Penelitian Terdahulu TINJAUAN PUSTAKA

33 secara terus menerus dan berakibat daya beli masyarakat menjadi turun.turunnya daya beli masyarakat mengakibatkan masyarakat lebih memilih menyimpan kekayaannya dalam bentuk tabungan maupun deposito di Bank. Yang ketiga Pendapatan Nasional PDB mempunyai pengaruh yang positif dan signifikan terhadap Tabungan Mudharabah. Dan tang terakhir Sertifikat Wadi’ah Bank Indonesia mempunyai hubungan yang positif dan signifikan terhadap Tbungan Mudharabah. 5. Ari Cahyono 2009 Meneliti tentang “Pengaruh Indikator Makroekonomi Terhadap Dana Pihak Ketiga dan Pembiayaan Bank Syariah Mandiri”. Penelitian ini menggunakan analisis Regresi Linier Berganda dengan variabel independennya yaitu: Suku Bunga SBI, Kurs, Inflasi, IHSG, PDB. Berdasarkan penelitian dan analisis yang dilakukan diambil kesimpulan sebagai berikut: a. Penelitian menunjukkan bahwa pengaruh yang diberikan oleh indikator makroekonomi terhadap Dana Pihak Ketiga dan Pembiayaan pada Bank Syariah Mandiri yaitu variabel Suku Bunga SBI berpengaruh secara negatif, sedangkan variabel lainnya yaitu, Inflasi, Kurs, IHSG, dan PDB memberikan pengaruh yang positif. b. Dan dari keempat variabel yang memiliki pengaruh positif, variabel PDB memiliki pengaruh secara positif dan signifikan terhadap peningkatan Dana Pihak Ketiga dan Pembiayaan Bnak Syariah Mandiri. 34 6. Patria Yunita 2008 Penelitian yang dilakukan oleh Yunita 2008 mengenai “Faktor- faktor yang mempengaruhi DPK pada perbankan syariah ”, menggunakan metode permodelan regresi linier sederhana. Data yang digunakan dalam penelitian ini, adalah data time series. Variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah variabel makro ekonomi, yang diantaranya tingkat suku bunga SBI, tingkat inflasi dan kurs US dollar sebagai variabel Independent. Sedangkan data yang mewakili variabel dependen adalah Jumlah Dana Pihak Ketiga DPK perbankan syariah. Dan pengambilan sampel dalam kurun waktu 42 bulan yaitu terhitung sejak bulan Maret 2004 sampai Agustus 2007. Setelah dilakukan regresi didapatkan hasil sebagai berikut : a Pengaruh suku bungan SBI diidentifikasikan dengan besaran Net Equivalent Rate, yaitu secara signifikan mempengaruhi jumlah Dana Pihak Ketiga DPK perbankan syariah. Sehingga dapat disimpulkan bahwa tingkat suku bunga SBI mempengaruhi jumlah DPK perbankan syariah. Apabila terjadi peningkatan pada tingkat suku bunga SBI, maka terjadi displacemen pada dana simpanan, sehingga mengakibatkan penurunan jumlah DPK perbankan syariah. Sebaliknya, apabila terjadi penurunan SBI dengan asumsi Equivalent Rate tetap, maka akan terjadi peningkatan jumlah DPK perbankan syariah. 35 b Pengaruh tingkat inflasi diidentifikasikan dengan besaran Real Equivalent Rate, yaitu secara signifikan mempengaruhi jumlah DPK perbankan syariah. Apabila terjadi inflasi, maka jumlah DPK perbankan syariah akan mengalami penurunan, diakibatkan oleh penarikan dana oleh nasabah untuk kebutuhan konsumsi. Inflasi mengakibatkan penurunan daya beli mata uang the fall of purchasing power sehingga dibutuhkan uang dalam jumlah lebih banyak untuk mengkonsumsi barang yang sama. Dalam kondisi ini, untuk memenuhi konsumsi masyarakat, penarikan dana simpanan perbankan syariah sangat mungkn terjadi. c Kurs mempengaruhi besarnya jumlah DPK perbankan syariah dalam hubungan yang negatif. Kenaikan kurs mata uang US dollar menyebabkan penurunan DPK perbankan syariah disebabkan oleh penarikan dana yang dilakukan oleh nasabah bank