Nitrit Parameter Kualitas Air

55 cenderung lebih banyak dalam bentuk NH 3. Pada suhu air rendah amonia cenderung lebih banyak dalam bentuk NH 4 + sedangkan dalam suhu air tinggi amonia cenderung lebih banyak dalm bentuk NH 3 + . Menurut Boyd 1982 menyatakan bahwa kandungan NH 3 sebesar 0,1 mgl menurunkan pertumbuhan dan menyebabkan kerusakan insang pada Channel Catfish, konsentrasi 0,52 mgl menurunkan pertumbuhan sebesar 50 , sedangkan pada konsentrasi 0,97 mgl pertumbuhan akan terhambat. Amonia juga dapat menyebabkan pertumbuhan menurun, hyperplasia insang, dan haemorragi. Amonia tinggi dapat menyebabkan perubahan pertahanan darah- otak, menggangu transportasi asam amino, mengganggu peredaran darah. NH4 + dapat mengganggu mekanisme pergantian ion pada sistem syaraf pusat denga n cara menggantikan ion K +. . Dengan adanya bahan organik, proses mikrobial yang berlangsung di dalam air akan didominasi oleh bakteri heterotrof yang lebih cepat menyerap amonium menjadi biomasa bakteri dibandingkan dengan bakteri nitrifikasi yang tergolong bakteri autotrof. Bakteri heterotrof mampu menyerap sampai 50 dari jumlah amonium terlarut dalam air. Beberapa mikroorganisme yang bersifat heterotrofik juga dilaporkan mampu mengoksidasi amonia atau nitrogen organik menjadi nitrit atau nitrat Sylvia et al., 1990.

