Bangunan Gedung dan Pemberdayaan 1.

- 18 - SUB BIDANG SUB SUB BIDANG KEWENANGAN PEMERINTAH b. Pembinaan 1. Fasilitasi peningkatan kapasitas daerah dalam pengembangan kawasan strategis nasional. 2. Penyelesaian masalah pengembangan kawasan yang terkait dengan pelaksanaan kebijakan nasional. c. Pembangun- an Penyelenggaraan pengembangan kawasan strategis nasional. d. Pengawasan Pengawasan dan pengendalian pengembangan kawasan strategis nasional.

9. Bangunan Gedung dan

Lingkungan 1. Pengaturan Penetapan kebijakan, norma, standar dan prosedur bangunan gedung dan lingkungan termasuk penetapan Standar Pelayanan Minimal SPM. 2. Pembinaan Fasilitasi kepada Pemerintah Aceh dalam penyelenggaraan bangunan gedung dan lingkungannya. 3. Pembangunan 1. Pembangunan dan pengelolaan bangunan gedung dan rumah negara yang menjadi aset Negara yang dikuasai oleh Pemerintah. 2. Penetapan status bangunan gedung dan lingkungan yang dilindungi dan dilestarikan yang berskala nasional atau internasional. 4. Pengawasan 1. Pengawasan dan evaluasi terhadap pelaksanaan norma, standar dan prosedur pengelolaan penyelenggaraan standar teknis bangunan gedung dan lingkungannya, serta gedung dan rumah negara termasuk penetapan Standar Pelayanan Minimal SPM. 2. Pengawasan dan penertiban pembangunan dan pemanfaatan bangunan gedung fungsi khusus. 3. Pengawasan dan penertiban pelestarian bangunan gedung dan lingkungan yang dilindungi dan dilestarikan yang berskala nasional atau internasional. - 19 - SUB BIDANG SUB SUB BIDANG KEWENANGAN PEMERINTAH 10.Jasa Konstruksi 1. Pengaturan 1. Penetapan kebijakan, norma, standar dan prosedur jasa konstruksi termasuk penetapan Standar Pelayanan Minimal SPM. 2. Fasilitasi untuk mendapatkan dukungan lembaga keuangan dalam memberikan prioritas pelayanan, kemudahan dan akses untuk memperoleh pendanaan. 3. Penetapan dan penerapan kebijakan nasional pengembangan keahlian dan teknik konstruksi.

2. Pemberdayaan 1.

Pemberdayaan Lembaga Pengembangan Jasa Konstruksi LPJK Nasional serta asosiasi badan usaha dan profesi tingkat nasional. 2. Fasilitasi peningkatan kemampuan usaha jasa konstruksi mengenai teknologi, sistem informasi, penelitian dan pengembangan teknologi. 3. Perintisan penyelenggaraan pelatihan tenaga terampil konstruksi sebagai model. 4. Fasilitasi proses sertifikasi tenaga terampil konstruksi. 5. Fasilitasi untuk mendapatkan dukungan lembaga keuangan dan lembaga pertanggungan dalam memberikan prioritas pelayanan, kemudahan dan akses untuk memperoleh pendanaan dan jaminan pertanggungan resiko.

3. Pengawasan 1.