syariah 7. Amalianshah Banowo dan Budi Hermawan 2005 Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah pertumbuhan simpanan mudharabah dipengaruhi oleh Sertifikat Bank Indonesia SBI dan Sertifikat Wadi’ah Bank Indonesia SWBI. Hasil penelitian menunjukkan pada jangka pendek equvalent simpanan mudharabah relatif berfluktuatif sedangkan untuk jangka panjang relatif stabil. Hasil analisis ketujuh regresi linier secara umum menunjukkan nisbah simpanan mudhrabah berhubungan dengan instrumen moneter Bank Indonesia yaitu baik SBI maupn SWBI. Tetapi simpanan mudharabah untuk jangka semua 36 waktu tidak menunjukkan hubungan signifikan dengan inflasi pada periode yang sama 8. Haron dan Azmi 2005 Penelitiannya berjudul “Measuring Depositors Behaviour of Malaysian Islamic Banking System: A Co-integration Approach ”. Meneliti tentang perilaku depositor pada sistem bank islam Malaysia dengan menggunakan metode VECM, dimana peneliti membagi jenis depositor menjadi empat kategori atau various economic units yaitu, pemerintah, lembaga keuangan, pelaku bisnis dan individual. Penelitian ini melihat hubungan antara jumlah deposito di bank islam dengan return yang ditawarkan dengan menggunakan variabel-variabel makroekonomi yaitu, money supply, Kuala Lumpur Composite index, tingkat inflasi atau inflation rate dan GDP. Periode analisis diawali pada bulan Januari 1998 – Desember 2003. Hasil dari penelitian ini adalah dalam jangka pendek tingkat pengembalian tabungan yang diberikan oleh bank konvensional dan GDP mempengaruhi besarnya tabungan. Tingkat keuntungan investasi mudharabah yang diperoleh bank islam dipengaruhi oleh besarnya giro pemerintah, suku bunga simpanan berjangka yang diterbitkan oleh bank konvensional berpengaruh terhadap besarnya giro para pelaku bisnis dan individu. Deposito pemerintah dan pelaku bisnis banyak dipengaruhi oleh tingkat pengembalian yang diberikan oleh bank islam, composite index dan money supply. Deposito individu banyak dipengaruhi oleh suku bunga simpanan berjangka yang diberikan oleh bank konvensional, tingkat inflasi, money supply dan GDP. 37 Pada jangka panjang terdapat hubungan antara besarnya deposito di bank syariah dengan various economic units, return yang ditawarkan dan variabel- variabel makroekonomi. Bukti empiris menyatakan bahwa depositor di bank syariah dipengaruhi oleh return yang ditawarkan dan pergerakan pada variabel-variabel ekonomi, hal ini berbeda dengan islamic saving theories. Para depositor bank syariah memiliki respon yang cepat atau sensitif terhadap perubahan yang terjadi pada variabel-variabel ekonomi. Kesimpulannya, manajemen di bank islam seharusnya tidak hanya berfokus pada return yang diberikan akan tetapi pada pergerakan tingkat suku bunga di bank konvensional. Variabel-variabel yang digunakan dalam penelitian ini kurang dijelaskan, seperti penggunaan M3 yang hanya dijelaskan bahwa M3 merupakan alat yang digunakan oleh pemerintah untuk mengendalikan sektor moneter, tidak dijelaskantentang pengertian M3 secara terperinci dan variabel apa saja yang termasuk dalam M3. Penelitian ini menggunakan cakupan variabel yang berbeda dari penelitian sebelumnya. Perbedaan yang mendasar adalah variabel yang digunakan, pada penelitian terdahulu cakupan penelitiannya meliputi empat komponen yaitu pemerintah, pelaku bisnis, lembaga keuangan dan individu, pada penelitian ini hanya difokuskan pada individu dan variabel money supply tidak digunakan dalam penelitian ini. Variabel-variabel yang digunakan pada penelitian ini adalah tabungan mudharabah, giro wadiah dan deposito mudharabah sebagai variabel dependen, suku bunga simpanan berjangka tiga bulanan dan suku bunga tabungan pada bank konvensional, bagi hasil deposito, bagi hasil tabungan dan bonus giro pada BSM dan BMI, tingkat 38 inflasi, harga saham syariah Jakarta Islamic Index, pendapatan nasional yang dilihat dari GDP serta kebijakan pemerintah yang berupa pernyataan fatwa MUI bahwa bunga bank adalah haram. 