Merebut Kemerdekaan Indonesia Peran JIB sebagai Gerakan Pemuda Islam

dijawab dengan gerakan pemuda Islam dengan menjaga eksistensi organisasi tentunya dengan melakukan kegiatan-kegiatan yang menjaga eksistensi organisasi gerakan pemuda Islam tersebut.

F. Peran JIB sebagai Gerakan Pemuda Islam

Titian sejarah perjuangan pemuda, di manapun mereka berada senantiasa memberikan petunjuk bahwa mereka adalah merupakan motor penggerak perjuangan. Potensi pemuda dengan berbagai kemampuan yang dimilikinya, baik yang berupa kemurnian idealisme, kekuatan fisik, dinamika maupun kobaran pantang menyerah kesemuanya merupakan faktor penunjang terhadap prakarsanya sebagai penggerak perjuangan. 61 Apabila kita meninjau keadaan organisasi pemuda Islam dewasa ini, niscaya tidak terlepas hubungan historisnya dengan organisasi pemuda Islam yang bangkit dan berkembang pada zaman kolonial. Baik tantangan-tantangan yang dihadapinya maupun suasana dunia kepemudaan tidaklah jauh berbeda, sehingga tujuan pemuda Islam masa lalu dan masa kini dapat dikatakan sama, kendati redaksinya dapat dibedakan. Dengan demikian, secara singkat dapat dikatakan bahwa dalam perjalanan sejarah gerakan pemuda Islam di Indonesia mempunyai dua tujuan, yaitu pertama adalah tujuan merebut kemerdekaan Indonesia dan kedua partisipasi dalam memajukan rakyat Indonesia.

