62
oleh Adjusted R
2
nya yang mempunyai nilai nol dan satu. Nacrowi, 2006:20
E. Operasional Variabel
Definisi operasional variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Tabungan Mudharabah Y
Pada penelitian ini, variabel terikatnya adalah Tabungan Mudharabah
. Tabungan Mudharabah adalah total dana nasabah yang disimpan dengan prinsip Mudharabah pada Perbankan Syariah di Bank
Indonesia. Data operasional yang digunakan dalam penelitian ini diperoleh dari Bank Indonesia, yaitu data dari Statistik Perbankan Syariah
yang dinyatakan dalam milyar rupiah dari periode Agustus 2008 sampai dengan Agustus 2012.
2. Inflasi X
1
Inflasi merupakan perubahan kenaikan harga-harga secara umum dan terus-menerus. Data operasional yang digunakan dalam penelitian ini
diperoleh dari Bank Indonesia, yaitu data dari Statistik Perbankan Syariah yang dinyatakan dalam bentuk persen pada periode periode Agustus
2008 sampai dengan Agustus 2012.
3. KURS X
2
Kurs yang digunakan dalam penelitian ini adalah data kurs tengah nilai tukar rupiah terhadap dollar AS yang bersumber dari situs resmi
63
Bank Indonesia yang dinyatakan dalam rupiah pada periode Agustus 2008 sampai dengan Agustus 2012.
4. BI Rate X
3
BI Rate adalah suku bunga kebijakan yang mencerminkan sikap atau stance kebijakan moneter yang ditetapkan oleh bank Indonesia dan
diumumkan kepada publik. Data operasional yang digunakan dalam penelitian ini diperoleh dari situs resmi Bank Indonesia yang dinyatakan
dalan persen dari periode Agustus 2008 sampai dengan Agustus 2012.
64
BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN
A. Sekilas Gambaran Umum Objek Penelitian
1. Perkembangan Bank Syariah di Indonesia
Perkembangan industri syariah secara informal telah dimulai sebelum dikeluarkannya kerangka hukum formal sebagai landasan
operasional perbankan syariah di Indonesia. Sebelum tahun 1992, telah didirikan beberapa badan usaha pembiayaan non-bank yang telah
menerapkan konsep bagi hasil dalam kegiatan operasionalnya. Hal tersebut menunjukkan kebutuhan masyarakat akan hadirnya institusi-institusi
keuangan yang dapat memberikan jasa keuangan yang sesuai dengan syariah.
Dan untuk menjawab kebutuhan masyarakat bagi terwujudnya sistem perbankan yang sesuai syariah, pemerintah telah memasukkan
kemungkinan tersebut dalam Undang-Undang yang baru. UU No.7 Tahun 1992 tentang perbankan secara implisit telah membuka peluang kegiatan
usaha perbankan yang memeiliki dasar operasional bagi hasil yang secara rinci dijabarkan dalam peraturan pemerintah No.72 Tahun 1992 tentang
bank berdasarkan prinsip bagi hasil. Ketentuan perundang-undangan tersebut telah dijadikan sebagai dasar hukum beroperasinya bank syariah di
Indonesia yang menandai dimulainya era sistem perbankan ganda Dual Banking System
di Indonesia. Kemudian pada tahun 1998 dikeluarkan UU
64