9. Hanifeliza 2004 Hanifeliza 2004, dalam skripsinya yang berjudul “Analisis Faktor Faktor yang Mempengaruhi Total Tabungan Masyarakat yang Dihimpun Perbankan di Indonesia ”. Dengan analisis Ordinary Least Square OLS hasil penelitian menunjukkan bahwa selama jangka waktu sepuluh tahun mulai dari tahun 1994-2003, tabungan masyarakat yang dihimpun perbankan di Indonesia terus mengalami peningkatan setiap tahunnya. Simpanan masyarakat terbesar berasal dari deposito berjangka, hal ini merupakan sesuatu yang wajar karena tingkat suku bunga deposito berjangka lebih besar dari suku bunga giro dan tabungan. Tabungan masyarakat meningkat sangat signifikan terjadi pada tahun 1998 karena pada saat tersebut terjadi krisis yang menyebabkan tingkat suku bunga deposito meningkat sangat tinggi. Hal ini tentu saja menarik masyarakat untuk menabungkan uangnya di perbankan. Faktor yang signifikan mempengaruhi tabungan masyarakat adalah tingkat suku bunga riil, inflasi, jumlah bank, populasi besarnya tabungan masyarakat pada periode sebelumnya dan keadaan perekonomian Indonesia dengan terjadinya krisis tahun 1997 variabel dummy. Pendapatan riil tidak mempengaruhi tabungan masyarakat secara signifikan. Kelima variabel diatas yang diduga mempengarui tabungan masyarakat berhubungan positif dengan total tabungan masyarakat yang dihimpun perbankan di Indonesia. Artinya jika variabel bebas tersebut yaitu 39 GDP riil, tingkat suku bunga riil, inflasi, jumlah bank dan dummy meningkat maka tabungan masyarakat juga akan meningkat dan sebaliknya. Faktor yang paling responsif mempengaruhi total tabungan masyarakat yang dihimpun perbankan di Indonesia adalah jumlah perbankan yang ada di Indonesia. Pada penelitian ini variabel dummy seharusnya dipisahkan antara besarnya tabungan masyarakat dan krisis yang menimpa Indonesia, sehingga dapat diketahui bagaimana pengaruh sebelum dan sesudah krisis terhadap besarnya tabungan masyarakat. Penggunaan tingkat signifikansi yang tidak konsisten pada penelitian ini menimbulkan interpretasi teori ekonomi pada model penelitian yang berbeda-beda. Akibatnya hasil matematis semua variabel seolah dianggap signifikan secara keseluruhan. 10. Pariyo 2004 Penelitian ini berjudul variabel makro ekonomi yang mempengaruhi penghimpunan Dana Pihak Ketiga Studi Kasus Bank Muamalat Indonesia. Penelitian ini menggunakan satu variiabel dependen yaitu dana pihak ketiga dan tiga variabel independen yaitu Sertifikat Bank Indonesia SBI, Valuta Asing USD dan Sertifikat Wadiah Bank Indonesia SWBI. Dengan menggunakan metode analisis regresi linier berganda dengan hasil uji t masing-masing dari ketiga variabel independen memberi pengaruh yang signifikan terhadap variabel dependennya. Pariyo 2004 melakukan penelitian yang menganalisis pengaruh variabel makro ekonomi yang terdiri atas : 1 SBI, 2Valuta Asing USD, dan 3SWBI terhadap dana pihak ketiga studi kasus Bank Muamalat Indonesia periode 2000-2003 dengan menggunakan analisis regresi linier 40 berganda, hasil yang