17
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
tertentu, menurut rekomendasi Food and Drug Administration dosis antioksidan sintetik yang diizinkan dalam pangan adalah 0,01- 0,1 Panagan, 2011.
2.7.2. Metode Uji Antioksidan
a. Metode peredaman radikal 2,2-difenil-1-pikril hidrazil DPPH Packer 1999 menyatakan bahwa aktivitas antioksidan suatu senyawa
dapat diukur dari kemampuannya menangkap radikal bebas. Radikal bebas yang biasa digunakan sebagai model dalam mengukur daya penangkapan radikal bebas
adalah DPPH yang merupakan senyawa radikal bebas yang stabil sehingga apabila digunakan sebagai pereaksi dalam uji penangkapan radikal bebas cukup
dilarutkan. Jika disimpan dalam keadaan kering dengan kondisi penyimpanan yang baik akan stabil selama bertahun-tahun Amelia, 2011.
Shivaprasad, Mohan, Kharya, Shiradkar, Lakshman 2005 menyatakan bahwa metode DPPH adalah yang metode paling sering dilaporkan digunakan
untuk skrining aktivitas antioksidan dari berbagai tanaman obat. Metode peredaman radikal bebas DPPH didasarkan pada reduksi dari radikal bebas DPPH
yang berwarna oleh penghambat radikal bebas. Prosedur ini melibatkan pengukuran penurunan serapan DPPH pada panjang gelombang maksimalnya,
yang sebanding terhadap konsentrasi penghambat radikal bebas yang ditambahkan ke larutan reagen DPPH. Aktivitas tersebut dinyatakan sebagai konsentrasi efektif
effective concentration, EC
50
atau inhibitory concentration, IC
50
Amelia, 2011.
b. Metode reducing power Shivaprasad, Mohan, Kharya, Shiradkar, Lakshman 2005 menyatakan
bahwa metode ini berprinsip pada kenaikan serapan dari campuran reaksi. Peningkatan pada serapan menunjukkan peningkatan pada aktivitas antioksidan.
Dalam metode ini antioksidan membentuk kompleks berwarna dengan kalium ferrisianida, asam trikloroasetat, dan besi III klorida yang diukur pada panjang
gelombang 700 nm. Peningkatan pada serapan campuran reaksi menunjukkan kekuatan mereduksi dari sampel Amelia, 2011.
18
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
c. Metode uji kapasitas serapan radikal oksigen ORAC Prosedur analisis ini mengukur kemampuan antioksidan dari makanan,
vitamin, suplemen nutrisi atau bahan kimia lainnya terhadap radikal bebas. Uji ini dilakukan dengan menggunakan trolox analog vitamin E sebagai standar untuk
menentukan trolox ekuivalen TE. Nilai ORAC kemudian dihitung dari TE dan ditunjukan sebagai satuan atau nilai ORAC. Semakin tinggi nilai ORAC, semakin
besar kekuatan antioksidannya Amelia, 2011.
d. Metode tiosianat Aktivitas antioksidan sampel dengan metode tiosianat ditunjukkan dengan
kekuatan sampel dalam menghambat peroksidasi asam linoleat. Jumlah peroksida yang terbentuk diukur secara tidak langsung dengan pembentukan kompleks
ferritiosianat yang berwarna merah Amelia, 2011.
e. Uji dien terkonjugasi Shivaprasad, Mohan, Kharya, Shiradkar, Lakshman 2005 menyatakan
bahwametode ini memungkinkan penghitungan yang dinamis terhadap dien terkonjugasi sebagai hasil dari oksidasi awal PUFA Poly Unsaturated Fatty
Acids dengan mengukur serapan UV pada 234 nm. Prinsip dari uji ini adalah bahwa selama oksidasi asam linoleat, ikatan rangkap dirubah menjadi ikatan
rangkap terkonjugasi yang mana dikarakterisasi oleh serapan UV kuat pada 234 nm. Aktivitas diekspresikan dengan konsentrasi penghambatan inhibitory
concentration, IC
50
Amelia, 2011.
f. Aktivitas penghambatan radikal superoksida Shivaprasad, Mohan, Kharya, Shiradkar, Lakshman 2005 menyatakan
bahwa aktivitas penghambatan radikal superoksida secara in vitro diukur oleh reduksi riboflavincahayanitro blue tetrazolium NBT. Reduksi NBT adalah
metode yang paling dikenal. Metode ini didasarkan pada pembangkitan radikal superoksida oleh autooksidasi dari riboflavin dengan adanya cahaya. Radikal
superoksida mereduksi NBT menjadi formazon yang berwarna biru yang dapat diukur pada 560 nm. Kapasitas ekstrak untuk menghambat warna hingga 50
19
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
diukur dalam EC
50
. Radikal superoksida dapat juga dideteksi dengan oksidasi hidroksilamin, menghasilkan nitrit yang kemudian diukur dengan reaksi
kolorimetri Amelia, 2011.
g. Aktivitas penghambatan radikal hidroksil Kapasitas penghambatan radikal hidroksil dari ekstrak dihubungkan secara
langsung terhadap aktivitas antioksidannya. Metode ini melibatkan pembangkitan in vitro dari radikal hidroksil menggunakan sistem Fe
3+
askorbatEDTAH
2
O
2
berdasarkan reaksi Fenton. Penghambatan dari radikal hidroksil dengan adanya antioksidan diukur Amelia, 2011.
2.7.3. Mekanisme Kerja Antioksidan dengan Metode DPPH
2,2-difenil-1-pikrilhidrazil DPPH merupakan radikal bebas yang stabil pada suhu kamar, berbentuk kristal berwarna ungu dan sering digunakan untuk
mengevaluasi aktivitas antioksidan beberapa senyawa atau ekstrak bahan alam Simanjuntak, Parwati, Lenny, Tamat, Murwani, 2004; Desmiaty, R.,R., 2008,
pp. 72. Radikal bebas DPPH akan ditangkap oleh senyawa antioksidan melalui reaksi penangkapan atom hidrogen dari senyawa antioksidan oleh radikal bebas
untuk mendapatkan pasangan elektron dan mengubahnya menjadi difenil pikril hidrazin DPPH-H. Radikal ini mempunyai kereaktifan rendah, sehingga dapat
mengurangi radikal bebas yang bersifat toksik Simanjuntak, Parwati, Lenny, Tamat, Murwani, 2004; Cholisoh Utami, 2009.
DPPH menerima elektron atau radikal hidrogen akan membentuk molekul diamagnetik yang stabil. Interaksi antioksidan dengan DPPH baik secara transfer
elektron atau radikal hidrogen pada DPPH, akan menetralkan karakter radikal bebas dari DPPH Simanjuntak, Parwati, Lenny, Tamat, Murwani, 2004;
Cholisoh Utami, 2009. Struktur molekul senyawa radikal bebas DPPH sebelum dan sesudah berikatan dengan elektron dari senyawa lain dapat dilihat
pada gambar di bawah ini :