- 20 - Dalam konteks ini, pembangunan desa dapat dilaksanakan dengan
mengkombinasikan dua pendekatan pembangunan yaitu desa membangun dan membangun desa dengan tetap mengacu pada semangat yang diamanatkan oleh UU
Desa.
2.5. PEMBANGUNAN DESA DENGAN PENDEKATAN MEMBANGUN DESA
Pembangunan desa yang mengacu pada pendekatan membangun desa merupakan sebuah konsep pembangunan yang berbasis kondisi kawasan perdesaan
rural yang perlu dilaksanakan dengan memperhatikan ciri khas kehidupan sosial, ekonomi, dan budaya masyarakat yang tinggal dan menetap di kawasan perdesaan.
Masyarakat di wilayah perdesaan pada umumnya masih memiliki dan melestarikan berbagai kearifan lokal yang sangat terkait dengan kondisi geografis dan demografis,
karakteristik sosial, ekonomi, budaya, serta kelembagaan desa. Sementara itu, masyarakat di wilayah perdesaan pada umumnya masih menghadapi berbagai
keterbatasan akses terhadap beberapa fasilitas antara lain: infrastruktur pelayanan dasar pendidikan dan kesehatan, infrastruktur perekonomian perdagangan,
akomodasi, dan keuangan untuk memenuhi kebutuhan dasar pangan, sandang, dan papan, infrastruktur energi, serta infrastruktur transportasi, komunikasi, dan
informasi. Permasalahan lain yang dihadapi oleh masyarakat di wilayah perdesaan yaitu relatif rendahnya kualitas sumber daya manusia dan multidimensionalitas
kemiskinan.
Pembangunan desa dalam pendekatan membangun desa dilaksanakan sebagai bentuk intervensi dalam rangka mengurangi tingkat kesejangan kemajuan
antara wilayah perdesaan maupun antara wilayah perdesaan dan perkotaan sebagai akibat dari pembangunan ekonomi yang selama ini cenderung bias perkotaan
urban bias. Hingga saat ini, wilayah perkotaan cenderung dianggap telah mengalami kemajuan dalam berbagai bidang yang tercermin dari berbagai indikator
pembangunan, sementara itu, wilayah perdesaan masih identik dengan berbagai keterbatasan dan keterbelakangan dalam banyak aspek kehidupan.
- 21 - Pembangunan desa kemudian diharapkan menjadi solusi bagi dinamika dan
perubahan sosial masyarakat desa yang menjadi lebih baik serta menjadikan desa sebagai basis perubahan dalam banyak aspek kehidupan masyarakat. Lebih jauh
lagi, sumber pertumbuhan ekonomi diharapkan untuk lebih digerakkan ke wilayah perdesaan dengan maksud agar wilayah perdesaan menjadi tempat yang menarik
sebagai tempat tinggal dan mencari penghidupan yang layak. Infrastruktur di wilayah perdesaan, seperti prasarana dan sarana pendidikan, kesehatan,
perekonomian, energi, transportasi, komunikasi, dan informasi serta infrastruktur lain yang dibutuhkan oleh masayarakat di wilayah perdesaan harus dapat
disediakan dalam jumlah dan kualitas yang memadai sehingga memungkinkan wilayah perdesaan menjadi berkembang dan maju.
Prioritas pembangunan
berbasis kawasan
perdesaan rural-based
development disusun dengan mengacu pada tujuh area pembangunan meliputi: 1 pemenuhan standar pelayanan minimum untuk masyarakat yang tinggal di wilayah
perdesaan sesuai dengan kondisi sosial, ekonomi dan geografisnya; 2 pengelolaan sumber daya alam dan lingkungan hidup secara berkelanjutan untuk meningkatkan
kualitas kehidupan masyarakat di kawasan perdesaan; 3 penanggulangan kemiskinan dan pengembangan usaha ekonomi masyarakat di kawasan perdesaan
dalam rangka pengembangan pemberdayaan masyarakat di kawasan perdesaan; 4 pengembangan ekonomi kawasan perdesaan untuk lebih mendorong keterkaitan
perdesaan-perkotaan secara berkesinambungan; 5 pembangunan sumber daya manusia, peningkatan keberdayaan, serta pemantapan demokrasi dan modal sosial
masyarakat di kawasan perdesaan; 6 pengembangan kapasitas dan pendampingan aparatur pemerintahan Desa dan peningkatan fungsi kelembagaan Desa secara
berkelanjutan; serta 7 pengawalan implementasi UU Desa secara sistematis, konsisten, dan berkelanjutan melalui koordinasi, fasilitasi, supervisi, dan
pendampingan.