diperoleh menunjukan semua variabel independent berpengaruh secara signifikan terhadap variabel dependent DPK. Selain itu, dari hasil uji F test dimana hasil F test=15,311 dan dari print output juga terlihat signifikan 0,00 berarti ketiga variabel independent SBI, Valas USD, dan SWBI secara bersama-sama berpengaruh secara signifikan terhadap dana pihak ketiga DPK. Nilai R-Square yang diperoleh sebesar 0,514 berarti variabel independent penelitian SBI, Valas USD, SWBI dapat menjelaskan variabel dependent DPK sebesar 51,4 sisanya 49,6 dipengaruhi oleh variabel lain selain variabel independent yang digunakan. Temuan Pariyo 2004 ini sejalan dengan hasil penelitian yang dilakukan Haron dan Shanmugam 1995, yaitu hubungan tingkat suku bunga bank konvensional dan DPK yang dihimpun. DPK dan SBI-1 mempunyai korelasi yang negative. Hal ini berarti bahwa jika SBI-1 mengalami kenaikan, maka DPK bank syariah akan turun. Sebaliknya jika SBI-1 rendah maka jumlah DPK bank syariah akan meningkat. Dengan kata lain, saat SBI naik, maka DPK akan tersalurkan kepada bank umum konvensional dengan tujuan untuk mendapatkan keuntungan yang lebih besar dibandingkan bank syariah 11. Dr. Sudin Haron dan Norafifah Ahmad 2000 Penelitiannya berjudul “ The Effects of Conventional Interest Rates and Rate of Fund Deposited with Islamic Banking System in Malaysia ”. Meneliti dampak return yang diberikan oleh bank islam terhadap besarnya 41 dana yang ditempatkan oleh depositor denganmenggunakan Adaptive Expectation Model . Periode analisisnya diawali pada bulan Januari 1984- Desember 1998. Hasilnya menunjukkan bahwa terdapat hubungan antara besarnya deposito dengan return yang ditawarkan oleh bank syariah dan tingkat suku bunga deposito yang ditawarkan oleh bank konvensional. Dalam penelitian ini terdapat hubungan yang negatif antara suku bunga bank konvensional terhadap jumlah deposito di bank syariah, setiap kenaikan satu persen return maka total deposito pada bank syariah akan meningkat menjadi 71 juta ringgit. Setiap kenaikan satu persen suku bunga deposito pada bank konvensional maka jumlah deposito di bank syariah mengalami penurunan menjadi 65 juta ringgit. Hal ini mengindikasikan bahwa dalam menempatkan dananya di bank, masyarakat tidak hanya berpedoman pada faktor religi melainkan lebih bersikap rasional dengan berorientasi pada tingkat keuntungan profit motive. Penelitian ini tidak menyertakan semua variabel simpanan pada bank islam hanya tabungan dan deposito mudharabah, sehingga besarnya return terhadap giro wadiah tidak dapat diketahui di negara Malaysia. 42 Tabel 2.2 Ringkasan Penelitian Terdahulu No Nama Variabel Metode dan Hasil 1. Dian Ariestya 201 1 Independen: Imbal Bagi Hasil, Jumlah Kantor Cabang, Suku Bunga, Kurs, SWBI. Dependen: Jumlah Tabungan Mudharabah. Menggunakan analisis regresi berganda dengan hasil kesimpulan bahwa secara parsial variabel Imbal Bagi Hasil dan Suku Bunga tidak berpengaruh secara signifikan terhadap Jumlah Tabungan Mudharabah Bnak Muamalat Indonesia. Sedangkan variabel Jumlah Kantor Cabang, Kurs, dan SWBI mempunyai pengaruh signifikan terhadap Jumlah Tabungan Mudharabah Bank Muamalat Indonesia. 