Adat Berkarya Faktor n-Ach Integrasi Masyarakat

- 50 - Sementara itu, indikator struktur politik lokal dan kelembagaan berguna untuk mengetahui pola tindakan atau aksi kelompok atau masyarakat. Menurut Harris dalam Sanderson, 1993 struktur sosial berisi pola-pola kehidupan sosial yang teratur yang dipakai di kalangan anggota suatu masyarakat, selain pola-pola sosial yang telah termasuk ke dalam infrastruktur. Stratifikasi sosial merujuk kepada adanya kelompok-kelompok dalam masyarakat yang tidak sama kekayaan dan kekuasaannya. Stratifikasi etnis dan rasial merujuk kepada apakah kelompok masyarakat dibedakan berdasarkan karakteristik rasial atau etnis. Politik merujuk kepada cara-cara terorganisasi sebuah masyarakat dalam memelihara hukum dan aturan internal, juga cara-cara mengatur dan melakukan hubungan antar- masyarakat. Mengingat fakta budaya tergolong paling sulit ditemukan, maka rincian faktornya dioperasionalkan secara lebih mudah. Ternyata hanya dua faktor budaya yang bisa diperoleh dari berbagai pustaka sosiologis dan antropologis, serta masing- masing bisa dibandingkan. Oleh sebab itu faktor budaya dianalisis bersama-sama faktor sosial dan politik, menjadi bernama faktor sosial, politik, dan budaya. Adapun rincian faktor sosial, politik dan budaya untuk penyusunan instrumen evaluasi pembangunan perdesaan lingkup desa ini disajikan sebagai berikut:

01. Adat Berkarya

Adat berkarya berisi pandangan tentang karya manusia. Nilai tinggi dapat diberikan kepada desa yang memiliki adat yang menunjang individu untuk berkarya, contohnya terdapat penghargaan karya individu dalam bentuk pemberian nama, uang, nilai karya sebagai tanda kehidupan dan sebagainya. Sedangkan nilai rendah dapat diberikan kepada desa yang memiliki adat tidak menunjang individu untuk berkarya, contohnya tidak memberi kesempatan munculnya karya individu, nilai karya sebagai tanda kemaksiatan, dan sebagainya. Data mengenai adat berkarya diperoleh dari kajian-kajian antropologis dan sosiologis secara kualitatif. - 51 -

02. Faktor n-Ach

n-Ach need of achievement, kebutuhan untuk maju berisi penilaian psikologi masyarakat setempat yang tertuju kepada kebutuhan untuk mencapai kemajuan. Penilaian ini didasarkan kepada cerita-cerita rakyat atau pandangan umum yang telah diakui masyarakat suatu desa. Nilai tinggi dapat diberikan pada cerita dan pandangan yang mengedepankan rasionalitas. Sedangkan nilai rendah diberikan kepada desa yang memiliki cerita rakyat atau pandangan umum sepenuhnya mistis.

03. Integrasi Masyarakat

Integrasi masyarakat berisi perkembangan lembaga keagamaan dalam satu tahun terakhir di desa. Integrasi masyarakat menjadi faktor penting bagi perkembangan kelembagaan ekonomi dan sosial. Desa yang terintegrasi sejak awal cenderung menuju kepada hasil pembangunan yang bisa dinikmati merata oleh masyarakat Hayami dan Kikuchi, 1987. Hal ini bisa dipandang sebagai tanda pemberdayaan masyarakat desa secara keseluruhan. Sebaliknya desa yang tidak memiliki integrasi kuat, contohnya desa-desa yang terisi banyak migran, cenderung menghasilkan kesenjangan ekonomi dan sosial sebagai salah satu efek pembangunan desa. Dalam konteks integrasi di desa, faktor agama memegang peranan penting sejak dahulu hingga sekarang Geertz, 1963; Kuntowijoyo, 1991; Saifuddin, 1986. Oleh sebab itu salah satu tanda tingkat integrasi masyarakat desa digali dari perkembangan lembaga keagamaan pada tingkat desa. Penggunaan konsep proporsi frekuensi terbanyak, secara kualitatif dominan bisa membantu untuk mengetahui tingkat kemajuan di tingkat desa secara lebih mudah. Nilai tinggi dapat diberikan kepada desa dengan perkembangan lembaga keagamaan tetap atau meningkat. Sedangkan nilai rendah untuk desa dengan perkembangan lembaga keagamaan menurun. Lembaga keagamaan tersebut mencakup aktivitas kegiatan institusi sosial majelis talim, kelompok pengajian, atau kelompok kebaktian. - 52 - Selain itu faktor integrasi masyarakat juga berisi keberadaan gotong royong di desa. Sebagaimana dikemukakan di atas, integrasi masyarakat menjadi faktor penting bagi perkembangan kelembagaan ekonomi dan sosial. Dalam konteks integrasi di desa, faktor gotong royong memegang peranan penting untuk meningkatkan lembaga lokal yang mampu berperan memenuhi kebutuhannya sendiri atau pemberdayaan diri Uphoff, 1986. Dalam kegiatan ini individu di desa mengerjakan kegiatan untuk kepentingan seluruh kelompok masyarakat desa. Oleh sebab itu digunakan ukuran keberadaan aktivitas lembaga gotong royong. Nilai tinggi dapat diberikan kepada desa yang memiliki aktivitas gotong royong. Sedangkan nilai rendah diberikan kepada desa yang tidak memiliki aktivitas gotong royong. Hal yang juga tidak kalah pentingnya dari faktor integrasi masyarakat ini adalah perkembangan satu atau lebih jenis kejahatan dalam satu tahun terakhir di desa. Uraian sebelumnya telah menjelaskan integrasi kemasyarakatan desa dilihat dari sudut pandang yang positif semakin meningkat indikator maka semakin tinggi integrasi desa, maka di sini dilakukan tinjauan negatif yaitu indikator yang meningkat justru menunjukkan integrasi desa yang menurun. Contohnya peningkatan jumlah bunuh diri yang tidak terikat suatu sekte agama tertentu ternyata menunjukkan penurunan integrasi masyarakat setempat Durkheim, 1952. Satu contoh jenis kejahatan telah mencukupi untuk memberi tanda tingkat integrasi masyarakat. Oleh sebab itu digunakan konsep keberadaan yang cenderung tetap atau meningkat pada salah satu atau lebih jenis kejahatan di dalam desa. Nilai tinggi diberikan kepada desa dengan tidak ada seluruh jenis kejahatan, atau perkembangan seluruh jenis kejahatan menurun. Sedangkan nilai rendah untuk desa dengan perkembangan salah satu atau lebih jenis kejahatan tetap atau meningkat. Jenis kejahatan tersebut mencakup jenis kejahatan yang terjadi setahun yang terakhir dalam bentuk pencurian, perampokan, penjarahan, pembunuhan, penganiayaan, perkelahian massal, pembakaran, bunuh diri, dan kejahatan lain-lain. - 53 -

04. Fasilitas Pendidikan