9
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
2.4. Ekstraksi
Ekstraksi adalah kegiatan penarikan zat aktif yang dapat larut sehingga terpisah dari bahan yang tidak dapat larut dengan pelarut cair. Simplisia yang
diekstrak mengandung senyawa aktif yang dapat larut dan senyawa yang tidak dapat larut seperti serat, karbohidrat, protein, dan lain-lain Depkes, 2000.
2.4.1. Metode Ekstraksi
a. Cara dingin Maserasi adalah proses pengekstrakan simplisia dengan beberapa kali
pengocokan atau pengadukan pada temperatur ruangan. Secara teknologi termasuk ekstraksi dengan prinsip metode pencapaian konsentrasi pada
keseimbangan. Maserasi kinetik berarti dilakukan pengadukan yang kontinu. Remaserasi berarti dilakukan pengulangan penambahan pelarut setelah dilakukan
penyaringan maserat pertama, dan seterusnya Depkes, 2000. Perkolasi adalah ekstraksi dengan pelarut yang selalu baru sampai
sempurna yang umumnya dilakukan pada temperatur ruangan. Proses terdiri dari tahapan pengembangan bahan, tahapan maserat antara, tahap perkolasi sebenarnya
penampungan ekstrak, terus menerus sampai diperoleh ekstrak perkolat yang jumlahnya 1-5 kali bahan Depkes, 2000.
b. Cara panas Refluks adalah ekstraksi dengan pelarut pada temperatur titik didihnya,
selama waktu tertentu dan jumlah pelarut terbatas yang relatif konstan dengan adanya pendingin balik. Umumnya dilakukan pengulangan proses pada residu
pertama sanpai 3-5 kali sehingga dapat termasuk proses ekstraksi sempurna Depkes, 2000.
Soxhlet adalah proses ekstraksi yang selalu baru yang umumnya dilakukan dengan alat khusus sehingga terjadi ekstraksi kontinu dengan jumlah pelarut
relatif konstan dengan adanya pendingin balik Depkes, 2000. Digesti adalah maserasi kinetik pada temperatur yang lebih tinggi dari
temperatur ruangan, yaitu secara umum dilakukan pada temperatur 40-50
o
C Depkes, 2000.
10
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
Infus adalah ekstraksi dengan pelarut air pada temperatur penangas air 96-98
o
C selama waktu tertentu 15-20 menit Depkes, 2000. Dekok adalah infus pada waktu yang lebih lama dan temperatur sampai
titik didih air Depkes, 2000.
2.4.2. Ekstrak
Ekstrak adalah sediaan kental yang diperoleh dengan mengekstraksi senyawa aktif dari simplisia nabati atau simplisia hewani menggunakan pelarut
yang sesuai, kemudian semua atau hampir semua pelarut diuapkan dan massa atau serbuk yang tersisa diperlakukan sedemikian sehingga memenuhi baku yang telah
ditentukan Depkes, 1995, pp. 7.
2.4.3. Proses Pembuatan Ekstrak
a. Pembuatan serbuk simplisia Proses awal pembuatan ekstrak adalah tahapan pembuatan serbuk
simplisia kering. Dari simplisia dibuat serbuk simplisia dengan peralatan tertentu sampai derajat kehalusan tertentu. Semakin halus serbuk simplisia, maka proses
ekstraksi makin efektif dan efisien, akan tetapi semakin rumit untuk tahapan filtrasi Depkes, 2000.
b. Cairan pelarut Cairan pelarut dalam proses pembuatan ekstrak adalah pelarut yang
optimal untuk senyawa kandungan aktif, sehingga senyawa tersebut dapat terpisahkan dari bahan dan dari senyawa kandungan lainnya, serta ekstrak hanya
mengandung sebagian besar senyawa kandungan yang diinginkan. Dalam hal ekstrak total, maka cairan pelarut dipilih yang melarutkan hampir semua metabolit
sekunder yang terkandung. Faktor utama untuk pertimbangan pada pemilihan cairan penyari adalah selektivitas, kemudahan bekerja dan proses dengan cairan
tersebut, ekonomi, ramah lingkungan dan keamanan Depkes, 2000.