2. Achmad Tohari 2010 Independen: Nilai Tukar Rupiah, Inflasi, dan Jumlah Uang Beredar. Dependen: Dana Pihak Menggunakan metode analisis jalur dengan model struktural, dengan hasil penelitian yaitu pada struktural I, Jumlah Uang Beredar M2 memiliki pengaruh positif dan signifikan. Sedangkan variabel Inflasi dan Nilai Tukar Rupiah terhadap Dollar AS memiliki pengaruh negatif dan signifikan terhadap Dana Pihak Ketiga pada Perbankan Syariah Di Indonesia. Pada hasil pengujian substruktural II, variabel 43 Ketiga, Pembiayaan Mudharabah. Jumlah Uang BeredarM2 dan Dana Pihak Ketiga memiliki pengaruh positif dan signifikan terhadap Pembiayaan Mudharabah pada Perbankan Syariah Di Indonesia. 3. Chintia Agustina Triadi 2010 Independen: Inflasi, Kurs, dan Suku Bunga SBI. Dependen: Dana Pihak Ketiga pada Bank Umum dan Bank Syariah. Menggunakan metode regresi linier berganda, dengan hasil penelitian yaitu secara parsial variabel Kurs dan Suku Bunga SBI mempunyai pengaruh signifikan terhadap Dana Pihak Ketiga pada Bank Umum. Sedangkan Inflasi yang mempunyai pengaruh signifikan terhadap Dana Pihak Ketiga pada Bank Syariah. 4. ST. Suharyanti 2010 Independen: Nisbah Bagi Hasil, Pendapatan NasionalPDB, dan Sertifikat Wadi’ah Bank Indonesia. Metode yang digunanakan yaitu metode Ordinary Least Squared OLS dengan hasil penelitian yaitu secara parsial individu Nisbah Bagi Hasil berpengaruh tidak signifikan. Inflasi berpengaruh positif dan signifkan. Pendapatan NasionalPDB berpengaruh positif dan signifikan. Dan SWBI berpengaruh positif dan signifikan terhadap Tabungan Mudharabah. 44 Dependen: Tabungan Mudharabah . 5. Ari Cahyono 2009 Independen: Suku Bunga SBI, Kurs, Inflasi, IHSG, dan PDB Dependen: Dana Pihak Ketiga dan Pembiayaan Bank Syriah Mandiri. Menggunakan analisis regresi linier berganda, dengan hasil penelitian yaitu variabel Suku Bunga SBI memiliki pengaruh negatif sedangkan variabel Inflasi, Kurs, IHSG memberikan pengaruh positif. Dan variabel PDB yang memiliki pengaruh positif dan signifikan terhadap Dana Pihak Ketiga dan Pembiayaan Bank Syariah Mandiri. 6. Patra Yunita 2008 Independen: Tingkat Suku Bunga SBI, Tingkat Inflasi, dan Kurs Dollar. Dependen: Menggunakan metode pemodelan regresi linier sederhana. Dengan hasil penelitian yaitu Suku Bunga SBI diidentifikasikan dengan besaran Net Equivalent Rate berpengaruh secara signifikan. Dan Tingakat Inflasi yang diidentifikasikan dengan besaran Real Equivalent Rate berpengaruh secara signifikan. Sedangkan variabel Kurs berpengaruh negatif 45 Dana Pihak Ketiga Perbankan Syariah. terhadap DPK. 7. Amaliansh ah Banowo dan Budi Hermawan 2005 Dependen: Simpanan Mudharabah. Independen: SBI dan SWBI Hasil analisis ketujuh regresi linier secara umum menunjukkan nisbah simpanan mudharabah berhubungan dengan instrumen moneter Bank Indonesia yaitu baik SBI maupn SWBI. Tetapi simpanan mudharabah untuk jangka semua waktu tidak menunjukkan hubungan signifikan dengan inflasi pada periode yang sama. 8. Haron dan Azmi 2005 Money Supply, Kuala Lumpur Composite Index, Tingkat Inflasi dan GDP Hasil dari penelitian ini adalah dalam jangka pendek tingkat pengembalian tabungan yang diberikan oleh bank konvensional dan GDP mempengaruhi besarnya tabungan. Tingkat keuntungan investasi mudharabah yang diperoleh bank islam dipengaruhi oleh besarnya giro pemerintah, suku bunga simpanan berjangka yang diterbitkan oleh bank konvensional berpengaruh terhadap besarnya giro para pelaku bisnis dan individu. 46 9. Hanifeliza 2004 Tingkat suku Bunga Riil, Inflasi, Jumlah Bank, Populasi besarnya Tabungan Masyarakat Menggunakan metode analisis Ordinary Least Square OLS hasil penelitian menunjukkan bahwa Faktor yang signifikan mempengaruhi tabungan masyarakat adalah tingkat suku bunga riil, inflasi, jumlah bank, populasi besarnya tabungan masyarakat pada periode sebelumnya dan keadaan perekonomian Indonesia dengan terjadinya krisis tahun 1997 variabel dummy. Pendapatan riil tidak mempengaruhi tabungan masyarakat secara signifikan. 