Pelayanan Dasar Kondisi Infrastruktur Aksesibilitastransportasi Pelayanan Publik Penyelenggaraan Pemerintahan

- 36 - Indeks Pembangunan Desa IPD 2014 yang pertama kali diluncurkan pada tahun 2015 pada dasarnya telah merujuk UU Desa khususnya pasal 74 dan pasal 78 dalam menentukan indikator sebagai pilar perhitungannya. UU Desa pasal 74 disebutkan bahwa paling tidak ada empat kebutuhan masyarakat desa yang perlu dipenuhi dalam pembangunan desa yaitu: 1 kebutuhan dasarprimer; 2 pelayanan dasar; 3 lingkungan; dan 4 kegiatan pemberdayaan masyarakat desa. Pada bagian penjelasan dalam UU Desa, kebutuhan dasar didefinisikan sebagai kebutuhan pangan, sandang, dan papan. Pelayanan dasar yang dimaksud meliputi pendidikan, kesehatan, dan infrastruktur dasar. Sedangkan dalam pasal 78 disebutkan tujuan pembangunan desa untuk meningkatkan: 1 kesejahteraan masyarakat desa; 2 kualitas hidup manusia; dan 3 penanggulangan kemiskinan. Tujuan pembangunan desa tersebut diwujudkan melalui: 1 pemenuhan kebutuhan dasar; 2 pembangunan sarana desa; 3 pembangunan prasarana desa; 4 pengembangan potensi ekonomi lokal; dan 5 pemanfaatan sumber daya alam dan lingkungan secara berkelanjutan. Karena adanya keterbatasan data, maka hal-hal yang termaktub dalam pasal 74 dan pasal 78 tersebut pada akhirnya disintesiskan menjadi lima indikatror utama dalam IPD yaitu pelayanan dasar; kondisi infrastruktur; aksesibilitastransportasi; pelayanan umum; dan penyelenggaraan pemerintahan.

4.2.1 Pelayanan Dasar

Pelayanan dasar yang dirumuskan di dalam IPD meliputi ketersediaan dan akses terhadap fasilitas pendidikan seperti TK, SD, SMP, SMA dan akses terhadap fasilitas kesehatan seperti rumah sakit, rumah sakit bersalin, puskesmas, puskesmas pembantu, poliklinikbalai pengobatan, tempat praktek dokter, tempat praktek bidan, poskesdes, polindes, dan apotek. - 37 -

4.2.2. Kondisi Infrastruktur

Kondisi infrastruktur meliputi akses terhadap fasilitas ekonomi seperti kelompok pertokoan, minimarket atau toko kelontong, pasar, restoran, rumah makan atau warungkedai makanan, hotel atau penginapan, dan bank; akses terhadap fasilitas energi seperti listrik, penerangan jalan, dan bahan bakar; akses terhadap fasilitas kesehatan dan sanitasi seperti sumber air minum, sumber air mandi, dan fasilitas buang air besar; serta akses terhadap fasilitas komunikasi dan informasi seperti komunikasi menggunakan telepon seluler, internet dan pengiriman pos atau barang.

4.2.3. Aksesibilitastransportasi

Aksesibilitastransportasi meliputi sarana transportasi lalu lintas dan kualitas jalan, aksesibilitas jalan, ketersediaan angkutan umum, dan operasional angkutan umum dan aksesibilitas transportasi waktu tempuh per kilometer transportasi ke kantor Camat, biaya per kilometer transportasi ke kantor Camat, waktu tempuh per kilometer transportasi ke kantor BupatiWalikota, dan biaya per kilometer transportasi ke kantor BupatiWalikota.

4.2.4. Pelayanan Publik

Pelayanan publik dengan variabel seperti penanganan kejadian luar biasa KLB, penanganan gizi buruk, fasilitas olah raga, dan kegiatan olah raga.

