Ideologi Islam Ideologi-Ideologi dalam JIB

Dengan demikian, ideologi gerakan pemuda Islam adalah faham, prinsip-prinsip, nilai-nilai dasar dan tujuan yang dianut oleh gerakan pemuda Islam. Terdapat tiga ideologi yang dianut gerakan pemuda Islam ; pertama ideologi Islam, kedua ideologi nasionalis, dan ketiga ideologi sosialis. Pada bahasan ini penulis akan banyak menyinggung tentang Jong Islamieten Bond JIB dan SIS dalam pembahasan ideologi gerakan pemuda Islam di Indonesia. Sebab JIB merupakan wadah pemuda Islam yang melahirkan tokoh-tokoh gerakan, baik yang beraliran Islam, nasionalis, maupun sosialis.

1. Ideologi Islam

Berdasarkan keterangan di atas, dapat dikatakan bahwa ideologi Islam adalah Ideologi yang berdasarkan ajaran Islam, bersumberkan al-Qur’an dan Sunnah, tegasnya ideologi Islam adalah ideologi yang Islam-oriented, ideologi yang berorientasi pada al-Qur’an dan as-Sunnah. JIB adalah gerakan pemuda pertama di Indonesia yang dengan tegas menggunakan identitas Islam. Hal itu bisa dilihat dari peralihan organisasi “Jong Java” yaitu ikatan pemuda Jawa menjadi “Jong Islamiten Bond” dari sekedar lingkaran kedaerahan yaitu pemuda jawa ke suatu horison yang lebih bersifat luas, yaitu pemuda Islam. 25 Selain JIB, ada juga organisasi pemuda Islam yang beraliran Islam yaitu SIS sebagai gerakan pemuda Islam mahasiswa yang berideologi Islam pada masa kolonial Belanda, selain JIB. Hal tersebut wajar karena SIS merupakan wadah bentukan tokoh JIB yang sama-sama bertujuan mengembangkan Islam di kalangan 25 Alamsyah Ratu Perwiranegara, Islam dan Pembangunan Politik di Indonesia, Jakarta : Haji Mas Agung, 1987, cet. Ke-1, h. 158 pemuda Islam. Namun terdapat perbedaan antara JIB dan SIS dalam penerimaan anggota. JIB mengkhususkan anggotanya beragama Islam, sedangkan SIS terbuka untuk agama apapun. Walaupun secara realitas tidak ada seorang pun yang beragama non Islam masuk SIS. Di samping JIB dan SIS masih terdapat beberapa organisasi ekstra mahasiswa di Indonesia yang berasaskan Islam. Pertama HMI. Kedua PMII yang berafiliasi ke NU, anggotanya umumnya berasal dari lembaga-lembaga pendidikan milik pemerintah, semacam IAIN atau swasta, dan sedikit dari mereka dari universitas- universitas seperti : UI, ITB, IPB, dan lain-lain. Hubungan antara HMI dan PMII seperti halnya hubungan kelompok pembaharu dengan tradisional di kalangan komunitas muslim. Ketiga adalah IMM, yang disponsori langsung Muhammadiyah. IMM dan HMI mempunyai pandangan yang sama secara ideologi, bedanya HMI bersifat independen dan tidak berpihak kepada suatu organisasi Islam manapun, tidak seperti kedua organisasi di atas. 26 Sementara di kalangan pemuda organisasi yang berasaskan Islam adalah Gerakan Pemuda Islam Indonesia GPII, dan di kalangan pelajar adalah Pelajar Islam Indonesia PII, di kalangan sarjana adalah Persatuan Sarjana Muslim Indonesia PERSAMI. Seperti halnya JIB dan SIS yang berideologi Islam, mempunyai Buletin Intern untuk media penyumbangan ajaran Islam. PII dan HMI juga mempunyai dan menerbitkan majalah, namun tidak bersifat intern. PII menerbitkan Tunas, sedangkan HMI sejak Agustus 1954 menerbitkan majalah “Media”. 26 Masykur Hakim, Pergolakan Reformasi Strategi HMI, Jakarta : al-Ghazali, 2001 cet. Ke-1, h. 33

2. Ideologi Nasionalis