- 22 - Terdapat dua hal menarik terkait dengan pembangunan desa hingga saat ini.
Pertama, program dan kegiatan pembangunan desa dengan pendekatan membangun desa yang telah dilaksanakan oleh kementerianlembaga, serta
berbagai pemangku kepentingan terkait desa, ternyata jumlahnya sangat banyak dan beragam, namun beberapa program tersebut pada umumnya dianggap belum
menjawab atau tidak sesuai dengan kebutuhan masyarakat desa, serta belum mengacu pada Rencana Pembangunan Jangka Menengah Desa RPJM Desa dan
Rencana Kerja Pembangunan Desa RKP Desa. Tidak dapat dipungkiri bahwa masih banyak desa di Indonesia yang masih belum memiliki RPJM Desa dan RKP Desa.
Salah satu penyebab ketidaksinkronan pembangunan desa tersebut adalah karena KementerianLembaga dan pemangku kepentingan terkait pembangunan desa tidak
memiliki informasi yang memadai terkait kondisi dan kebutuhan desa di Indonesia yang jumlahnya mencapai melebihi 74.093 desa. Pengumpulan bukti
–bukti empiris mengenai kondisi nyata desa di Indonesia menjadi suatu hal yang belum dapat
dilakukan, mengingat adanya kendala terkait sumber daya manusia, waktu, dan anggaran yang dibutuhkan untuk itu yang jumlahnya akan sangat besar. Kendala
tersebut tidak hanya dirasakan oleh pemerintah yang jangkauannya jauh terhadap seluruh desa, namun juga dirasakan oleh pemerintah daerah yang secara lokus lebih
dekat ke desa dan masyarakat desa.
Kedua, saat ini pembangunan desa yang dilaksanakan di hampir seluruh desa di Indonesia belum didasarkan pada suatu acuan baku berupa standar pelayanan
minimal desa. Standar Pelayanan Minimal Desa SPM Desa merupakan hak masyarakat desa terhadap pelayanan publik yang harus disediakan oleh pemerintah,
pemerintah daerah provinsi, pemerintah daerah kabupatenkota, dan pemerintah desa. Sampai saat ini SPM Desa dengan lingkup nasional masih belum tersedia.
Meskipun demikian, tidak ada salahnya apabila pemerintah daerah maupun pemerintah desa dapat menetapkan SPM Desa terhadap kualitas pelayanan yang
diberikan kepada masyarakat desa.
- 23 - Beberapa tantangan yang dihadapi dalam pemenuhan SPM Desa hingga saat
ini antara lain: 1 kondisi dan kebutuhan masyarakat antara satu desa dengan desa lainnya yang berbeda
–beda sehingga SPM Desa menjadi tidak dapat diseragamkan baik aspek maupun volumenya; 2 sumber daya yang masih terbatas baik sumber
daya manusia maupun penganggarannya; dan 3 belum terbaginya kewenangan urusan dari pemerintah, pemerintah daerah, dan pemerintah desa dalam
pemenuhan SPM Desa dengan mengacu pada UU Desa dan peraturan pelaksanaannya.
Adapun rujukan terkait aspek pemenuhan SPM Desa adalah UU Desa beserta peraturan pelaksanaannya dimana disebutkan bahwa pembangunan desa bertujuan
untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat desa dan kualitas hidup manusia serta penanggulangan kemiskinan melalui pemenuhan kebutuhan dasar,
pembangunan sarana dan prasarana desa, pengembangan potensi ekonomi lokal, serta pemanfaatan sumber daya alam dan lingkungan secara berkelanjutan.
- 24 - BAB - III
METODOLOGI
3.1. MODEL