Perkembangan Bi Rate Sekilas Gambaran Umum Objek Penelitian

75 variabel independen. Suatu model regresi yang baik adalah tidak terjadi multikolinieritas antar variabel independen dengan variabel dependen Gujarati, 2007:67. Setelah diolah menggunakan aplikasi Eviews 5.0 maka terlihat hasil sebagai berikut. Tabel 4.1 Hasil Uji Correlation Matrix LNINF LNKURS LNBI LNINF 1.000000 0.359391 0.750385 LNKURS 0.359391 1.000000 0.616270 LNBI 0.750385 0.616270 1.000000 Sumber: Data diolah Berdasarkan tabel 4.3 diatas dapat terlihat bahwa pengujian multikolinearitas dengan menggunakan correlation matrix, menghasilkan bahwa model ini tidak terdapat multikolinearitas. Karena nilai koefisien korelasi dari masing-masing variabel independen berada dibawah 0,8. Sehingga dapat dilanjutkan ke pengujian selanjutnya yaitu uji Heteroskedastisitas. 3 Uji Heteroskedastisitas Uji Heteroskedastisitas ini dilakukan untuk mengetahui apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan varian dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain. Jika varian dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain tetap, maka disebut 76 Homoskedastisitas dan jika varian tidak konstan atau berubah-ubah disebut dengan Heteroskedastisitas. Model regresi yang baik adalah yang Homoskedastisitas atau tidak terjadi Heteroskedastisitas. Gujarati, 2007:82 Untuk mengetahui ada tidaknya Heteroskedastisitas dapat dilihat pada tabel dibawah ini. Tabel 4.2 Hasil Uji White Heteroskedasticity-Test White Heteroskedasticity Test: F-statistic 1.972396 Probability 0.069574 ObsR-squared 15.32692 Probability 0.082339 Sumber: Data diolah Dari tabel 4.4 di atas diketahui bahwa nilai probabilitas ObsR- squared adalah 0.082339 lebih besar dari α = 5 0,05. Maka model ini berarti tidak ada permasalahan heteroskedastisitas. Setelah dilakukan uji White Heteroskedasticity tersebut, kemudian dilanjutkan dengan uji Autokorelasi. 4 Uji Autokorelasi Autokorelasi adalah suatu keadaan dimana terjadi korelasi antara residual tahun ini dengan tingkat kesalahan tahun sebelumnya. Untuk mengetahui ada atau tidaknya penyakit autokorelasi dalam suatu model, dapat dilihat dari nilai statistik Durbin-Watson. Selain dengan menggunakan uji Durbin-Watson, untuk melihat ada tidaknya masalah 77 penyakit autokorelasi dapat juga digunakan uji Lagrange Multiplier LM Test atau yang disebut Uji Breusch-Godfrey dengan membandingkan nilai probabilitas R- Square dengan α = 5 0.05. Untuk mengetahui ada tidaknya autokorelasi dapat dilihat pada tabel dibawah ini. Tabel 4.3 Hasil Uji Lagrange Multiplier Test Breusch-Godfrey Serial Correlation LM Test: F-statistic 107.5091 Probability 0.000000 ObsR-squared 40.83391 Probability 0.000000 Sumber: Data diolah Berdasarkan tabel 4.5 diatas diketahui bahwa nilai ObsR-squared adalah 40.83391 dan nilai probabilitas adalah 0.000000 yang lebih kecil dari α = 5 0,05 sehingga dapat disimpulkan bahwa data dalam penelitian ini terdapat masalah autokorelasi. Untuk menanggulangi masalah aurokorelasi pada penelitian ini, maka dapat menggunakan model Differensi Tingkat Pertama, yaitu penyembuhan autokorelasi dengan mengestimasi menggunakan differensi tingkat pertama dengan memasukan persamaan dy c dx. Wing W. Winarno, 2009:5.31-5.33 Kemudian diperoleh hasil seperti pada tabel berikut: