Latar Belakang Berdirinya Jong Islamieten Bond JIB

BAB III SEKILAS TENTANG JONG ISLAMIETEN BOND JIB

C. Latar Belakang Berdirinya Jong Islamieten Bond JIB

Dalam perjalanan sejarah bahwa gerakan pemuda Islam pertama berideologi Islam adalah Jong Islamieten Bond JIB yang didirikan pada tanggal 1 Januari 1925 oleh R. Syamsurizal Raden Syam di Jakarta. Pada awalnya JIB dicetuskan oleh pemuda-pemuda muslim yang berasal dari Jawa dan Madura yang umumnya bergabung di dalam Jong Java. Di mana di antara anggota-anggota Jong Java merasa bahwa banyak organisasi pelajar atau pemuda waktu itu terbagi-bagi dalam wadah dan perasaan kedaerahan primordialisme, seperti Jong Sumatera, Jong Batak Bond, Jong Selebes Minahasa, Jong Ambon, Sekar Roekoen, dan Jong Java sendiri, dan lain-lain. Sehingga di antara angota-anggota Jong Java berpikiran bahwa melalui agama Islam dapat membuat persatuan antara organisasi-organisasi pelajar dan pemuda. Islam adalah agama umum rakyat di seluruh nusantara. Oleh karena itu, organisasi-organisasi pelajar dan pemuda yang bernama Jong Java, Jong Sumatera, dan sebagainya, anggota-anggotanya adalah putra-putri nusantara kita juga. 15 Menurut Raden Syamsurizal sebagai ketua Jong Java pada waktu itu kelak ketua JIB berpendapat bahwa barang siapa yang hendak mengenal roh bangsa Indonesia harus mempelajari dengan sungguh-sungguh agama Islam. Sehingga diperlukan bagi anggota Jong Java untuk diajarkan pendidikan Islam. Di samping itu, 15 Ridwan Saidi, Kebangkitan Islam Era Orde Baru ; Studi Kepeloporan Cendikiawan Islam Sejak Zaman Belanda Sampai ICMI, Jakarta : LSIP, 1993, cet. Ke-1, h. 25 keperluan tersebut didasarkan pada kenyataan bahwa baik di MULO maupun AMS tatkala itu tidak diberikan pelajaran agama Islam. 16 Namun banyak reaksi yang timbul terhadap pendapat Raden Syamsurizal tersebut. Ada yang menganggap Jong Java bukanlah perkumpulan agama dan hal-hal yang berhubungan dengan agama menunjukkan pada keterbelakangan, kekolotan dan sebagainya. Dan ada pula yang setuju dengan pendapat Syam. Dengan demikian pada kongres Jong Java ke-7 di bulan Desember tahun 1924 pendapat Syam dibawa dalam kongres, namun pendapat Syam ditolak lewat pemungutan suara. Penolakan ini menurut Mr. Moh. Roem, merupakan blessing in disgue, karena apabila usul itu diterima kemungkinan organisasi terpelajar Islam tidak akan pernah hadir. Dan akhirnya pada Desember itu juga Syam berangkat ke Jakarta bertemu dengan H. Agus Salim untuk menyampaikan niatnya membentuk Jong Islamiten Bond JIB. Dan kemudian sejumlah formulir keanggotaan diedarkan, diluar dugaan 200 pemuda Islam, baik pelajar MULO maupun AMS ataupun tamatan sekolah-sekolah tersebut yang sudah bekerja menyatakan bersedia menjadi anggota JIB. Dan pada tanggal 1 Januari 1925 JIB diproklamirkan berdirinya di Jakarta dengan agama Islam sebagai dasar perjuangannya. 17 Perlu diketahui bahwa berdirinya JIB bukan karena penolakan atas usul Syam mengenai klasifikasi keanggotaan yang sama sekali tidak ada kaitannya dengan persoalan keislaman, tetapi semata-mata bermaksud memajukan Islam. Karena kendati 16 Ridwan Saidi, Kebangkitan Islam Era Orde Baru ; Studi Kepeloporan Cendikiawan Islam Sejak Zaman Belanda Sampai ICMI, h. 26 17 Ridwan Saidi, Pemuda Islam dalam Dinamika Politik Bangsa 1925-1984, h. 28 JIB telah berdiri tetapi para pemuda Jawa yang muslim tidak menanggalkan keanggotaannya dalam Jong Java.

B. Asas dan Tujuan JIB