22
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
3.4. Prosedur Kerja 3.4.1. Sampling
Sampel yang digunakan pada penelitian ini adalah herba Ocimum americanum Linn yang diperoleh dari kebun kemangi Grogol, Depok. Herba ini
dikumpulkan pada bulan Mei 2012.
3.4.2. Determinasi Tanaman
Tanaman dideterminasi oleh Pusat Penelitian Biologi-LIPI Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia Cibinong, Bogor.
3.4.3. Penyediaan Bahan Uji
Herba Ocimum americanum Linn kemangi sebanyak 34 kg berupa herba segar dikumpulkan, kemudian dilakukan sortasi basah terhadap kotoran-kotoran
atau bahan-bahan asing yang terbawa pada saat herba dikumpulkan seperti tanah, kerikil, dan rumput, sehingga dapat mengurangi pengotor yang terbawa dalam
bahan uji. Herba yang sudah disortasi basah kemudian dicuci bersih dengan air mengalir secara hati-hati supaya bunga dan biji yang terdapat pada herba kemangi
tidak rontok. Selanjutnya tanaman ditiriskan dari air pencuci kemudian dikeringanginkan selama 2 minggu pada wadah pengeringan yang telah
disediakan. Herba yang sudah kering simplisia disortasi kembali terhadap kotoran-kotoran yang tertinggal pada saat sortasi basah dan terhadap bagian herba
yang rusak selama proses pengeringan. Selanjutnya simplisia dihaluskan dengan menggunakan blender sehingga diperoleh serbuk simplisia herba kemangi
sebanyak 4.830 gram.
3.4.4. Pembuatan Ekstrak
Serbuk simplisia herba Ocimum americanum Linn kemangi yang diperoleh kemudian ditimbang sebanyak 980 gram dan 3.159 gram. Masing-
masing serbuk simplisia yang telah ditimbang kemudian diekstraksi dengan metode maserasi yang dilakukan pada wadah maserasi yang berbeda dan
menggunakan pelarut yang berbeda. Terhadap serbuk simplisia sebanyak 980 gram dilakukan maserasi dalam botol gelap wadah A dengan menggunakan
23
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
pelarut teknis yaitu etanol 70 yang telah didestilasi sebanyak 12 L, selama 3 hari dengan sesekali botol maserasi digoyang-goyangkan, maserasi terlindung dari
sinar matahari langsung. Hasil maserasi disaring dengan menggunakan kertas saring hingga diperoleh maserat dan ampas. Selanjutnya, maserat yang diperoleh
diuapkan dengan rotary evaporator hingga diperoleh ekstrak kental etanol E2, maserasi dilakukan sebanyak 8 kali. Terhadap serbuk simplisia sebanyak 3.159
gram dilakukan maserasi bertingkat dalam botol gelap wadah B dengan menggunakan pelarut teknis yang telah didestilasi yaitu n-heksan, etil asetat, dan
etanol 70. Ekstraksi serbuk simplisia kemangi dimulai dengan pelarut non polar yaitu n-heksan sebanyak 29 L, selama 3 hari dengan sesekali botol maserasi
digoyang-goyangkan, maserasi terlindung dari sinar matahari langsung. Hasil maserasi disaring dengan kertas saring hingga diperoleh maserat dan ampas.
Selanjutnya maserat yang diperoleh diuapkan dengan rotary evaporator hingga diperoleh ekstrak kental fase n-heksan NH, maserasi dilakukan sebanyak 7 kali.
Terhadap ampas n-heksan dilakukan ekstraksi dengan pelarut semi polar yaitu etil asetat sebanyak 25 L, selama 3 hari dengan sesekali botol maserasi digoyang-
goyangkan, maserasi terlindung dari sinar matahari langsung. Hasil maserasi disaring dengan kertas saring sehingga diperoleh maserat dan ampas. Maserat
yang diperoleh diuapkan dengan rotary evaporator hingga diperoleh ekstrak kental fase etil asetat EA, maserasi dilakukan sebanyak 9 kali. Terhadap ampas
etil asetat dilakukan ekstraksi dengan pelarut etanol 70 sebanyak 20 L, selama 3 hari dengan sesekali botol maserasi digoyang-goyangkan, maserasi terlindung dari
sinar matahari langsung. Hasil maserasi disaring sehingga diperoleh maserat dan ampas. Maserat yang diperoleh diuapkan dengan rotary evaporator hingga
diperoleh ekstrak kental fase etanol E1, maserasi dilakukan sebanyak 7 kali. Selanjutnya masing-masing ekstrak yang diperoleh kemudian dikumpulkan untuk
dilakukan uji aktivitas antioksidan.
24
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
3.4.5. Penapisan Fitokimia
a. Identifikasi alkaloid Ekstrak 0,5 gram dalam tabung reaksi ditambahkan 2 mL etanol 70
kemudian diaduk, ditambahkan 5 ml HCl 2 N, dipanaskan pada penangas air. Setelah dingin, campuran disaring dan filtrat ditambahkan beberapa tetes reagen
Mayer. Sampel kemudian diamati hingga keruh atau ada endapan Mojab, Kamalinejad, Ghaderi, Vahidipour, 2003.
b. Identifikasi flavonoid Ekstrak 0,5 gram dalam cawan ditambahkan 2 mL etanol 70 kemudian
diaduk, ditambahkan serbuk magnesium 0,5 g dan 3 tetes HCl pekat. Terbentuknya warna orange sampai merah menunjukkan adanya flavon, merah
sampai merah padam menunjukkan flavanol, merah padam sampai merah keunguan menunjukkan flavanon Farnsworth, 1966.
c. Identifikasi saponin Ekstrak 0,5 gram dalam tabung reaksi ditambahkan 2 mL etanol 70
kemudian diaduk, ditambahkan dengan 20 mL aquabides dan dikocok.Jika terbentuk busa yang stabil menunjukkan adanya saponin Mojab, Kamalinejad,
Ghaderi, Vahidipour, 2003; Sarma Babu, 2011.
d. Identifikasi Triterpenoid Ekstrak 0,5 gram dalam tabung reaksi ditambahkan 2 mL etanol 70
kemudian diaduk, ditambahkan 1 mL kloroform dan 1 mL asetat anhidrida lalu didinginkan. Setelah dingin, ditambahkan H
2
SO
4
pekat. Jika terjadi warna kemerahan, menunjukkan adanya triterpenoid Mandal dan Ghasal, 2012.
e. Identifikasi Steroid Ekstrak 0,5 gram dalam tabung reaksi ditambahkan 2 mL etanol 70
kemudian diaduk, ditambahkan 2 ml kloroform, ditambahkan 2 ml H
2
SO
4
pekat dengan cara diteteskan pelan-pelan dari sisi dinding tabung reaksi. Pembentukan
cincin warna merah menunjukkan adanya steroid Mandal dan Ghasal, 2012.