10. Pariyo 2004 Independen: SBI, Valuta Asing USD, dan SWBI. Dependen: Dana Pihak Ketiga Menggunakan analisis regresi linier berganda hasil yang diperoleh menunjukan semua variabel independent berpengaruh secara signifikan terhadap variabel dependent DPK. Selain itu, dari hasil uji F test dimana hasil F test=15,311 dan dari print output juga terlihat signifikan 0,00 berarti ketiga variabel independent SBI, Valas USD, dan SWBI secara bersama-sama berpengaruh secara signifikan terhadap dana pihak ketiga DPK. Nilai R-Square yang diperoleh sebesar 0,514 . 47 11. Dr. Sudin Haron dan Norafifah Ahmad 2000 Suku Bunga Bank Konvensional, Tabungan dan Deposito Mudharabah. Menggunakan Adaptive Expectation Model, hasilnya menunjukkan bahwa terdapat hubungan antara besarnya deposito dengan return yang ditawarkan oleh bank syariah dan tingkat suku bunga deposito yang ditawarkan oleh bank konvensional. Dalam penelitian ini terdapat hubungan yang negatif antara suku bunga bank konvensional terhadap jumlah deposito di bank syariah 48

C. Kerangka Berpikir

Salah satu produk simpanan Mudharabah di perbankan syariah adalah Tabungan Mudharabah. Tabungan Mudharabah adalah tabungan yang dijalankan berdasarkan akad Mudharabah dengan dua bentuk yaitu Mudharabah Mutlaqah danMudharabah Muqayaddah. Karim, 2007:299 Inflasi adalah proses naiknya harga secara umum dan keseluruhan. Dengan kenaikan beberapa harga barang saja belum dapat dikatakan inflasi. Inflasi sebagi akibat dari jumlah uang yang beredar di masyarakat terlalu banyak. Naiknya inflasi akan mengakibatkan barang-barang menjadi mahal dan tingkat suku bungan juga akan naik. Jika terjadi kenaikan pada barang- barang dan kemudian suku bunga naik, maka masyarakat tidak akan membelanjakan uangnya dan akan cenderung menggunakan uangnya dalam bentuk tabungan. Mengacu dari penelitian yang dilakukan oleh Patra Yunita 2008, apabila terjadi inflasi maka jumlah dana pihak ketiga perbankan syariah akan mengalami penurunan yang diakibatkan oleh penarikan dana nasabah untuk kebutuhan konsumsi. Inflasi mengakibatkan penurunan daya beli mata uang sehingga dibutuhkan uang dalam jumlah lebih banyak untuk mengkonsumsi barang yang sama. Dalam kondisi ini kemungkinan yang akan terjadi untuk dapat memenuhi konsumsi, masyarakat akan melakukan penarikan dana simpanannya. Exchange Rate nilai tukar atau yang lebih populer dikenal dengan nama kurs mata uang adalah catatan quotation harga pasar dari mata uang 49 asing foreign currency dalam harga mata uang domestik domestic currency dalam harga mata uang domestik domestic currency, atau mata uang domestik dalam mata uang asing. Nilai tukar uang menggambarkan tingkat harga pertukaran dari satu mata uang kemata uang yang lainnya dan digunakan dalam berbagai transaksi, antara lain transaksi perdagangan internasional, ataupun aturan uang jangka pendek antar negara yang melewati batas-batas geografis ataupun batas-batas hukum. Adiwarman A. Karim, 2006:157 Berdasarkan penelitan yang dilakukan oleh Ari Cahyono 2009, bila kurs naik, sehingga barang produksi atau jasa yang dihasilkan negara itu akan menjadi lebih mahal bila dihitung dngan mata uang negara lain tersebut. Akibatnya permintaan terhadap barang atau jasa diharapkan akan mengalami penurunan dan tidak tertutup kemungkinan