- 71 -
SUB BIDANG SUB SUB
BIDANG KEWENANGAN PEMERINTAH
6. Informasi dan
Data Mikro Kependudukan
dan Keluarga Kebijakan dan
Pelaksanaan Data Mikro
Kependudukan dan Keluarga
1. Penetapan
kebijakan dan
pengembangan informasi serta data mikro kependudukan dan keluarga.
2. Penetapan pedoman, norma, standar
dan prosedur
pengembangan informasi
serta data
mikro kependudukan dan keluarga.
3. Fasilitasi pengelolaan informasi serta
data mikro
kependudukan dan
keluarga.
7. Keserasian Kebijakan
Kependuduk- an
Penyerasian dan Keterpaduan
Kebijakan Kependudukan
1.
Penetapan kebijakan terpadu antara perkembangan kependudukan aspek
kuantitas, kualitas, dan mobilitas dengan
pembangunan di
bidang ekonomi,
sosial budaya
dan lingkungan.
2.
Pengkajian dan
penyempurnaan peraturan perundang-undangan yang
mengatur perkembangan
dan dinamika kependudukan.
3.
Pengelolaan dan
penyerasian isu
kependudukan ke dalam program pembangunan sektoral dan daerah.
8. Pembinaan Kebijakan dan
Pelaksanaan Pembinaan
Pengembangan dan Penetapan kebijakan, norma,
standar dan
prosedur penyelenggaraan pembinaan, monitoring,
evaluasi, fasilitasi,
asistensi, dan
supervisi pelaksanaan program KB.
- 72 - 0. BIDANG PERHUBUNGAN
SUB BIDANG SUB SUB
BIDANG KEWENANGAN PEMERINTAH
1. Perhubungan
Laut
1.
Kapal berukuran tonase kotor sama dengan atau lebih dari 7 GT
≥7 yang berlayar hanya di perairan daratan
sungai dan danau:
a.
Penetapan standar laik air serta pedoman keselamatan kapal.
b.
Penetapan prosedur pengawasan keselamatan kapal.
c.
Pengaturan pengukuran kapal.
d.
Pengaturan pendaftaran kapal.
e.
Pengaturan pas
kapal perairan
daratan.
f.
Menetapkan tanda panggilan call sign kapal.
2.
Kapal berukuran tonase kotor kurang dari 7 GT 7 yang berlayar hanya di
perairan daratan sungai dan danau:
a.
Penetapan standar laik air serta pedoman keselamatan kapal.
b.
Penetapan prosedur
pengawasan keselamatan kapal.
c.
Pengaturan pengukuran kapal.
d.
Pengaturan pas
kapal perairan
daratan.
3.
Kapal berukuran tonase kotor lebih dari atau sama dengan GT 7 GT
≥ 7 yang berlayar di laut:
a. Penetapan standar laik air serta
pedoman keselamatan kapal. b.
Penetapan prosedur pengawasan keselamatan kapal.
c. Pengesahan
gambar rancang
bangun dan
data kelengkapan
kapal. d.
Pengawasan pelaksanaan
keselamatan kapal. e.
Pelaksanaan pengukuran kapal. f.
Pelaksanaan pendaftaran kapal. g.
Penetapan tanda panggilan call sign kapal.
- 73 -
SUB BIDANG SUB SUB
BIDANG KEWENANGAN PEMERINTAH
h. Penerbitan surat tanda kebangsaan
kapal dan pencatatan kapal dalam buku
register surat
tanda kebangsaan kapal.
i. Pelaksanaan
pemeriksaan konstruksi kapal.
j. Pelaksanaan
pemeriksaan permesinan kapal.
k. Penerbitan sertifikat keselamatan
kapal. l.
Pelaksanaan pemeriksaan
perlengkapan kapal. m.
Pelaksanaan pemeriksaan
radioelektronika kapal. n.
Penerbitan dokumen pengawakan kapal.
o. Pemberian
surat persetujuan
berlayar.
4.
Kapal berukuran tonase kotor kurang dari GT 7 GT 7 yang berlayar di laut:
a. Penetapan standar laik air serta
pedoman keselamatan kapal. b.
Penetapan prosedur pengawasan keselamatan kapal.
c. Pengaturan pengukuran kapal.
d. Pengaturan surat tanda kebangsaan
kapal pas kecil. e.
Pemberian surat
persetujuan berlayar.
f. Pencatatan kapal dalam buku
register pas kecil. 5.
Persetujuan lokasi pelabuhan laut. 6.
Penyelenggaraan pelabuhan laut yang dikelola oleh BUMN dikerjasamakan
dengan Pemerintah Aceh danatau pemerintah kabupatenkota.
7. Penetapan keputusan pelaksanaan
pembangunan pelabuhan utama dan pelabuhan pengumpul.
8. Pertimbangan teknis penambahan dan
atau pengembangan fasilitas pokok pelabuhan
utama dan
pelabuhan pengumpul.
- 74 -
SUB BIDANG SUB SUB
BIDANG KEWENANGAN PEMERINTAH
9. Penetapan pelabuhan baru yang
terbuka bagi perdagangan luar negeri kecuali Kawasan Sabang.
10. Izin usaha perusahaan angkutan laut
bagi perusahaan yang berdomisili dan beroperasi pada lintas pelabuhan
antarprovinsi dan internasional.
11. Izin operasi angkutan laut khusus.
12. Penetapan tarif angkutan laut dalam
negeri untuk
penumpang kelas
ekonomi. 13.
Penyusunan jaringan trayek angkutan laut dalam negeri.
14. Penetapan trayek angkutan laut
perintis dan penempatan kapalnya. 15.
Penetapan perairan pandu luar biasa. 16.
Penetapan perairan wajib pandu. 17.
Pelimpahan kewenangan pemanduan untuk keselamatan pelayaran.
2. Perhubungan Udara