Komitmen Organisasi Pengaruh Profesionalisme Auditor, Komitmen Organisasi, Dan Job Stress Terhadap Kinerja Auditor Internal Pada Otoritas Jasa Keuangan (Ojk)

24 mengatakan bahwa pandangan profesionalisme penting untuk dijelaskan dan profesionalisme merupakan bentuk lain dari komitmen kerja.

6. Komitmen Organisasi

Menurut Luthans 2002 dalam Hanna dan Firnanti 2013, komitmen organisasional merupakan sikap yang menunjukkan “loyalitas” karyawan dan merupakan proses berkelanjutan bagaimana seorang anggota organisasi mengekspresikan perhatian mereka kepada kesuksesan dan kebaikan organisasinya. Komitmen organisasi didefinisikan sebagai suatu keadaan dimana seorang karyawan memihak organisasi tertentu serta tujuan-tujuan dan keinginan untuk mempertahankan keanggotaan dalam organisasi tersebut Robbin, 2008:100 dalam Handayani dan Yusrawati, 2013. Seorang karyawan akan berusaha sekuat mungkin untuk memberikan yang terbaik bagi organisasinya. Ghorbanpour, et. al., 2014 mengatakan bahwa individu yang berkomitmen adalah seseorang yang justru menaruh perhatian pada faktor eksternal dan yang berada di bawah kontrol mereka, yang dikarenakan perasaan bangga dan loyalnya terhadap organisasi, sehingga mengerjakan tugas-tugasnya dengan giat, tepat, dan teliti. Dengan demikian, pengendalian diri menggantikan pengendalian eksternal dan seseorang tersebut mengerjakan tugas-tugasnya berdasarkan kekuatan internal batin yang muncul dari perasaan atau keyakinannya. Komitmen profesional pada dasarnya dapat dijadikan gagasan yang mendorong motivasi seseorang dalam bekerja. Komitmen organisasi 25 menyangkut tiga sikap yaitu, rasa mengidentifikasi dengan tujuan organisasi, rasa keterlibatan dengan tugas organisasi, dan rasa kesetiaan kepada organisasi Ferris dan Aranya, 1983 dalam Trisnaningsih, 2007. Beberapa alasan yang menyebabkan meningkatnya ketertarikan untuk menghubungkan konstruk ini, yaitu :1 tingginya komitmen mendorong karyawan untuk melakukan sesuatu yang terbaik bagi organisasi daripada rendahnya komitmen, 2 komitmen organisasi menjadi prediktor yang lebih baik mengenai turnover karyawan daripada kepuasan kerja, 3 komitmen organisasional dapat digunakan sebagai indikator efektivitas dari keseluruhan organisasi Aranya dan Ferris, 1984 dalam Larasati dan Laksito, 2013. Kalbers dan Fogarty 1995 dalam Trisnaningsih 2007 menggunakan dua pandangan tentang komitmen organisasional yaitu affective dan continuance. Komitmen affective merupakan keterlibatan emosional seseorang pada organisasinya, sedangkan komitmen continuance merupakan persepsi seseorang atas biaya dan resiko jika meninggalkan organisasinya. Karyawan yang komit terhadap organisasi akan menunjukkan sikap dan perilaku yang positif terhadap lembaganya, berusaha meningkatkan prestasi, dan memiliki keyakinan yang pasti untuk membantu mewujudkan tujuan organisasi. Komitmen karyawan terhadap organisasinya adalah kesetiaan karyawan terhadap organisasinya, di samping juga akan menumbuhkan loyalitas serta mendorong keterlibatan diri karyawan dalam mengambil berbagai keputusan. Oleh karenanya 26 komitmen akan menimbulkan rasa ikut memiliki sense of belonging bagi karyawan terhadap organisasi Trisnaningsih, 2007. Pernyataan Abdullah dan Arisanti 2010 bahwa komitmen organisasi pada dasarnya akan tercipta jika adanya tanggung jawab yang besar dari personil organisasi terhadap pekerjaan yang diberikan padanya, sedikitnya peluang untuk memperoleh pekerjaan lain, serta adanya usaha yang maksimal dari organisasi untuk membantu karyawan dalam memahami organisasi secara keseluruhan serta pekerjaan yang dibebankan padanya. Luthans 1998 menyebutkan jika seorang individu memiliki komitmen organisasi yang tinggi, maka pencapaian tujuan organisasi menjadi hal penting bagi organisasi tersebut, sebaliknya individu dengan komitmen organisasi yang rendah akan memiliki perhatian yang rendah pula terhadap tujuan organisasi dan cenderung untuk memenuhi kepentingan pribadi Abdullah dan Arisanti, 2010. Jadi, seorang karyawan yang memiliki komitmen organisasi yang tinggi berarti ia memiliki rasa keterlibatan dan kesetiaan terhadap organisasi tempatnya bekerja. Sehingga karyawan akan memberikan perilaku positifnya dalam pencapaian tujuan organisasi tempatnya bekerja

7. TekananStres Kerja Job Stress

Dokumen yang terkait

PENGARUH INDEPENDENSI, KOMPETENSI, KOMITMEN ORGANISASI, PENGALAMAN DAN MOTIVASI AUDITOR TERHADAP KINERJA AUDITOR PADA AUDITOR PEMERINTAH WILAYAH LAMPUNG

1 7 52

Analisis Pengaruh Work Engagement, Organizational Justice, Organizational Commitment Dan Burnout Terhadap Kinerja Auditor Internal

6 25 141

PENGARUH INDEPENDENSI AUDITOR, KOMITMEN ORGANISASI, PEMAHAMAN GOOD GOVERNANCE, INTEGRITAS AUDITOR, DAN Pengaruh Independensi Auditor, Komitmen Organisasi, Pemahaman Good Governance, Integritas Auditor, Dan Budaya Organisasi Terhadap Kinerja Auditor ( Stu

0 2 17

PENGARUH INDEPENDENSI AUDITOR, KOMITMEN ORGANISASI, PEMAHAMAN GOOD GOVERNANCE, INTEGRITAS AUDITOR, DAN Pengaruh Independensi Auditor, Komitmen Organisasi, Pemahaman Good Governance, Integritas Auditor, Dan Budaya Organisasi Terhadap Kinerja Auditor ( Stu

0 2 15

Pengaruh Profesionalisme dan Independensi terhadap Kinerja Internal Auditor.

0 11 23

Pengaruh Profesionalisme Internal Auditor terhadap Peningkatan Mutu Kinerja Internal Auditor.

0 0 23

1. Latar Belakang Masalah - Pengaruh Profesionalisme Auditor Dan Komitmen Organisasi Terhadap Kinerja Internal Auditor

0 1 26

Pengaruh Independensi Auditor, Komitmen Organisasi, Gaya Kepemimpinan, Budaya Organisasi, Dan Profesionalisme Auditor Terhadap Kinerja Auditor - Unika Repository

0 0 15

KUESIONER PENELITIAN Pengaruh Independensi Auditor, Komitmen Organisasi, Gaya Kepemimpinan, Budaya Organisasi, dan Profesionalisme Auditor Terhadap Kinerja Auditor (Studi Empiris Kantor Akuntan Publik di Semarang)

0 0 51

PENGARUH PROFESIONALISME, PENGALAMAN, DAN KOMITMEN ORGANISASI TERHADAP KINERJA INTERNAL AUDITOR : KEPUASAN KERJA SEBAGAI VARIABEL INTERVENING - Unika Repository

0 0 16