adanya penggunaan substitusi yang pada akhirnya akan semakin menekan permintaan. Permintaan yang menurun akan disikapi oleh produsen oleh produsen dengan menurunkan pasokan sehingga tercapai keseimbangan baru. Pengurangan pasokan dilakukan dengan mengurangi produksi. Bila produksi mengalami penurunan, masyarakat selaku penerima balas jasa faktor produksi dan perusahaan selaku produsen akan mengalami penurunan pendapatan. Akibatnya dana yang tersedia untuk diinvestasikan dan disimpan akan berkurang. Hal tersebut mengakibatkan bank akan kesulitan dalam melakukan penghimpunan Dana Pihak Ketiga. 50 BI Rate adalah suku bunga kebijakan yang mencerminkan sikap atau stance kebijakan moneter yang ditetapkan oleh bank Indonesia dan diumumkan kepada publik. Dengan mempertimbangkan pula faktor-faktor lain dalam perekonomian, Bank Indonesia pada umumnya akan menaikkan BI Rate apabila inflasi ke depan diperkirakan melampaui sasaran yang telah ditetapkan, sebaliknya Bank Indonesia akan menurunkan BI Rate apabila inflasi ke depan diperkirakan berada di bawah sasaran yang telah ditetapkan. Berdasarkan teori dan penelitian terdahulu pada halaman sebelumnya penelitian ini bertujuan untuk melihat pengaruh perubahan variabel independen bebas yaitu Inflasi, Kurs, dan BI rate terhadap variabel dependen Terikat yaitu Tabungan Mudharabah pada Perbankan Syariah Periode Agustus 2008 sampai dengan Agustus 2012. Seperti yang terlihat pada Tabel 2.2 dihipotesiskan bahwa variabel independen inflasi, kurs dan BI rate berpengaruh terhadap variabel dependen Tabungan Mudharabah. Berikut ini adalah kerangka pemikiran dari penelitian yang dilakukan. 51 Kerangka pemikiran penelitian ini adalah sebagai berikut: ………… …..…….. ..………. Gambar 2.1 Kerangka Pemikiran

D. Hipotesis

Berdasarkan pada kerangka pemikiran tersebut, maka dapat dirumuskan hipotesis sebagai berikut: 1. Diduga bahwa Inflasi, Kurs dan BI rate secara bersama-sama berpengaruh terhadap Tabungan Mudharabah Pada Perbankan Syariah. 2. Diduga bahwa Inflasi berpengaruh negatif terhadap Tabungan Mudharabah Pada Perbankan Syariah. 3. Diduga bahwa Kurs berpengaruh negatif terhadap Tabungan Mudharabah Pada Perbankan Syariah. 4. Diduga bahwa BI rate berpengaruh negatif terhadap Tabungan Mudharabah Pada Perbankan Syariah. INFLASI X1 KURS X2 BI RATE X3 Tabungan Mudharabah Y 52

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

A. Ruang Lingkup Penelitian

Penelitian ini adalah penelitian kuantitatif dengan data time series. Kuantitatif adalah data-data yang dipergunakan dinyatakan dalam bentuk angka. Sedangkan time series adalah data tersebut dikumpulkan dari waktu ke waktu. Supranto, 2000:10 Data yang digunakan pada penelitian ini adalah data sekunder. Data sekunder adalah data-data tersebut sudah dikumpulkan atau sudah tersedia pada suatu instansi. Observasi penelitian ini dimulai dari Agustus 2008 sampai dengan Agustus 2012 dengan skala bulanan.

B. Metode Penentuan Sampel

Sampel adalah suatu himpunan bagian subset dari unit populasi Kuncoro, 2009:118. Sampel penelitian ini adalah data Inflasi, Kurs, dan BI rate dan Tabungan Mudharabah. Metode sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah Judgement Sampling . Metode Judgement Sampling atau purposive sample pengumpulan data atas dasar strategi kecakapan atau pertimbangan pribadi semata. Abdul Hamid dkk, 2010:17 Pada metode Judgement Sampling atau purposive sample pengumpulan data atas dasar strategi kecakapan atau pertimbangan pribadi 52