Penebaran Ikan Perlakuan Alat dan Bahan

37 3.3 Cara Kerja 3.3.1 Persiapan Wadah Wadah yang digunakan dalam penelitian ini berupa bak fiber bulat dengan dasar berbentuk corong dan berukuran 250 liter. Bak tersebut diisi air sebanyak 200 liter. Aerasi dipasang di dalam bak untuk menjamin kadar oksigen terlarut. Seluruh bak ditutup dengan jaring-jaring. Inokulasi bakteri komersial minabacto untuk mendapatkan kepadatan bakteri sebesar 10 6 cfu20mL dilakukan satu kali bersamaan dengan pemberian pakan pertama.

3.3.2 Penebaran Ikan

Benih ikan lele yang digunakan mempunyai bobot rata-rata sekitar 50 gramekor. Kepadatan yang diterapkan adalah 20 ekor per bak. Sebelum ditebar, ikan dipuasakan terlebih dulu selama 24 jam. Pengamatan tingkat kelangsungan hidup ikan lele dilakukan sebanyak 4 siklus dari hari ke 0 sampai hari ke 21. Setiap terjadi penurunan kelangsungan hidup ikan sampai 0, maka dilakukan penambahan ikan kembali sampai mencapai 100, untuk mendapatkan data kematian ikan dan kadar konsentrasi dari limbah-limbah nitrogen sampai akhir penelitian. Pemberian pakan sebanyak 3 dari bobot biomasa ikan diberikan sesaat setelah penebaran. Pakan yang diberikan adalah pakan buatan berbentuk pelet apung dengan kadar protein kasar Pro-vite 781 setiap hari selama 3 minggu yang bersifat mengapung, dengan frekuensi pemberian pakan 3 kali sehari, pagi sekitar 38 pukul 07.00 WIB, siang sekitar pukul 13.00 WIB dan sore sekitar pukul 16.00 WIB. Perhitungan pemberian pakan adalah sebagai berikut: Total pemberian pakan mengikuti pertumbuhan ikan. Biomassa ikan akan diukur setiap 7 hari sekali, sehingga jumlah pakan yang akan diberikan diganti setiap 7 hari sekali. Pemberian molases dilakukan bersamaan dengan pemberian pakan pada pagi hari. Molases yang diberikan sebelumnya ditimbang sesuai dengan jumlah pakan yang diberikan atau disesuaikan dengan bobot ikan per corong dan sesuai dengan perhitungan Rasio CN. Pemberian molases hanya diberikan pada 6 corong sesuai perlakuan. Inokulasi bakteri dilakukan sekali pada awal penelitian dengan dosis 10 6 cfu20mL dan hanya dilakukan pada 3 corong sesuai dengan perlakuan.

3.3.3 Perlakuan

Perlakuan pada penelitian ini adalah penerapan sistem heterotrofik pada pemeliharaan ikan lele dengan sistem budidaya intensif. Percobaan dirancang mengikuti Rancangan Acak Lengkap dengan empat perlakuan dengan tiga ulangan. Rancangan perlakuan yang akan diterapkan adalah sebagai berikut: 1. Perlakuan A : pemberian pakan tanpa pemberian bakteri dan molases 2. Perlakuan B : pemberian pakan dengan pemberian molases dan tanpa pemberian bakteri Total pakan yang diberikan =3 × total biomassa ikan 39 3. Perlakuan C : pemberian pakan dengan pemberian bakteri dan tanpa pemberian molases 4. Perlakuan D : Pemberian pakan dengan pemberian bakteri dan molases. Pada semua perlakuan di peroleh 12 variasi yang ditampilkan pada Tabel 1. Tabel 1. Variasi perlakuan tiap corong Corong Kode perlakuan Perlakuan 1 B1 Tanpa Bakteri + Molase 2 A1 Tanpa bakteri + Tanpa molase 3 C2 Bakteri + Tanpa Molase 4 D1 Bakteri + Molase 5 C1 Bakteri + Tanpa Molase 6 B3 Tanpa Bakteri + Molase 7 D2 Bakteri + Molase 8 A2 Tanpa Bakteri + Tanpa Molase 9 A3 Tanpa Bakteri + Tanpa Molase 10 C3 Bakteri + Tanpa Molase 11 B2 Tanpa Bakteri + Molase 12 D3 Bakteri + Molase

3.3.4 Pengamatan