1. Merebut Kemerdekaan Indonesia

61 R. Soeprapto, Citra Pemuda Indonesia, DKI Jakarta : Pemda DKI Jakarta, 1984, cet. Ke-2, h.17 Pada awal abad ke dua puluh gerakan pemuda pada umumnya hanya bertujuan intelektual an sich. Karena memang generasi muda berusaha untuk mendapatkan pendidikan yang memadai. Seperti diketahui bahwa Belanda berusaha mendikotomikan pendidikan pemuda, di mana hanya kaum bangsawan bumi putera yang dapat layak masuk pendidikan yang didirikan pemerintah Belanda, bahkan gerakan-gerakan atau organisasi-organisasi pemuda pun yang didirikan oleh pemerintah Belanda, sebut saja misalnya perkumpulan Theosofische Vereenigig yang didirikan 1905 Order the Servant of Idea didirikan 1920 dan Studentend Corps organisasi mahasiswa. Sementara itu, generasi muda yang telah menamatkan sekolah lanjutan atas seperti AMS Algemene Middelbar School atau HBS Hogere Burger School melanjutkan pendidikan ke negeri Belanda. Penumpukkan para mahasiswa di negeri Belanda pada gilirannya, di tahun 1922 melahirkan Indische Vereenigig yang pada tahun 1925, di bawah pimpinan Soekiman Dr. Soekiman berubah menjadi Perhimpunan Indonesia 62 Perkumpulan-perkumpulan di atas bertujuan untuk membentuk dan mendidik kader-kader yang tangguh dan terbuka untuk semua golongan atau dengan kata lain menciptakan intelektual-intelektual muda yang berkualitas. 63 Baru pada 1926 organisasi pemuda di Indonesia mempunyai kecenderungan membangun semangat kebangsaan nasionalisme, yaitu organisasi Perhimpunan Pelajar-Pelajar Indonesia PPPI kemudian ada lagi Algemen Studieclub yang 62 Ridwan Saidi, Cendikiawan Islam Zaman Belanda Studi Pergerakan Intelektual JIB dan SIS 1925-1942, h. 1 63 Ridwan Saidi, Cendikiawan Islam Zaman Belanda Studi Pergerakan Intelektual JIB dan SIS 1925-1942, h. 5 didirikan pada tahun 1927 oleh Soekarno dan Anwari, yang kelak Algemen Studieclub menjadi cikal bakal Partai Nasional Indonesia PNI. 64 Hal di atas menunjukkan bahwa PPPI merupakan organisasi radikal yang memperjuangkan kemerdekaan Indonesia. PPPI adalah salah satu pelopor konggres pemuda 1928 dan pada tahun 1929 PPPI menerbitkan majalah “Indonesia Raya” tokoh-tokohnya antara lain Soegondo Djojo Puspito, Mohammad Yamin, A.K. Gani, Soemanang dan Amir Syarifuddin. Lantas di manakah peranan gerakan pemuda Islam dalam memperjuangkan kemerdekaan Indonesia, padahal Jong Islmieten Bond JIB merupakan organisasi pemuda Islam tertua di Indonesia berdiri sejak 1925, lebih awal dibandingkan dengan PPPI berdiri pada tahun 1926. Menurut Ridwan Saidi, JIB merupakan organisasi yang tidak hanya berjuang untuk bangsa dan negara namun juga berjuang untuk umat Islam di seluruh dunia. Artinya JIB berjuang merebut kemerdekaan Indonesia dari penjajah dan berusaha menjadikan Islam sebagai identitas diri bangsa. 65 Memang JIB tidak pernah secara gamblang dalam asas dan tujuan perjuangannya, memakai kata berjuang untuk kemerdekaan nasional Indonesia. Hal itu wajar karena pemerintahan Belanda sangat ketat dalam mengawasi organisasi pemuda yang mempunyai arah dan tujuan kemerdekaan nasional. Bukti bahwa JIB bertujuan merebut kemerdekaan adalah dibentuknya NATIPIJ organisasi kepanduan yang di dalamnya terdapat pelajaran kewiraan, yang kelak pelajaran 64 Ridwan Saidi, Cendikiawan Islam Zaman Belanda Studi Pergerakan Intelektual JIB dan SIS 1925-1942, h. 8 65 Ridwan Saidi, Cendikiawan Islam Zaman Belanda Studi Pergerakan Intelektual JIB dan SIS 1925-1942, h. 16 tersebut mempunyai manfaat yang besar bagi pertahanan tanah air, sebut saja misalnya Kasman Singodimedjo ketua JIB 1929 mendapat kepercayaan untuk menjadi Daidanco komandan batalion, PETA Pembela Tanah Air Jakarta berkat pengalamannya dalam NATIPIJ. 66 Di samping hal di atas, NATIPIJ yang gencar melakukan pelatihan-pelatihan membuat kekhawatiran Belanda, terutama pers Belanda yang tergabung dalam INHEEMSE Pers, yang mencurigai JIB dan NATIPIJnya sebagai organisasi politik yang memperjuangkan kemerdekaan nasional. 67 Jika ditelusuri lebih lanjut memang JIB didirikan untuk mempersatukan bangsa, tidak secara tegas memakai kata kemerdekaan nasional atau merebut kemerdekaan Indonesia, tetapi pada hakikatnya gerakan yang mengacu pada persatuan bangsa pada akhirnya mengarah pada kemerdekaan Indonesia. Perjuangan JIB dalam partisipasi aktif merebut kemerdekaan Indonesia diwujudkan dalam proses lahirnya Sumpah Pemuda 1928, kemudian menuangkan opemikiran-pemikiran nasionalisme dalam Het Licht, begitu pula organisasi Moslimse Reveil. Hal tersebut mengindikasikan bahwa pemuda Islam berusaha menempatkan di dalam orbit perjuangan bangsa Indonesia merebut kemerdekaan. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa JIB dan SIS cenderung menjadi gerakan yang bersifat menekan preasure group kendati dengan penampilan yang lihai. Secara terbuka JIB dan SIS tidak pernah mengatakan dirinya sebagai perkumpulan yang hendak merebut kemerdekaan Indonesia, tetapi dengan orgaan 66 Ridwan Saidi, Cendikiawan Islam Zaman Belanda Studi Pergerakan Intelektual JIB dan SIS 1925-1942, h. 21 67 Ridwan Saidi, Cendikiawan Islam Zaman Belanda Studi Pergerakan Intelektual JIB dan SIS 1925-1942, h. 24 media. Het Licht dan Moslemse Reveil dengan jelas diuraikan bahwa JIB dan SIS menentang kebijakan pemerintah Belanda serta mendukung kemerdekaan Indonesia. 68 Dengan demikian, jelas bahwa gerakan pemuda Islam pada zaman penjajahan Belanda bertujuan untuk merebut kemerdekaan Indonesia. Sampai pada akhirnya JIB dan SIS dibubarkan oleh tentara Jepang pada tahun 1942. praktis setelah Jepang masuk, sejarah tidak mencatat sesuatu tentang gerakan generasi muda yang berwujud organisasi-organisasi, baru setelah lima tahun tepatnya pada akhir tahun 1946 sampai awal tahun 1947 muncul organisasi-organisasi generasi muda, baik di kalangan pemuda, pelajar maupun mahasiswa. 69

2. Partisipasi Dalam Memajukan Rakyat Indonesia