4.2.5. Penyelenggaraan Pemerintahan

Penyelenggaraan pemerintahan meliputi kemandirian seperti kelengkapan pemerintahan desa, otonomi desa, dan asetkekayaan desa dan kualitas sumber daya manusia seperti kualitas sumber daya manusia SDM dari Kepala Desa dan Sekretaris Desa. - 38 - 4.3. KUESIONER INSTRUMEN DATA DESA Upaya pengumpulan data desa yang mampu menggambarkan kondisi, dinamika, dan perubahan desa dirasa perlu segera dilakukan. Upaya ini dimaksudkan untuk mengatasi berbagai kendala keterbatasan data desa yang dibutuhkan untuk memantau dan mengevaluasi perkembangan desa secara berkesinambungan. Harapannya, kendala keterbatasan data yang dialami selama pengembangan IPD tahun 2015 dapat segera diatasi. Kajian penyusunan instrumen evaluasi pembangunan perdesaan lingkup desa ini dilakukan untuk menghasilkan instrumen pengumpulan data di tingkat desa. Instrumen tersebut diharapkan mampu mencakup semua kebutuhan data bagi keperluan penyusunan indikator input, proses, output, atau bahkan dampak outcome yang terkait dengan upaya pembangunan desa yang diamanatkan dan dimandatkan oleh UU No. 6 tahun 2014 tentang Desa. Akhirnya IPD yang pernah dihasilkan akan dapat diperbarui cakupan sintesisnya sesegera mungkin. Berdasarkan hasil analisis dan kajian literatur yang telah diselaraskan dengan kebutuhan data dan informasi, sebagaimana yang diamanatkan di dalam pasal 74 dan 78 UU No. 6 tahun 2014 tentang Desa, maka instrumen evaluasi pembangunan perdesaan lingkup desa ini disajikan sebagai berikut: - 39 - Tabel 4.1 Instrumen Evaluasi Pembangunan Perdesaan Lingkup Desa - 40 - - 41 - - 42 - - 43 - - 44 - - 45 - - 46 - - 47 - - 48 - 4.4. PARADIGMA PEMBANGUNAN DESA DALAM DIMENSI SOSIAL, POLITIK, BUDAYA DAN EKONOMI Pada bagian awal bab ini, telah diuraikan bahwa tujuan yang hendak dicapai dari pelaksanaan pembangunan desa dalam kerangka UU Desa adalah terciptanya kondisi kehidupan desa yang mandiri dan sejahtera secara berkelanjutan. Sayangnya, konsep desa yang mandiri dan sejahtera secara berkelanjutan tersebut tidak disertai dengan ukuran yang jelas. Akibatnya, hingga saat ini muncul berbagai penafsiran yang beragam terkait kriteria desa yang ideal tersebut. Berbagai penafsiran indikator tersebut pada dasarnya dapat diterima selama indikator yang disusun memang mampu menggambarkan sedekat mungkin dengan gambaran konseptual desa ideal yang ingin diwujudkan oleh desa dalam semangat dan amanat UU Desa. Dari hasil analisis terhadap IPD tahun 2015, maka dipandang perlu untuk mempertajam aspek informasi yang terkandung di dalam dokumen tersebut. IPD tahun 2015 dapat mengidentifikasi status desa tertinggal, berkembang dan mandiri, namun belum dapat menggambarkan tingkat kekuatan dan kelemahan masing- masing desa. Setiap desa memiliki kekuatan dan kelemahan yang berbeda, baik dari asek sosial, politik, budaya maupun fisik dan ekonomi. Dalam konteks ini maka pendekatan pembangunan perdesaan haruslah memperhatikan faktor-faktor kekuatan dan kelamahan masing-masing desa agar tujuan pembangunan desa sebagaimana yang diamanatkan di dalam UU No. 6 tahun 2014 tentang Desa dapat diwujudkan. Selain itu, dengan mengetahui kekuatan dan kelemahan masing-masing desa akan sangat berguna dalam rangka merumuskan berbagai macam kebijakan untuk menyusun program dan kegiatan yang sesuai bagi setiap desa, baik yang akan dilakukan oleh pemerintah, pemerintah daerah maupun oleh desa itu sendiri. - 49 -

4.4.1 Pembangunan Desa Dalam Dimensi Sosial, Politik dan Budaya