoh proses nitrifikasi akan terhenti manakala pH perairan rendah. Selain itu toksisitas dari logam beratpun sangat dipengaruhi oleh besaran pH perairan Novotny dan Olem, 1994. Jika dalam suatu perairan terdapat kandungan bahan organik yang tinggi, maka bahan organik tersebut harus diuraikan, untuk ini diperlukan oksigen. Dalam keadaan ada oksigen akan dihasilkan karbon dioksida, uap air dan nitrat. Dalam keadaan tidak ada oksigen akan dihasilkan hidrogen sulfide H 2 S, ammonia NH 3 dan metana CH 4 . Hampir semua senyawa yang dihasilkan tersebut bersifat asam yang dapat menurunkan pH. Zat tersebut akan digunakan untuk proses fotosintesis, sehingga karbon dioksida akan menurun, dan ion bikarbonat HCO 3 - akan berubah menjadi CO 2 dan ion OH - . Adanya dominasi ion hidroksil ini mengakibatkan pH air meningkat. 32 Jika dalam suatu perairan terdapat bahan organic yang tinggi, maka hasil dekomposisi bahan organic tersebut diantaranya adalah karbon dioksida. Di dalam air karbon dioksida ini akan membentuk asam karbonat. Moss, 1993, keadaan ini juga bisa terjadi jika 1 dari karbon dioksida bereaksi dengan air, sehingga membentuk asam karbonat Cole, 1988. Pada pembentukan asam karbonat tersebut akan dihasilkan ion hidrogen yang mengakibatkan pH perairan menurun.

2.7.3 Suhu