4.2.2 Nitrit

Senyawa nitrit merupakan hasil perombakan amonia dalam proses nitrifikasi tahap pertama yang dilakukan terutama oleh bakteri Nitrosomonas sp. 56 Diperairan alami, nitrit NO 2 biasanya ditemukan dalam jumlah yang sangat sedikit, lebih sedikit dari pada nitrat, karena bersifat tidak stabil dengan keberadaan oksigen. Nitrit merupakan bentuk peralihan antara ammonia dan nitrat nitrifikasi, dan antara nitrat dan gas hidrogen denitrifikasi. Denitrifikasi berlangsung secara anaerob. Effendi, 2003. Nilai nitrit bisa terlihat pada gambar 7 di bawah ini. Gambar 7. Parameter Nitrit Selama Penelitian. Pada pengamatan didapatkan bahwa setiap perlakuan yang menunjukkan tingkat kadar nitrit yang tinggi didapatkan pada perlakuan C yaitu perlakuan dengan menggunakan bakteri tanpa adanya sumber karbon berupa molases mencapai angka 30mgL -35mgL, hal ini disebabkan kurangnya peran bakteri heterotrof serta tidak adanya sumber karbon untuk mengembangkan bakteri heterotrof sehingga pada perlakuan ini bakteri heterotrof kalah dalam 0,00 5,00 10,00 15,00 20,00 25,00 30,00 35,00 40,00 H0 H2 H4 H8 H12 H16 H21 A nobak+nomol B nobak+mol C bak+nomol D bak+Mol 57 pertumbuhannya dengan bakteri autotrof, dengan demikian inokulasi bakteri yang diberikan pada perlakuan ini tidak dapat mengubah nitrit pada budidaya ikan lele dengan melihat kelangsungan hidupnya. Tingginya angka nitrit ini didapatkan pada hari ke-8, hari ke 12 dan hari ke 16. Namun dalam sistem heterotrofik di mana terdapat peningkatan rasio CN melalui penambahan sumber karbon proses nitrifikasi akan terhambat oleh proses heterotrofikasi yang berjalan lebih cepat Montoya and Velasco, 2000. Angka nitrit yang tertinggi juga didapatkan pada perlakuan A yaitu perlakuan dengan menggunakan pakan saja tanpa adanya peran bakteri dan molase sebesar 22 mgL -24 mgL pada hari ke 8 dan hari ke 12, hal ini pula yang di duga karena adanya aktivitas bakteri autotrof dalam mengubah amonia menjadi nitrit yang dapat membahayakan kelangsungan hidup ikan. Pada hari ke 16 terjadinya penurunan kadar nitrit sebesar 2,79mgL, hal ini disebabkan karena pada hari tersebut terjadinya penurunan amonia sehingga bakteri autotrof tidak banyak mengubah amonia menjadi nitrit dan selanjutnya terjadi kenaikan nitrit kembali pada hari ke 21 sebesar 10,45mgL, hal ini di duga karena pada hari tersebut terjadi kenaikan amonia yang cukup tinggi sehingga bakteri autotrof banyak menggunakan amonia dan mengubahnya menjadi nitrit. Menurut Ebeling dan Michael 2007, nilai ambang batas nitrit untuk budidaya adalah kurang dari 1 mgL. Mekanisme toksisitas dari nitrit adalah pengaruhnya terhadap transpor oksigen dalam darah dan kerusakan jaringan, akumulasi nitrit di dalam bak di duga akibat tidak seimbangnya antara kecepatan perubahan dari nitrit menjadi nitrat dan dari amonia menjadi nitrit. 58 Ion nitrit yang terbentuk di dalam air diabsorpsi ke dalam darah dan masuk ke dalam eritrosit, kemudian mengoksidasi ion Fe 2+ ferro dalam hemoglobin Hb dan mengubahnya menjadi ion Fe 3 + ferri sehingga terjadi pembentukan MetHb. MetHb ini tidak lagi sanggup membawa oksigen ke jaringan-jaringan sehingga terjadi kekosongan oksigen dalam darah hipoksia dan kemungkinan terjadi difesiensi oksigen dalam jaringan tersebut Boyd, 1990. Apabila perubahan Hb menjadi MetHb ini mencapai 20-30 dari nilai Hb normal, maka akan terjadi hipoksia, yaitu kekosongan oksigen dalam darah ikan yang menderita keracunan sehingga darahnya tidak lagi sanggup sebagai pembawa oksigen. Apabila keadaan ini terus berlanjut, dan perubahan Hb menjadi MetHb mencapai 80-90 dari Hb normal, maka terjadi kondisi yang dapat menyebabkan keracunan bagi ikan Yuningsih, 2000. Pada perlakuan yang lainnya di dapatkan nilai nitrit yang tidak terlalu jauh dengan perlakuan A dan perlakuan C misalnya pada perlakuan B dengan menggunakan peran molases sebagai sumber karbon didapatkan nilai nitrit pada hari ke 0, 2 dan hari ke 4 rendah, hal ini disebabkan karena adanya bakteri autotrof yang jumlah tidak sebanyak bakteri heterotrof yang ada pada perlakuan tersebut dan sedikitnya jumlah amonia yang dihasilkan sehingga terjadinya persaingan antara bakteri heterotrofik dengan bakteri autotrofik dalam mengubah amonia. Kandungan gula yang tinggi pada molases dapat dimanfaatkan dalam sistem akuakultur sebagai sumber karbon Paturau, 1982. Pada hari ke 8 dan hari ke 21 terjadinya kenaikan pada nitrit, hal ini di duga karena cukup banyaknya bakteri autotrof pada hari tersebut sehingga 59 terjadinya kenaikan nitrit kembali dengan banyaknya bakteri autotrof maka bakteri heterotrof alami yang berada kurang mampu dalam mengoksidasi amonia menjadi biomassa sel. Pada perlakuan dengan sistem heterotrofik nilai nitrit bisa ditekan dengan adanya peran bakteri dan molases, meskipun penekanan terhadap kadar nitrit tidak mengikuti ambang batas nilai nitrit yang kurang dari 1 mgL, hal ini disebabkan banyaknya jumlah bakteri heterotrof dalam mengubah amonia menjadi biomassa sel dan bakteri autotrof yang ada pada perlakuan tersebut kalah dalam mengubah amonia dengan bakteri heterotrofik. Hal ini sudah membuktikan bahwa sistem heterotrofik dapat menghambat atau menimalisir kadar nitrit sedikit mungkin dibandingkan dengan perlakuan yang lainnya.

4.2.3 Nitrat